Prolog

166 Words
Tidak... Aku tidak mau mati seperti ini.. Kenapa aku begitu ceroboh memakan apel beracun itu tanpa pikir panjang.. Harusnya aku bisa menduganya kan? Hahhhh!!! Hidupku benar-benar seperti legenda Snow white, aku akan mati karena apel bodoh beracun itu!! Ahhhh!!! Sakit!! Sekujur tubuhku seperti ditusuk ribuan jarum.. Hahh.. Hahhh... Apa seperti ini rasanya mati? ..... Jika memang hidupku seperti snow white, percepatlah pangeranku datang... Aku tidak ingin mati seperti ini.. .... "Kamu memanggilku sayang?" Seorang pria tampan berbicara dengan sangat merdu disisiku. Ah... Pangeranku benar-benar datang. Dia akan menciumku dan aku tidak akan mati, benar kan? Pangeran itu mendekat, mendudukkanku yang sedari tadi terbaring di tanah. Menyandarkan punggungku pada salah satu kakinya. Dia tersenyum dengan sangat lembut. "Maafkan aku sayang, mungkin ini akan sedikit sakit..." Kata Pangeranku sambil mendekatkan wajahnya padaku. Pelan... Matanya seperti membiusku dengan pesonanya. Tapi... Kenapa bukan bibirku? Pangeranku mencium leherku dengan lembut. "Maaf Sayang..." Kata Pangeranku lagi. Kemudian kulihat kedua taringnya memanjang dan rasa sakit yang tak terperi menjalar dari leherku. Tubuhku bergetar hebat. Rasanya seratus kali lebih menyakitkan daripada apel beracun tadi. Leherku seperti terbakar. Sangat sakit... Perlahan-lahan... Gelap menguasai penglihatanku.... Apa aku sudah mati...?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD