bab 2a

666 Words
Selamat membaca .... "Kenapa om?" Tanya Sheila yang kurang jelas mendengar penuturan dari Bian tadi. Bian menggeleng seraya tersenyum, menutupi gugup ya padahal ia hanya salah ngomong didepan anak kecil seperti Sheila. "Mau ke bioskop kan Sheila?" "... mau nonton apa memang?" Sheila nampak berfikir,  lalu membuka hp berniat untuk bertanya dengan salah satu aplikasi di ponselnya. "Om suka genre apa?" Tanya Sheila. "Apa saja yang kamu suka Sheila." Muka Sheila memerah, ini yang Sheila sukai dari Bian. Bian selalu mengerti Sheila, melakukan segala yang terbaik untuk sheila, Seperti papanya. Jadi kangen papa dan mama. Sheila dekat sekali dengan Revan karena Sheila anak perempuan dan pertama bagi Revan. Mungkin kalau laki-laki akan lebih dekat dengan Reiysa, tapi gawat kalau sifat cemburu Revan yang berlebihan muncul. "Hm, sheila mau nonton My Sexy Boss. Kelihatan nya seru." Ujar Sheila ragu-ragu. "Itu bukan film dewasa kan shei?" Tanya Bian menyelidik, Bian curiga karena mendengar sepenggal judul yang baru saja Sheila sebutkan. Memangnya kenapa kalau film dewasa, toh Sheila sudah dewasa, punya Ktp juga sudah. "Hm, bentar om!"  "... Sheila check dulu." Ujar Sheila seraya mengotak- atik hpnya. Sheila membulatkan mata. "My sexy boss 21+" Aduh gimana nih? "Gimana Sheila..?" Tanya Bian. "Ini film nya gak dewasa kok om." Bohong Sheila. ".. aku pesen dari sekarang aja pakai aplikasi, takut kehabisan. Ini juga udah mulai sore." Tawar Sheila yang dibalas anggukan oleh Bian. "Sheila, pesan om nanti kalau ada apa-apa dirumah, kamu langsung telfon om aja. Apapun keadaan nya! Karena om gak bisa menetap dirumah kamu terus- terusan." Pesan Bian. Sheila mengangguk,  "Om tidak menginap dirumah Sheila memang?" Tanya Sheila hati-hati. Bian menggeleng kecil.  "Nanti om khilaf sayang..."  ujar Bian seraya mengacak rambut Sheila. "... tapi kalau kamu nakal, om akan awasi kamu 24 jam dimanapun. Om bahkan akan tinggal dirumahmu kalau kamu ketahuan nakal." Peringat Bian. Seculas senyuman terbit dibibir Sheila. Berarti Sheila harus jadi anak nakal bukan..? Sheila terkikik. Dibioskop,  "Ambil dimana tiketnya?"  "Dimesin itu om!" Tunjuk Sheila.  "Berarti kamu sudah bayar dong? Kalo gitu, sekarang kita beli makanan sepuas kamu. Om yang bayar." Ujar Bian yang terdengar kesal, Bian pria dan pria harus bertanggung jawab untuk wanitanya. Tunggu, wanitanya? Siapa? Sheila? Sheila mengangguk seraya meghampiri mesin popcorn dan minuman layaknya anak kecil. "Minumannya dua, lemon tea dingin dan coca-cola. Lalu popcorn nya tiga, satu rasa coklat dan satu strawberry lalu satu lagi..." Sheila melirik Bian meminta jawaban. "... coklat." Ujar Bian. "Berarti coklatnya dua." Ujar Sheila pada mbak bioskop penjual popcorn. Setelah mendapatkan makanannya, Sheila dan Bian menuju ketempat mereka dimana seharusnya mereka menonton. Masuk dan mencari kursi sesuai dengan yang Sheila pesan tadi, karena sebentar lagi film nya akan dimulai. "Kita duduk dimana?" Tanya Bian. "Hm, disitu..!" Tunjuk Sheila setelah mencari- cari. Bian menyerngitkan dahinya, karena melihat kursi yang ditunjuk Sheila adalah kursi paling pojok yang khusus untuk mereka berdua di ruang VIP. Bian menaikan satu alisnya. Lalu melirik Sheila yang terlihat salah tingkah dan gelagapan. Bian tersenyum penuh arti lalu membawa Sheila ketempat duduk mereka, Bian sengaja menyuruh Sheila untuk duduk di paling pojok dekat tembok. Setelah duduk dikursi masing-masing, Bian membisikan satu kalimat yang membuat Sheila menegang. "Kamu mulai nakal ya Sheila?" "... kamu sengajakan pilih duduk disini, ayo mengaku sama om." Bisik Bian. Tubuh Sheila menegang, lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Sheila tidak sengaja om." Ucap Sheila meragu. "Berbohong bukan perilaku yang baik Sheila." Ucap Bian yang malah terdengar seperti lirihan. Film sudah dimulai, membuat Sheila merasa sedikit tenang karena tidak harus menjawab pertanyaan- pertanyaan Bian yang ambigu. Tapi sekarang Sheila malah lebih khawatir lagi. Adegan pertama dalam filmnya.. Menampilkan dua orang yang tengah b******u dengan lihai.  Bahkan dengan lidah yang saling membelit.. Uhh... Sheila melirik Bian sekilas, ternyata Bian sudah sedari tadi menatapnya seperti ingin menuntut jawaban dari Sheila atas semua ini, terlihat dari muka dan ekspresinya yang menunjukan pertanyaan.. 'Apa yang terjadi, Sheila..?' "Ehm, begini om..." perkataan Sheila terputus ketika tangan Sheila ditarik paksa keatas paha Bian. "Sudah terlanjur untuk kamu menjelaskan Sheila.." "... saat ini kita hanya harus menikmatinya, bukan?" 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD