Part 02. Kejutan Untuk Senja

1214 Words
Suara bel sekolah sudah berbunyi tandanya pelajaran sekolah sudah di mulai. Senja sudah berada di dalam kelas dari tadi bersama dengan Diana sahabatnya, Ibu Guru yang sedang berdiri di depan kelas sedang menjelaskan pelajaran sejarah secara panjang lebar. 'Kenapa terasa lama sekali' batin Senja seraya mengembuskan napas kasar. Rasanya gadis itu sudah tidak sabar lagi untuk pulang bersama Bintang, karena penasaran dengan kejutan yang Bintang bicarakan tadi sewaktu istirahat di kantin sekolah. Senja merasa bosan dengan pelajaran sejarah kali ini, sesekali dia melihat ke arah luar kelas, di depan pintu ada anak dari kelas lain yang sudah pulang 'Apakah Bintang juga sudah pulang?' batinnya terus bertanya-tanya. Tak lama kemudian tiba-tiba Senja melihat sosok tampan berdiri di depan pintu kelasnya, ya laki-laki tampan itu Bintang kekasihnya, dia tersenyum melihat Senja dan untuk beberapa saat mereka saling bertatap mata. Senja tersenyum bahagia karena ternyata dia tahu kalau Bintang masih menunggunya. 'Syukurlah Ibu Guru sudah selesai menjelaskan pelajaran sejarah ini, itu artinya sudah boleh pulang.' batin Senja dalam hati, dia sangat senang. "Anak-anak kalau kalian sudah paham, sekarang boleh pulang dan jangan berdoa dulu," "Iya bu!" jawab semua murid serentak. Setelah selesai membaca doa semua murid keluar kelas, Senja segera menghampiri Bintang yang sejak tadi menunggunya. "Kak, maaf ya lama." ujar Senja. Bintang tidak menjawab, dia hanya tersenyum kemudian menarik tangan Senja. "Ayo." dia mengajak Senja berjalan menuju ke arah motor miliknya yang ada di parkiran, setelah sampai dia memakaikan helm di kepala Senja. Kemudian Senja segera naik motor itu, Bintang melajukan motornya di jalan raya, Senja hanya masih penasaran dengan kejutan apa yang akan Bintang berikan kepadanya. Setelah beberapa jam perjalanan. Mereka sudah sampai di pantai yang ada di luar kota Bandung, ini adalah pantai yang sama di mana Bintang mengungkapkan cintanya pada Senja, ya pantai ini adalah saksi cinta mereka. Senja dan Bintang segera turun dari motor, Senja lihat dia hanya tersenyum dari tadi tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya, membuat Senja jadi semakin penasaran. Mereka berjalan memasuki tempat itu, kini mereka berdua sudah sampai di pinggir pantai, Bintang dan Senja duduk di kursi, angin pantai yang kencang menerbangkan rambut panjang gadis itu. "Kak, kamu kenapa sih dari tadi hanya senyum terus?" protes Senja sebal. Karena sedari tadi Bintang hanya tersenyum saja. Tak berbicara sepatah kata pun. Bintang tak menjawab dia hanya tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ranselnya. "Sayang, ini kalung untukmu." dia memberikan sebuah kalung berwarna silver dan ada liontin bintang ditengahnya ada matahari, dia langsung memakaikan kalung itu di leher Senja. "Aku juga punya, liontin kita sama, aku sengaja memesan dua untuk kita, ini simbol cinta kita, aku sangat mencintaimu senja." Bintang mencium kening Senja dan memeluknya dengan erat, tapi kenapa perasaan Senja jadi tidak enak seakan mereka akan berpisah sangat lama. "Kenapa kamu diam saja? Apa aku salah?" tanyanya. "Terima kasih kak, aku juga mencintaimu." "Apa kamu mau eskrim?" Senja mengangguk dan segera Bintang berdiri dari duduknya. "Kamu tunggu di sini, aku akan belikan kamu eskrim" segera dia berjalan menuju penjual eskrim diujung sana. Pemandangan pantai ini memang sangat indah pantas saja Bintang mengajak Senja ke tempat ini. Tak lama dia datang membawa dua eskrim rasa coklat, dia memberikan satu untuk Senja dan satu lagi untuknya. Mereka berdua menikmati eskrim tanpa bicara, hanya sesekali Bintang memandang wajah ayu Senja dengan senyum manisnya, seketika membuat Senja jadi salah tingkah, hingga membuat Senja tak bisa lagi menyembunyikan wajah merahnya kali ini. "Apa kamu suka es krim coklat?" Bintang bertanya sambil mengangkat kedua alisnya. "Suka, apalagi kamu yang belikan." goda Senja. "Benarkah? apa kamu mau lagi?" "Iya." "Ini eskrim lagi untukmu." Bintang mengoleskan eskrimnya di hidung Senja, dia tertawa dan berlari kearah pantai lalu Senja mengejarnya. "Auw ... kak Bintang curang." Senja berlari mengejarnya, mereka berdua berlarian kejar-kejaran di bibir pantai. Rasanya sangat bahagia, dia menyiram Senja dengan air dari pantai itu, gadis itu juga tidak mau kalah, Senja juga menyiramnya dengan air, kemudian mereka tertawa bersama. bermain air sambil berlari main kejar kejaran di bibir pantai. "Kak Bintang, aku lelah." ucap Senja, bicara dengan napas terengah-engah, gadis itu sedikit membungkuk kedua tangannya bertumpu di atas lutut. Bintang berjalan mendekat, dia menarik tangan Senja dan mengajaknya duduk istirahat di kursi yang ada di pinggir pantai, setelah mereka duduk Bintang membuka tas ranselnya dan mengambil botol air mineral "Minum dulu." dia memberikannya pada Senja. Gadis itu segera meminumnya "Makasih kak." Bintang memang sangat perhatian pada Senja. . "Pulang yuk, sudah sore." ajaknya. "Iya." mereka segera bersiap-siap untuk pulang. *** Mereka sudah sampai di depan rumah Senja, Bintang mengantar Senja pulang, gadis itu segera turun dari motor, sedangkan Bintang masih duduk di atas motornya. "Terima kasih kak, aku suka hadiahnya." Senja senang dan tak bisa lagi menyembunyikan wajah merahnya. Bintang hanya tersenyum melihat Senja. Senja seketika salah tingkah, karena melihat senyum manis Bintang. Laki-laki itu memang membuat Senja diabetes seketika karena melihat senyum manisnya yang semanis gula. "Apa tidak ada imbalan untukku?" ucap Bintang tiba-tiba menggoda Senja dengan jari tangan di pipinya, mungkin minta dicium. "Tidak." goda Senja. Bintang terkekeh mendengarnya, membuat Senja jadi salah tingkah, Senja segera berlari ke dalam rumahnya dengan perasaan senang dan malu. Sesampainya di dalam rumah, Senja mengintip dari balik jendela, dia lihat Bintang langsung melajukan motornya, dan tersenyum ke arah Senja sebelum motornya jauh. Senja segera masuk ke dalam rumah. "Assalamualaikum aku pulang, Mah." "Waalaikumussalam, sayang. Kamu sudah pulang?" jawab Mama Senja. Gadis itu melihat Mamanya sedang duduk di kursi ruang tengah sambil membaca majalah, Senja segera menghampirinya mencium punggung tangan Mamanya itu. "Iya Ma, Senja mandi dulu ya Ma." Pamit Senja dan langsung naik tangga menuju ke kamarnya. "Senja! sepertinya kamu senang sekali hari ini, yakin tidak mau cerita sama mama?" wanita dewasa itu menggoda Senja anak gadisnya. "Tidak ada apa-apa Ma, senja mau mandi dulu." Senja malu karena mendengar mamanya menggodanya, mungkin karena aku anak satu-satunya yang mamanya miliki. Senja segera masuk ke dalam kamar, dia kini melihat liontin yang diberikan Bintang yang katanya dipesan khusus untuk mereka berdua. Gadis itu melihat dibelakang liontin itu tertulis nama Senja dan nama Bintang, dia tersenyum senang. Kemudian segera dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan karena seharian tadi main di pantai, saat mandi Senja selalu ingat saat berdua di pantai bersama dengan Bintang. *** Bintang sudah sampai di depan Rumahnya dia segera memarkirkan motor di teras rumahnya, dia langsung masuk kedalam rumah. "Assalamualaikum Ma, Pa." Bintang segera mencium punggung tangan kedua orang tuanya. "Bintang, nanti setelah lulus sekolah kita pindah ke Jakarta, Papa akan ditugaskan di sana." Deg! Bintang mematung. "I-iya pa." Bintang sedih kalau di Jakarta itu artinya dia tidak bisa bersama senja, tapi tugas Papanya lebih penting. "Baguslah kalau kamu setuju, nanti kamu bisa kuliah di jakarta setelah kita pindah ke sana, kebetulan sebentar lagi kamu lulus sekolah." Bintang segera masuk kedalam kamarnya, dia segera mandi, setelah selesai mandi dia menuju lemari mengambil pakaian ganti, setelah berganti pakaian dia langsung berbaring di atas tempat tidur, matanya menerawang menatap langit- langit kamarnya, ingatannya saat ini hanyalah Senja, dia tidak bisa jauh dari cintanya, gadis cantik berambut panjang sepunggung yang telah mencuri hatinya di Sekolah. Bintang memejamkan matanya ingat tadi saat di pantai melihat Senja begitu bahagia bermain kejar- kejaran dan bermain air dengannya, dia tidak bisa membayangkan kalau harus pindah ke Jakarta dan menjalani hubungan cinta jarak jauh, di hatinya hanyalah Senja cinta pertamanya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD