bc

Aku Muak Diselingkuhi, Mas!

book_age18+
1.6K
FOLLOW
11.0K
READ
family
heir/heiress
tragedy
bxg
loser
detective
affair
stubborn
like
intro-logo
Blurb

"Aku nyaman dengannya, aku juga merasa tenang di dekatnya. Jujur aku telah mencintainya."Dunia Ayna seketika runtuh tak bersisa mendengar pengakuan Shaka atas perasaannya terhadap selingkuhannya. Kecukupan ekonomi serta kesempurnaan hidup dengan titipan amanah sepasang putra putri nyatanya tidak menjadikan rumah tangganya baik-baik saja.Ayna tidak habis pikir, apa sebenarnya yang membuat Shaka justru lari dalam pelukan perempuan lain?"Mas, apa yang kurang dari aku, apa yang kurang dari rumah tangga kita, sampai kapalmu tersesat ke dermaga yang lain?" jerit pilu Ayna mewakili hancurnya hati yang kini ia rasakan. Lalu, apakah Ayna mampu mempertahankan kapal suaminya untuk terus bersandar di dermaga hatinya?Yuk ikuti terus kelanjutan kisah mereka hanya di Dreame/Innovel.Jangan lupa tap love, follow, dan tinggalkan jejak di kolom komentar ya???

chap-preview
Free preview
Pengakuan Yang Menyakitkan
“Apa yang kalian lakukan?” tanya Ayna dengan d*da bergemuruh, tangan terkepal, dan mata menatap nyalang pada dua orang di depan matanya. Ayna berusaha keras untuk menahan gejolak amarah yang hampir memenuhi pikiran. Setelah tenang dan merubah raut wajahnya, dengan gaya elegannya perempuan beranak dua itu pun ikut duduk tepat di kursi sebelah sang suami. Ayna kini sedang memergoki suami serta selingkuhannya di sebuah café yang ada di tengah Kota Malang. “Ma-ma ….” Kata itu bukan sebuah panggilan, melainkan sebuah ucapan yang keluar dengan spontan dari mulut Shaka ketika melihat Ayna berdiri di hadapannya. Namun, tidak dengan selingkuhan suaminya, perempuan itu tidak memperlihatkan raut wajah gelisah atau ketakutan sama sekali. “Aku tidak menyangka jika selama ini kalian masih memiliki hubungan ...," ujar Ayna penuh penekanan. “Kita hanya sedang mengobrol,” sahut si perempuan yang diketahui bernama Alinka tersebut. Sedangkan Shaka hanya diam membatu. "Ngobrol? Kamu pikir aku percaya?" tanya Ayna sinis. "Bukannya sudah kuperingatkan dirimu sebelumnya untuk tinggalkan Mas Shaka?" "Aku nyaman dengan Mas Saka. Ku rasa Mas Shaka juga begitu denganku," aku Alinka tanpa rasa bersalah. “Kalian sudah gila! Apa kalian tidak memikirkan pasangan kalian masing-masing, hah?" hardik Ayna. "Ingat Alinka, kau sudah memiliki suami. Dan kamu, Mas! Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanku?" tanya Ayna. Alinka terkekeh mendengar ucapan Ayna. Ia sama sekali tidak iba pada perempuan yang ada di hadapannya saat ini. Sedangkan Ayna sendiri juga hanya menatap miris pada dua orang yang sedang sama sama bungkam. Ia menarik napas, kemudian dikeluarkannya perlahan. Rasanya ingin sekali Ayna meluapkan amarahnya saat ini juga, tapi ia masih waras mengingat kini ia sedang berada di tempat umum. “Ini terakhir kali aku peringatkan pada kalian berdua. Sudahi hubungan terlarang kalian, atau aku akan beberkan semuanya pada suamimu, Alinka!" desis Ayna berusaha meredam emosi dan merendahkan suara. “Apakah ini merupakan sebuah ancaman untukku?” tanya Alinka balik dengan wajah songongnya dan dengan sebuah kekehan meremehkan. “Asal kamu tahu aja ya, suamiku sudah mengetahui bagaimana hubunganku dengan Mas Shaka,” jelas Alinka dengan begitu entengnya. “Jadi kamu gak perlu repot repot menyampaikan hal ini ke suamiku,” imbuh Alinka. Sungguh Ayna merasa heran, rupanya di dunia ini ada ya wanita sepicik Alinka. Ayna pun sudah malas untuk melanjutkan perdebetannya dengan Alinka. “Begini saja deh, kalian maunya seperti apa?” pungkas Ayna. Pertanyaan Ayna ternyata sukses membuat suasana menjadi hening, tak ada yang berani menjawab. Ayna pun dengan tenang menatap netra Alinka dan Shaka secara bergantian, menunggu salah satunya menjawab, tapi ternyata jawaban yang Ayna tunggu tunggu tidak keluar dari mulut keduanya. “Cukup!” Tiba tiba Shaka bersuara. “Apakah perdebatan kalian sudah selesai?” tanya ulang Shaka dengan ekspresi wajah tak bersalahnya. Padahal duduk perselisihan antara Ayna dan Alinka adalah kesalahan yang dirinya buat. “Ayo kita pulang, aku jelaskan di rumah,” ajak Shaka pada Ayna. “Aku butuh penjelasan sekarang, Mas. Mumpung semuanya ada, biar jelas sekalian,” bantah Ayna. “Ini tempat umum, jangan buat keributan di sini. Jadi kita selesaikan saja di rumah,” tegas Shaka pada Ayna. “Dan kamu, Lin, kamu mau ikut pulang atau masih mau di sini?” tanya Shaka pada Alinka. “Pulang saja duluan, Mas. Aku masih mau di sini,” jawab Alinka dengan nada yang sulit diartikan. “Okey, aku pulang duluan ya, kamu hati hati kalau pulang!” pesan Shaka dan Alinka pun merespon dengan anggukan kepala. Sedangkan Ayna sendiri gedek melihat percakapan kedua orang itu yang sok mesrah. Benar benar gak tahu diri dan gak punya hati mereka hingga dengan tenangnya bersikap demikian di depan Ayna. Lantas Shaka beranjak dari tempat duduknya, diikuti oleh Ayna. Dengan sangat sengaja Ayna memeluk lengan tangan kekar milik Shaka begitu mesrah. Ketika Ayna menolehkan kepalanya ke arah Alinka, ternyata Alinka memperhatikan Ayna dan Shaka yang perlahan meninggalkannya sendiri. Ayna pun menampilkan senyum termanisnya pada Alinka seraya mengeratkan pelukan tangannya, seolah berkata jika dialah perempuan pemilik Shaka yang sah. Ekspresi wajah Alinka memang terlihat biasa saja ketika menyaksikan itu. Namun, tanpa ada yang tahu bahwa sebenarnya hati Alinka dipenuhi bara api. "Jangan begini, Ay!" tegur Shaka seraya ingin melepaskan tangan Ayna dari lengannya. "Kenapa tidak boleh begini? Aku ini istri kamu yang sah kalau kamu lupa, Mas. Aku berhak atas kamu." Bukanya melepas tangan Shaka, Ayna malah semakin mengeratkan pegangannya. Shaka tak bisa membantah lagi. Akhirnya dia biarkan saja Ayna begitu. Mereka pun melanjutkan langkahnya ke parkiran. Ketika Ayna ingin masuk ke dalam mobil, Shaka menghalangi dan meminta kunci mobil, membuat Ayna mengerutkan kening. "Ke mana mobil kamu, Mas?" "Aku tinggal di kantor," jelas Shaka. "Oh, jadi kamu ke sininya pakai mobil dia, berduaan gitu?" Shaka mengangguk. Ayna langsung menghela napas berat dan mau tidak mau mereka pun pulang bersama dengan mobil Ayna. Dalam perjalanan pulang, tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut Ayna maupun Shaka, mereka sama sama diam membisu membuat suasana seperti kuburan. Sesampainya di rumah, Ayna langsung masuk kamar dan duduk di bibir dipan untuk menunggu Shaka menjelaskan semuanya. Sungguh Ayna lelah dengan semuanya, ini bukan yang pertama kali dia memergoki suaminya dengan wanita yang bernama Alinka itu, bahkan Ayna sudah pernah memohon kepada Alinka untuk menjauhi suaminya. Namun, nyatanya itu hanya dianggap guyonan belaka oleh Alinka, buktinya dia masih saja mendekati Shaka. “Tolong jelaskan semua yang perlu aku tahu, Mas!” pinta Ayna pada Shaka yang baru saja muncul di balik pintu kamarnya. “Haruskah dibahas sekarang?” Sungguh Ayna gemas mendengar pertanyaan suaminya itu. Ayna langsung melirik tajam ke arah Shaka, lantas Ayna berdiri dan berjalan ke arah Shaka. “Aku muak diselingkuhi, Mas.” Suara Ayna naik satu oktaf, menggelegar memenuhi seantero kamar. Kesabarannya seakan sudah habis menghadapi perbuatan sang suami. “Aku butuh kejelasan dari semua yang kamu lakukan dengannya di belakang aku selama ini,” imbuh Ayna. Shaka masih diam membatu di tempatnya, tersirat di wajahnya seakan mempertimbangkan banyak permikiran untuk ia ungkapkan. Detik kemudian Shaka pun bersuara, “Aku nyaman dengannya, aku juga merasa tenang di dekatnya. Jujur, aku telah mencintainya,” aku Shaka kemudian. Mendengar penjelasan Shaka, Ayna langsung terduduk lemas di lantai. Tungkak kakinya tak lagi bisa menopang tubuhnya. Seperti ada banyak anak panah yang menancap di tubuhnya, terutama di bagian dadanya. Dunia Ayna serasa hancur ketika mengetahui suami yang dicintainya kini mencintai wanita lain selain dirinya, atau bahkan mungkin kini dirinya sudah tak lagi dicintai oleh sang suami. Kaget, gemetar, d**a sesak, dan bahkan Ayna ingin menjerit sekencang kencangnya akibat sakit yang teramat dalam yang dia rasakan. Ternyata musuh terbesarnya saat ini bukan orang lain, melainkan orang terdekatnya, orang yang bahkan sangat dia cintai. Air mata Ayna meluap menganak sungai, sungguh tega suaminya mengkhianati dirinya serta pada kedua anak anaknya. “Apa yang kurang dariku, Mas? Apa yang kurang dari rumah tangga kita, sampai kapalmu tersesat ke dermaga yang lain?” tanya Ayna dalam kepiluannya. “Apa dermagaku tak lagi menarik untuk kau sandari, Mas?” Ayna benar benar kecewa pada sang suami. “Aku rasa wajahku tak kalah cantik dengannya, aku juga telah melahirkan putra putrimu, Mas. Keuangan kita pun stabil, aku bahkan ikut bekerja untuk membantu keuangan keluarga kita, Mas. Sampai kita bisa memiliki mobil sendiri sendiri dan bisa membangun rumah semegah ini dengan hasil jerih payah kita berdua. Ku rasa rumah tangga kita sudah bisa dikatakan sempurna dengan apa yang kita miliki semuanya. Lalu, apa yang membuat kamu silau mata dan menghianati rumah tangga kita, Mas?” Ayna menangis tergugu di atas dinginnya lantai kamarnya. "Apa yang perlu aku rubah dari penampilanku agar kamu tidak berpaling dariku, Mas? Katakan, Mas!" teriak Ayna di depan wajah Shaka. "Kamu pun bebas mau merubahku sesuka hatimu, dan akan dengan senang hati aku menurutinya, asal hatimu tetap milikku, Mas. Selama ini aku pun merasa telah melakukan yang terbaik untukmu, Mas," tutur Ayna dengan raut wajah yang sangat mengenaskan. “Tidak ada yang kurang maupun ada yang salah dari dirimu maupun rumah tangga kita, tapi memang perasaan itu mengalir sendiri tanpa bisa aku kontrol,” aku Shaka. “Sebenarnya bukan kamu gak bisa kontrol, tapi kamu gak mau berusaha, Mas. Harusnya kamu jauhi wanita itu kalau kamu sadar perasaan itu salah!” protes Ayna. “Aku sudah berusaha untuk menghindari dia, aku juga sudah berusaha untuk mengenyahkan semua perasaan ini, tapi tetap saja tidak bisa. Dan tolong jangan pernah menyalahkan Alinka atas apa yang terjadi di antara kita!” pinta Shaka yang semakin membuat d**a Ayna semakin sesak. Ayna pun berusaha berdiri dengan sisa kekuatan yang ia punya. “Aku benar benar sudah lelah, aku juga sudah capek, bahkan aku juga sudah muak, Mas. Aku gak tau lagi harus bagaimana untuk menghadapi kamu. Di saat gentingnya suasana rumah tangga kita, bisa bisanya kamu masih membela dia di hadapanku. Saat ini duniaku sudah benar benar hancur, aku gak sanggup jika terus terusan kamu buat seperti ini, Mas. Jadi, sekarang aku minta kamu pilih aku atau dia?” tanya Ayna penuh penekanan. “Kalau kamu memang pilih dia, ya sudah kamu tinggalkan saja aku. Tapi kalau kamu pilih aku, tinggalkan dia, dan kembalilah padaku dan pada anak anak kita!” tegas Ayna kemudian.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.7K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.3K
bc

CINTA ARJUNA

read
13.1K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.4K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.3K
bc

Ayah Sahabatku

read
23.9K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
22.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook