Bab 29 Aku menangis dan menutup wajahku dengan kedua tangan. Sementara otak memutar cara agar aku bisa datang ke sana atau setidaknya bisa menghubungi Mas Alka. Tidak banyak waktu lagi. Akad nikah itu hanya membutuhkan beberapa menit saja. Aku harus bergegas ke sana. Kugulir layar gawai dan mencari tukang ojek online. Nanti aku tinggal lari saja menerobos Reyhan kalau tukang ojolku sudah datang. Segera kumematut diri di depan cermin. Tidak memoles apa pun, hanya memeriksa kelopak mata yang tampak sudah sembab ternyata. Aku memasukan surat kalung imitasi yang dulu kuambil dari lemari Mbak Mirna. Akan sekalian kubeberkan keburukan menantu kesayangan mama mertuaku itu di depannya. Tadinya akan kubongkar di depan acara pernikahan Ajeng nanti biar dia sekalian menanggung malu. Namun, pernik

