bab 4b

510 Words
Bian b***t⚠️ "Film dewasa?" Tanya Sheila. "... kata om Sheila masih kecil buat nonton itu." Ujar Sheila lagi. Bian mengggelengkan kepalanya, "Om sadar kalau kamu sudah bisa jadi kekasih om, apa salahnya kalau ingin menonton film dewasa." "... sekalian belajar juga kan, jadi wanita dewasa. Tapi ingat Sheila tonton nya kalau lagi sama om saja ya." Ucap Bian. Sheila mengangguk, menuruti Bian seperti biasanya.  Sheila mencoba untuk fokus, tapi tidak bisa karena melihat sebagian d**a Bian yang terbuka akibat Bian yang mungkin sengaja atau tak sengaja tidak mengancingkan kemejanya hingga keatas. Bian tau apa yang sedang dipikirkan Sheila, tapi Bian lebih memilih diam saja. Dan memperhatikan sejauh mana Sheila akan beraksi. Sedangkan Bian merasa bahwa, dirinya sekarang yang tak kuat karena melihat adegan di TV yang semakin panas. Diliriknya Sheila yang ternyata tengah memasang muka merah seraya menggigit bibirnya. "Ashhh..." Suara desahan dari film bermunculan, membuat gejolak dalam diri Bian memuncak. "Sheila jangan liat barang punya laki-laki itu." Peringat Bian dengan berbisik tepat di depan telinga Sheila. Sheila menengok ke arah Bian. "Barang?" Tanya Sheila seperti meminta penjelasan pada Bian apa arti dari barang yang Bian maksud tersebut. Bian melirik miliknya, lalu menggengam tangan Sheila. Sheila sedikit tersentak karena aura panas yang tengah mengelilingi mereka. Padahal AC masih menyala. "O-om mau apa?" Tanya Sheila karena sedari tadi Bian terus-terusan mengenggam tangannya dan membawa tangan Sheila untuk menelusuri area paha Bian. "Sheila sayang om kan?" Tanya Bian yang dibalas anggukan ragu dari Sheila. Bian menarik tubuh Sheila untuk berada diatas pangkuannya. Dengan posisi Sheila yang membelakanginya. Ditarik tekuk Sheila kesamping, Cup. Bian mengecup kecil bibir merah Sheila. "Om.." Guman Sheila. "Apa Sheila?" Kata Bian dengan suara nya yang terdengar tengah menahan gairahnya. Cuppp! Kali ini Bian menciumnya sedikit lebih lama. "Om, Bian memang kita boleh melakukan ini?" "... kalau papa dan mama tahu bagaimana?" Ujar Sheila dengan ragu. Bian tersenyum, "Tidak papa Sheila, asal Sheila merahasiakan ini." Kata Bian. Bian ingin mencium Sheila lagi, tapi ditahan Sheila, "Jangan cium Sheila dalam-dalam, Sheila takut hamil." Ujar Sheila dengan polos. Bian tertawa renyah. "Sheila, kamu gak akan hamil kalau om tidak memasuki mu. Seperti yang difilm itu." Ahhhmmnn.... Ukhhnnnmm.... "Om kenapa Sheila kepanasan?" ".... Sheila kayak nahan pipis." Ujar Sheila. "Itu bukan ingin pipis Sheila, milik Sheila ingin sebuah pelepasan." Bisik Bian. Tangan Bian menuju kebawah Sheila, sengaja ingin bertemu milik sheila. Tangan Bian meraba milik Sheila dari luar rok, menekan-nekan kecil milik Sheila. "Hmmmnnn, om.. Bian .."  "Kenapa Sheila? Enak ya?" Ledek Bian. Bagian bawah Bian yang mengeras dari tadi juga sangat membutuhkan pelepasan. Apalagi pergerakan Sheila diatas tubuhnya, membuat b****g Sheila dapat menggesek kasar miliknya. "Sheila mau bantu om kan?" Tanya Bian. "Bantu apa?" "Bergoyang diatas om, dengan cepat. Nanti Sheila pasti enak juga kayak tadi..." ujar Bian dengan lembut. Sheila menuruti Bian. Lalu memulai menggoyangkan pinggulnya, maju-mundur dengan kekuatan yang pelan lalu ke cepat dan itu sukses membuat milik Bian keenakan. "Ehmm, Sheila...." lenguh Bian sesekali. "Sheila ehm.. merasa enakh ?" Tanya Bian didalam sela-sela kegiatan mereka. Sheila mengangguk, "Kalau Sheila buka rok, bisa lebih enak lagi loh..." 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD