Bab 44

1646 Words

Marinka duduk di sisi ranjang, jemarinya meremas ujung selimut. Matanya terpaku pada layar ponsel Niko yang baru saja menyala di meja samping. [Jangan lupa istirahat dan minum obatnya yang teratur, ya, Mas.] Nama pengirimnya singkat, “LA.” Dua huruf yang terasa asing sekaligus mengusik pikirannya. Keningnya berkerut. ‘Siapa LA?’ Ia belum pernah mendengar Niko menyebut nama itu. Perlahan, ia meraih ponsel itu, mencoba menggeser layar. Tetapi gagal, dan kembali terkunci. Ia hanya sempat membaca pesan itu sekilas lewat notifikasi sebelum menghilang. Niko berguling pelan, terdengar helaan napas berat sebelum matanya terbuka. Rambutnya acak-acakan, wajahnya masih setengah terbenam di bantal. Ia melirik sekilas ke arah Marinka, lalu ke ponselnya yang ada di tangan perempuan itu. “Why are y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD