Part 04. Janji Cinta Kita

1351 Words
Bintang Sinar mentari pagi ini bersinar sangat cerah, menembus celah kaca jendela kamar, selimut masih membalut tubuh seorang laki-laki yang masih terlelap terbawa di alam mimpi. Tok Tok!. Suara ketukan pintu seketika membangunkanku, tubuh ini terasa lelah dan mata ini terasa masih mengantuk. "Bintang, bangun sayang!." suara mama membangunkanku, "Ya Ma." jawabku dengan suara sedikit serak, Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan segera membuka pintu kamar. "Sayang, mama sama papa hari ini mau pergi mengurus surat keperluan buat kita pindah nanti, makanan sudah siap, jangan lupa sarapan ya." kata wanita dewasa itu sambil mengusap kepala anaknya. "Ya Ma, hati-hati." jawabku sambil menguap, mama melihatku tersenyum sambil menggelengkan kepala. Setelah mama pamit untuk pergi. aku berjalan ke dalam kamar dan kembali menjatuhkan tubuh di atas tempat tidurku, sejenak aku memejamkan mata, dan seketika aku teringat dengannya, "Senja!." Aku segera bangun dan menuju ke kamar mandi, butiran air shower membasahi kepala dan tubuhku sehingga tubuh ini kembali segar dan bersemangat, selesai mandi aku segera mengambil baju yang ada di dalam lemari dan memakainya. Aku duduk disamping tempat tidur, kuambil ponsel yang berada di atas nakas dan segera ku tekan nomer Senja, tak selang berapa lama. [Halo, kak.] terdengar suara Senja dari seberang sana. "Halo Senja! Kamu lagi apa sayang?." Tanyaku. [Lagi, nungguin janji kamu.] godanya di barengi dengan suara tawa. "Ish, apaan sih, aku sedang sarapan sebentar lagi aku jemput kamu sayang." ia tak menjawab, aku segera berjalan keluar kamar menuju ke ruang makan. "Tungguin aku oke." tanpa menunggu jawaban darinya, aku segera matikan ponsel dan mengambil makanan diatas meja untuk sarapan. Selesai sarapan aku bersiap dan segera mengambil kunci motor untuk pergi menjemput Senja. Perjalanan ini terasa sangat lama, segera ku tambah kecepatan laju motorku karena aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya dan berada di sampingnya, aku sangat mencintainya. Aku sudah sampai didepan Rumah Senja, aku lihat dia sudah berada disana, dia duduk diteras depan rumahnya, ternyata dia sudah menungguku. Aku segera turun dari motor dan menghampirinya. "Sayang, kamu menungguku?" tanyaku. "iya." jawabnya. Aku tersenyum senang karena dia menungguku. "Kita, mau kemana kak?" tanya-nya penasaran. "Rahasia, dong," Aku menggodanya. "Ah, gak asik" rajuknya, tangannya bersedekap sambil memajukan mulutnya. Aku gemas dan menarik hidungnya, "Auw, sakit kak!" jeritan Senja membuatku terkekeh. "Ayok." ajakku sambil menarik tangannya, ku pakaikan helm dikepalanya, kami sudah berada diatas motor dan segera kulajukan motor keluar dari halaman rumah Senja. Di perjalanan seperti biasa dia memelukku erat, aku suka seperti ini, mungkin ini hari terakhir kami bersama, dengan sengaja ku kurangi kecepatan motor ini, supaya sedikit lebih lama dipeluknya seperti ini, ku usap tangannya yang melingkar diperutku dengan lembut, nyaman sekali rasanya, tanpa sengaja aku tersenyum sendiri. *** Mall Kami sudah sampai di Mall Aku memarkirkan motor dan melepas helm, kulihat Senja sedikit bingung dan dia menatapku. "Kak, kok kita kesini?." tanya-nya, "Iya, ayok masuk." Aku menarik tangannya, kita berjalan memasuki pintu kaca Mall itu, kulihat kebingungan masih menghiasi wajahnya, "Lucu." gumamku yang tak terdengar olehnya, Aku tersenyum melihatnya bingung seperti itu, tak lama kita sudah sampai didepan Bioskop. "Sayang, kita nonton film ya." ajakku. "Baiklah." dia menganggukkan kepalanya. "Kamu mau nonton film apa?, tuh ada film Spongebob movie dan Patrick Star kesukaanmu," Aku menggodanya sambil terkekeh. "Ish, apaan sih, gak lucu, tapi aku pengen nonton film romantis." pintanya sambil mencubit perutku, Aku geli dibuatnya. "Film Action aja gimana?, Aku sudah lama gak nonton film action." godaku, entah kenapa Aku suka menggodanya, melihat ekspresi wajahnya membuat aku semakin gemas saja. Tak ada jawaban darinya. "Ya udah deh, kita nonton film romantis." aku mengalah dan kulihat wajahnya tersenyum menatapku, aku membeli tiket untuk nonton film Romance dan tak lupa membeli popcorn. Kami segera masuk kedalam bioskop, dan film akan segera dimulai, suasana di dalam bioskop tidak terlalu ramai, Setelah filmnya diputar seketika ruangan menjadi gelap, hanya sedikit cahaya temaram yang terpancar dari layar. Senja duduk di sampingku sambil memakan popcron, kulihat dia sangat menikmati Film Romance yang dipilihnya tadi. Kutatap wajah cantiknya, Aku tersenyum sendiri, Senja belum sadar akan tatapanku dia masih menikmati Film itu, ku genggam erat tangannya. "Aku mencintaimu" bisikku tepat ditelinganya hingga membuatnya sedikit kaget dan menatap ku, pandangan kami beradu didalam gedung bioskop yang hanya ada cahaya temaram. "Benarkah?." dia menggodaku. "Apa kamu perlu bukti?" tanpa menunggu jawaban darinya segera ku cium bibirnya dan ia sedikit kaget matanya membulat, Aku menikmati ciuman ini karena ini adalah yang pertama bagiku, kulihat Ia juga menikmati ciuman dariku, setelah beberapa saat kulihat Ia kesulitan untuk bernapas segera ku lepaskan bibirku, "Bernapaslah." kulihat Ia masih mengatur pernapasannya. "Apa kau mau lagi?." godaku. "Enggak." " Makanya jangan menggodaku." "Ish." Melihat wajahnya yang memerah seperti ini membuatku terkekeh. Tak terasa sudah dua jam kita berada didalam bioskop, Filmnya sudah selesai kami berjalan keluar bioskop aku memegang tangannya. "Kita makan siang dulu ya, aku lapar." ajakku. "Iya, aku juga lapar." Kita berjalan memilih restoran untuk makan, kulihat ada restoran makanan jepang, "Kita makan disini ya?." ajakku "Baiklah aku nurut aja." Mendengar jawaban darinya sepertinya dia menyindirku, Aku tersenyum, ku usap rambutnya. Kami masuk ke dalam restoran Jepang, kami memesan mie ramen dan orange jus, setelah makanan datang kulihat Ia menikmati makanannya, entah kenapa aku suka menatapnya. "Kak Bintang, kenapa tidak makan?." "Aku sudah kenyang." "Katanya tadi lapar?." "Melihatmu ... Membuatku kenyang." godaku. "Ish, mulai deh." Aku melihat Ia malu, wajahnya saat ini memerah sudah seperti kepiting rebus, Aku jadi semakin gemas. Setelah selesai makan siang kami keluar dari restoran "Apa kau masih mau jalan-jalan lagi?." tanyaku. "Kemana?" "Ke pantai tempat kita jadian dulu." ajakku. "Pantai kan jauh sayang?" "Asal bersamamu, pasti cepat sampai." Kulihat Ia menunduk, "Yok lah." lanjut ku. Entah kenapa Aku ingin seharian ini bersamanya, Aku menarik tangannya berjalan keluar Mall dan menuju tempat parkiran. *** Pantai Kami sudah sampai di Pantai, semilir angin berhembus kencang, suara deru ombak yang syahdu burung-burung putih yang berterbangan menghiasi langit sore ini. Kami berjalan bersama menuju bibir pantai yang sangat indah, Ya pantai ini saksi cinta kita, Bahkan Aku masih ingat ketika dulu Aku menyatakan cinta padanya, kedua tanganku memegang tangannya dengan erat seakan enggan untuk melepaskan. Setelah sampai di tepi pantai berpasir kami berhenti, kami berdiri berhadapan dan saling melempar senyum. "Senja, apa kamu mencintaiku?." aku bertanya dan menatap matanya yang indah, bulu matanya yang lentik membuatnya menjadi semakin cantik. "Ya, aku sangat mencintaimu kak Bintang." kulihat sebutir embun keluar dari pelupuk matanya, aku segera mengusapnya dan memeluknya. Hening seketika, kami terdiam hanya suara hembusan angin dan kicauan burung yang terdengar. Entah kenapa hati ini terasa sesak melihat orang yang kusayangi menangis, Aku masih memeluknya erat seakan enggan untuk melepaskan, Aku tahu mungkin ini hari terakhir kita bersama sebelum Aku pindah ke Jakarta dan kuliah disana, karena di rumah sakit Jakarta sedang butuh seorang dokter spesialis, papa yang seorang dokter spesialis di pindahkan tugas kesana. "Kak Bintang, setelah kita jauh nanti apa kau akan tetap mencintaiku?." "Aku akan selalu mencintaimu Senja." "Apa kau mau berjanji." "Ya, Aku berjanji akan selalu mencintaimu." "Hiks.. hiks.. hiks" seketika kudengar suaranya menangis, kulepaskan pelukanku, ku usap airmata yang membasahi pipi cantiknya, kupegang kedua tangannya. "Aku berjanji padamu Senja." ku ajak Ia duduk di bebatuan besar pinggir pantai tempat dimana Aku menyatakan cinta dulu, kulihat Ia menyeka air matanya. Seketika dia tersenyum memandang ombak yang beriringan di lautan, Ia duduk tepat disebelahku dan menyenderkan kepalanya dibahuku, tangan ini mengusap kepalanya dengan lembut. "Kak Bintang, Aku ingin kita berjanji, kita harus menjaga cinta kita apapun yang terjadi, jujur saja, Aku sangat mencintaimu kak Bintang." "Aku juga sangat mencintaimu Senja, Aku berjanji akan selalu ada buatmu dan buat cinta kita." "Terima kasih kak, karena sudah menjagaku selama ini." "Aku juga berterima kasih, kamu sudah mau menerima cintaku." Kami berpelukan suasana seketika menjadi hening, hanya suara ombak dipantai yang terdengar. "Aku mau kalung ini selalu kita pakai, kalung ini adalah simbol cinta kita, dibalik liontin kalung ini ada nama kita Bintang love Senja." Ia menganggukkan kepalanya pelan. Semilir angin berhembus syahdu, Kami masih duduk di batu besar pinggir pantai sambil menikmati pemandangan sun set warna jingga yang cerah "Senja I Love you." kubisikkan kata itu tepat di telinganya pandangan mata kami beradu dan ku cium bibirnya dengan mesra. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD