bc

MUTIARA HATI

book_age18+
153
FOLLOW
1K
READ
revenge
family
fated
submissive
goodgirl
drama
tragedy
sweet
scary
coming of age
like
intro-logo
Blurb

Nisa, Ameliya dan Audy, harus di hadapkan dengan permasalahan dalam hubungan yang ketiganya jalani masing-masing. Adit, yang tidak lain adalah suami Nisa, harus terus diuji dengan kehadiran Cindy yang tidak lain adalah adik dari msuhnya sendiri. Ameliya, harus menghadapi mertuanya yang terus saja bersikap tidak adil pada kedua anaknya hanya karena anak pertamanya bukan anak kandung Dimas. Sedangkan Audy dihadapkan dengan Rasya yang belum juga berniat menikahinya.

chap-preview
Free preview
BAB 1
                Nisa melangkahkan kakinya ke luar dari rumah. Sesaat tersenyum ke dua orang bodyguardnya yang berdiri dengan setianya di depan pintu, lantas melangkah ke mobil yang sudah menantinya di depan rumah dengan seorang supir, yang begitu sopannya membukakan pintu untuknya. Nisa masuk ke dalam mobil, membiarkan sang supir menutup kembali pintunya. Nisa mengecek handphonenya yang sejak tadi berdering, membaca satu nama di layar handphonenya, lantas tersenyum lebar. Nisa menekan tombol penjawab telepon saat sang supir mulai melajukan mobil melewati gerbang yang sudah dibuka lebar oleh seorang satpam penjaga rumah Nisa.                 “Halo, Dy, aku otw nih,” ucapnya sembari memperlebar senyuman. “Tunggu di situ aja, jangan ke mana-mana, sebentar lagi Ameliya juga tiba,” lanjut Nisa lantas terlihat anggukan kepalanya, mengakhiri telepon dan mengembalikan handphonenya ke dalam tas. Nisa menatap ke luar jendela, melipat kedua tangan di d**a sembari kembali tersenyum.                 “Kita langsung ke café, Mbak?” tanya Anton, supir pribadi Nisa.                 “Iya, Pak, langsung saja,” jawab Nisa ramah sembari tersenyum sesaat kea rah spion di depan kepala Anton. Nisa kembali menatap ke luar jendela, sembari tersenyum lega. Meraih kembali sesuatu dari dalam tas. Sebuah kotak kecil yang sejak tadi di rumah, membuat Nisa tersenyum tanpa henti. ***                 “Nah, kan, datang juga!” seru Audy yang melihat Nisa masuk ke dalam café tempatnya janji temu. Terlihat Ameliya juga di sana, duduk di samping Audy yang perlahan berdiri dengan sedikit susah payah. Perutnya yang buncit, membuatnya harus dibantu Audy, dan Nisa sendiri langsung tersenyum lebar, sembari mendaratkan ciuman pipi kanan dan kiri pada keduanya secara bergantian, lantas kembali duduk.                 “Ada apa sih, Nis, tiba-tiba ngajak ketemuan?” tanya Audy lagi sembari menggeser lemon tea pesanan Nisa yang sudah dia pesan sebelum tiba. “Kamu tau gak, gara-gara ajakan kamu, aku jadi gagal nemanin Rasya ketemu kliennya. Untuk dia gak marah, sempat marah, gawat, kan?”                 “Rasya gak bakalan marah sama kamu, Kak,” sindir Ameliya yang langsung saja membuat keduanya tertawa. “Kayaknya kebalik deh, kamu yang sering marah sama Rasya.                 “Ust, panggil dia abang, di itu kakak iparmu lho, Dek!” seru Audy berpura-pura eksal yang kembali membuat Nisa tertawa. “Jadi, apaan nih yang mau dikasih tau, sampai gak boleh ngasih tau Adit duluan?”                 Nisa tersenyum lebar, ngeluarin kotak kecil yang sengaja dia simpan dalam tas, lantas menggesernya ke hadapan keduanya. Audy mau pun Ameliya menatap kotak itu heran bukan main, lantas kembali mengarahkan tatapan ke Nisa yang masih tersenyum lebar, sembari memainkan kedua alisnya naik dan turun.                 “Ini apaan?” tanya Audy lagi.                 “Siapa yang ulang tahun, Kan?” tambah Ameliya. “Kayaknya aku sama Kak Audy gak ulang tahun deh.”                 “Ini bukan hadiah ulang tahun,” jawab Nisa setengah berbisik. “Buka saja dulu.                 Audy dan Ameliya sesaat saling bertatapan, lantas kembali mengarahkan tatapan ke kotak. Audy meraihnya, membuka kotak itu lantas kaget bukan main saat melihat kejutan yang ada di dalam. Sebuat testpack yang membuat Audy tersenyum lebar menatap Nisa. Ameliya sendiri pun ikut tersenyum saat melihatnya.                 “Kamu hamil. Nis?” tanya Audy yang langsung disambut Nisa dengan anggukan cepat.                 Ketiganya tak bisa menahan gejolak kebahagiaan hingga membuat ketiganya, kompak berteriak kesenangan. Beberapa pengunjung café yang sedang menikmati makan siang, spontan saja mengarahkan sorot matanya ke ketiganya. Nisa yang menyadari situasi terlebih dulu, langsung meminta Audy dan Ameliya untuk memelankan suara, walau tetap saja ketiganya tak bisa membendung kebahagiaan.                 “Tuh kan, apa aku bilang, kamu bisa hamil lagi, Nis!” seru Audy yang langsung dijawab Nisa dengan anggukan kepala. “Ini seriusan Adit belum tau?”                 Nisa menggelengkan kepala, “Niatnya entar malam pas dia ulang tahun, jadi akum au ngasih kejutan gitu. Mudah-mudahan sih, ini jadi hadiah terbaik buat ulang tahunnya kali ini.”                 “Ya jelaslah, Kak. Aku aja senang bukan main ngedengarnya, apa lagi Bang Adit,” jawab Ameliya sembari terus melihat ke testpack. “Aku benaran gak nyangka, penantian kalian berakhir juga. Mudah-mudahan kali ini bisa lahir sehat ya, Kak? Gak ada masalah lagi.”                 “Aamiin, aku pun berharap gitu, Dek,” jawab Nisa sembari membalas genggaman tangan Ameliya di tangannya yang terlebih dulu dia lakukan.                 “Selagi si Alea itu masih terganggu mentalnya, aku yakin kehidupan kita bakalan aman, tentram dan nyaman kayak gini,” jawab Audy lagi. “Kalian enak, udah pada nikah, udah pada mau punya anak, lha aku… Rasya masih aja betah kayak gini. Aku pikir dia ngejar aku ke London kemarin, mau ngajak nikah di sana, gak taunya, kagak!” Audy memanyunkan bibirnya yang membuat Nisa tak tega melihatnya.                 Audy benar, sudah sejak lama Rasya berniat menikahinya. Namun karena masalah kerjaan yang baru saja dia mulai, membuat Rasya mengurung pernikahannya. Perusahaan sang ayah yang dia baru saja pegang, membuat Rasya terlalu sibuk hingga mengabaikan rencana dua tahun lalu itu. Rasya juga masih takut, jika dipaksakan nikah dengan kondisi keuangan yangn beum stabil, malah akan membuat kehidupan pernikahannya berantakan. Padahal Audy selalu bilang, kalau rezeki sudah ada yang mengatur, tapi tetap saja Rasya erat memang keyakinannya untuk mencapai targetnya sebelum menikahi Audy. Audy malah sempat ragu padanya.                 “Sabar, mungkin Rasya belum siap,” jawab Nisa yang kembali membuat Audy menghela napas pelan.                 “Mau sampai kapan, Nis?” tanya Audy lagi. “Lama-lama aku cari cowok lain, baru tau rasa!”                 “Eh, iya, ngomong-ngomong soal cowok lain, aku baru dengar kabar dari Dimas tentang….” Ameliya tampak ragu melanjutkan ucapannya. Nisa mengarahkan tatapan ke Ameliya sembari memberi isyarat untuk tidak memberitahu Audy tentang kabar yang baru dua hari lalu keduanya terima. Nisa menerimanya dari Adit, sedangkan Ameliya menerimanya dari Dimas. Audy yang mendapati kode-kodean dari keduanya melalui gerakan mata, langsung menaruh curiga, memegang tangan kedua wanita di dekatnya, lantas memaksa keduanya untuk jujur.                 “Ada apa?” tanya Audy yang tampak yakin bahwa keduanya sedang menyimpan sesuatu. “Pasti ada rahasia besar yang kalian sembunyikan dari aku, kan?” tanya Audy lagi yang membuat Ameliya menelan air liurnya sendiri. Dia tampak menyesal karena sudah terlalu polos mengeluarkan kalimat pancingan itu. Dia benar-benar lupa, kalau Dimas dan Adit sepakat tidak memberitahu Audy dulu, sampai waktu yang tepat. Nisa menundukkan kepala, mencoba mencari jawaban yang oaps untuk diberikan pada Audy, walau Nisa sendiri masih bingung, jawaban apa yang harus dia berikan.                 “Kok malah diam?” tanya Audy lagi. “Ayo jawab, kalau gak akuk marah nih!” ancam Audy yang membuat Ameliya dan Nisa menyerah.                 “Aku dengar kabar, kalau minggu depan…,” jawab Ameliya sembari mengarahkan tatapannya ke NIsa. Nisa mengangguk pelan seolah mengizinkannya untuk memberitahu Audy. “Jordi bebas dari penjara.”                 Audy kaget bukan main. Seketika genggamannya terlepas. Audy menatap ke gelasnya, denga ekspresi tidak percaya. Nisa dan Ameliya mencoba menenangkannya yang tampak kaget dan seolah tidak bisa terima kabar buruk itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook