Part 03. Kelulusan Sekolah Bintang

1288 Words
Tak terasa hari kelulusan sudah tiba. Hari ini adalah hari kelulusan untuk murid sekolah SMA NEGERI Bandung acara ini di adakan di gedung Sekolah. suasananya sangat ramai, orang- orang mulai berdatangan diacara penting ini, murid perempuan yang wisuda memakai kebaya, mereka terlihat sangat cantik dan murid laki-laki memakai kemeja batik, mereka juga terlihat sangat tampan, semua murid yang datang ke acara ini di dampingi oleh orang tuanya, semua murid bahagia menyambut kelulusan ini. Bintang duduk ditemani Ayah dan Ibunya, kedua orang tuanya bahagia melihat anak kesayangannya lulus sekolah dan sebentar lagi akan duduk di bangku kuliah. Acara akan dimulai dengan sambutan para guru dan kepala sekolah, semua murid bersemangat, tetapi tidak dengan Bintang dia merasa kesepian di dalam keramaian acara ini. Bintang duduk di kursi barisan depan bersama Ayah dan Ibunya, 'Membosankan sekali' gumam Bintang dalam hati, ia membuang napas kasar, rasanya sekarang ini dirinya ingin melarikan diri dari acara ini, seandainya ada Senja di sini pasti akan sangat menyenangkan dan tidak membosankan seperti ini. "Kamu kenapa sih sayang, dari tadi mama lihat kamu gelisah?" tanya ibu Bintang pada anaknya. "Kapan acaranya selesai Ma? Bintang bosen." ucap Bintang dengan santai. Ibunya tersenyum sambil mengusap kepala anaknya. Suara riuh tepuk tangan menghiasi acara ini semua orang tersenyum bahagia. Sekarang saatnya memasuki sesi foto-foto para murid berfoto di dampingi oleh orang tuanya, mereka bergantian untuk foto, sekarang giliran Bintang dan orang tuanya untuk berfoto, Ayah dan Ibunya tersenyum bahagia, sedangkan Bintang tersenyum sedikit dipaksakan. Setelah selesai berfoto Bintang segera pergi tanpa pamit pada orang tuanya, "Bintang! kamu mau kemana?" teriak Ayahnya yang tidak diindahkan oleh Bintang, "Dasar anak itu." gumam pria itu, Sedangkan Ibunya hanya mengusap lengan suaminya untuk menenangkan. Bintang segera melajukan motornya untung tadi dia berangkat ke acara itu dengan motornya sendiri jadi dia sekarang bisa melarikan diri, sedangkan Ayah dan Ibunya membawa mobil. Dia sekarang sudah sampai didepan rumah Senja, segera dia mengambil ponselnya untuk menelepon Senja "Sayang, kamu dimana? Aku di depan Rumahmu." sedangkan Senja yang berada didalam kamar melihat dari jendela kamarnya yang berada di lantai dua, dia melihat Bintang di depan Rumahnya. [Aku akan segera turun,] jawab Senja segera keluar dari kamarnya dan menuju kedepan rumah menghampiri Bintang. Setelah bertemu dengan Senja, Bintang tersenyum dan segera memeluk kekasihnya itu, "Apa kau tidak mau memberiku selamat?" Bintang memejamkan mata menikmati pelukan itu, seketika ada rasa hangat didalam hatinya. Senja tersenyum "Selamat ya kak, aku senang kak Bintang sudah lulus sekolah." Senja memberinya selamat. "Apa kamu bahagia bertemu denganku?" senja menganggukkan kepalanya, setelah beberapa lama Bintang tak juga melepaskan pelukan itu, "Kak aku malu." Senja mencoba melepaskan pelukan Bintang, tetapi tidak berhasil, "Tapi aku suka memelukmu." laki-laki itu malah dengan sengaja mengeratkan pelukannya. "Ayo ikut aku." dia segera melepaskan pelukannya dan menatap mata Senja. "Kemana?" tanya Senja sedikit bingung. "Kemanapun asal bersamamu Senja sayang." Senja mengangguk setuju, "Tunggu ya, aku ganti baju dulu." kata Senja meminta ijin. "Gak usah, ayok." segera Bintang menarik tangan dan mengajak Senja naik motornya, dan Senja hanya bisa menurut. Suasana siang hari ini terasa sangat panas, matahari bersinar sangat cerah, di sepanjang perjalanan Senja hanya bisa diam dan memeluk Bintang dari belakang. Rasanya sangat nyaman bisa memeluk kekasihnya itu dengan erat. 'Apakah setelah lulus nanti kita masih bisa seperti ini?' batin Senja terus bertanya. "Sayang, kita mau kemana?" tanya Bintang. "Hah, kamu ngomong apa?" Senja tidak terlalu mendengar suaranya karena tiupan angin yang sangat kencang, segera Bintang mengurangi kecepatan motornya. "Sayang, kita mau kemana?" Bintang mengulang pertanyaannya. "Terserah kamu aja sayang." jawab Senja. "Baiklah." segera Bintang melajukan motornya lagi, tak lama kemudian mereka sudah sampai dan dia memarkirkan motornya. "Kita di cafe saja ya." kata Bintang sambil tersenyum. "Iya." dia menarik tangan Senja kemudian mengajak masuk ke dalam cafe itu. Suasana di cafe ini sangat nyaman, dia mengajak Senja duduk dan memilih meja yang paling ujung, setelah mereka duduk, seorang waiters menghampiri mereka untuk menanyakan pesanan dan memberikan buku menu. Bintang memilihkan menu makanan tetapi Senja menolaknya. "Kamu mau pesan makanan apa?" tanya-nya. "Aku orange jus saja." Jawab Senja. "Hanya itu?" Bintang bertanya lagi. Dan Senja hanya menganggukkan kepalanya. "Orange jus dua ya." setelah memesan minuman, waiters itu segera pergi. Hening sesaat setelah waiters itu pergi, Senja melihat Bintang menundukkan kepalanya, tak lama setelah minuman yang mereka pesan datang, Bintang segera meminumnya. "Apa kak Bintang baik-baik saja?" tanya Senja. Bintang tersenyum dan menggenggam tangan Senja. "Iya." seraya membuang napas dengan kasar. "Apa kak Bintang sakit?" tanya Senja lagi, karena tidak biasanya Bintang seperti ini. "Tidak." Bintang tersenyum melihat Senja kemudian mengusap rambut gadis itu dengan lembut. Tiba-tiba ponsel Bintang berdering dia melihat layar ponselnya dan segera menekan tombol hijau, sesaat ia terdiam. [Halo! Kamu dimana sih Bintang? tidak sopan langsung pergi tanpa pamit, papa sama mama sudah ada di rumah, kamu nanti langsung ke rumah saja.] Bintang menganggukkan kepalanya pelan saat mendengarkan telepon itu. "Ya, Pa." setelah selesai dia segera menekan tombol merah untuk mematikan ponselnya. "Ada apa kak?" tanya Senja penasaran karena dari tadi dia melihat Bintang hanya diam saja, dan tidak seperti biasanya Bintang seperti ini. "Aku ... Akan pindah ke Jakarta dan kuliah di sana." katanya sambil menundukkan wajahnya. Deg! Senja terkejut, mungkinkah kekhawatirannya selama ini akan menjadi kenyataan. 'Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan, aku tak bisa jauh dari kak Bintang, aku mencintainya, aku sangat mencintainya Tuhan.' Batin Senja dalam hati. Seketika air matanya jatuh tak tertahan, Bintang menatap Senja dalam dalam kemudian menghapus air mata Senja dengan tangan kanannya. "Maafkan aku, Senja," dia menggenggam tangan kekasihnya dengan erat. "Besok Sekolah libur kan?" tanya-nya, Senja hanya mengangguk lemah. "Besok aku akan mengajakmu kesuatu tempat, aku ingin selalu bersamamu sebelum pindah ke Jakarta." *** Mereka sudah sampai di depan rumah Senja, gadis itu segera turun dari motor, lalu melangkah pergi dengan gontai dan tak menunggu Bintang. "Senja!" panggil Bintang yang seketika menghentikan langkah kekasihnya itu. Senja menoleh ke arahnya dan Bintang segera turun dari motornya kemudian memeluk Senja dengan sangat erat. 'Ya Tuhan, nyaman sekali bisa memeluknya seperti ini,' batin Bintang dalam hati. "Terima kasih, aku mencintaimu senja." dia melepaskan pelukannya dan berpamitan untuk pulang. Senja masih menunggunya di depan rumah hingga Bintang melajukan motornya pergi. Setelah kepergian Bintang, Senja masuk ke dalam rumah dan bergegas masuk kedalam kamarnya. Gadis itu tak mengindahkan panggilan mamanya yang sedari tadi memanggil namanya. Senja meletakkan tas dan segera mengambil handuk. Kemudian segera masuk ke dalam kamar mandi. Di bawah guyuran air shower , Senja mendinginkan kepalanya, tak terasa air matanya juga ikut mengalir bersama guyuran air shower itu. "Hiks ... hiks ... hiks..." Senja menangis. tubuhnya luruh ke lantai, lemas tak berdaya. Bahkan bajunya masih melekat utuh di tubuh itu yang juga ikut basah karena air mata dan air shower. Setelah satu jam berada di kamar mandi, tiba-tiba pintu kamar Senja ada yang mengetuk. Tok Tok Tok! "Non Senja, Non di suruh Nyonya turun untuk makan." bibik memanggil Senja. Segera gadis itu keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk. "Iya bik," Senja segera mengambil baju yang ada di lemari kemudian memakainya. Senja berdiri di depan cermin merapikan rambutnya dengan sisir. Saat menatap cermin, dia melihat matanya sembab karena menangis lama. 'Semoga mama tidak bertanya.' batin Senja dalam hati. Setelah selesai, Senja segera turun ke bawah menuju ruang makan. Senja Mama dan Papanya sudah menunggu di sana. "Ayo makan sayang." mamanya mengajak Senja makan. "Iya Ma." wanita dewasa itu terus saja memperhatikan Senja. "Mata kamu kenapa sayang?" Mamanya mulai bertanya karena melihat mata merah Senja. "Enggak apa-apa Ma, tadi pas Senja mandi terkena shampoo, jadi iritasi." jawab Senja asal. "Ya sudah lain kali hati-hati, ayo makan." ajak wanita dewasa itu pada Senja anaknya. 'Syukurlah mama percaya.' batin Senja dalam hati. "Iya Ma." rasanya makan kali ini Senja tidak selera. Dia masih terus ingat perkataan Bintang yang akan pergi ke Jakarta. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD