Tembok

1007 Words

Bintang Abimayu! Ta mengulang nama itu hampir sepuluh kali dalam diamnya mereka. Ta yakin ia pernah sekali mendengar nama itu. Tepat dari ibu asuhnya, ketika mengatakan bahwa pewaris utama Abinaya memiliki mata yang istimewa. Dalam sekejap, Ta tahu bahwa pria di depannya itu adalah pendahulu Khumaira, pemilik mata tajam istimewa lainnya. Dia adalah ... musuh sebenarnya! "Aku tamu, tapi seperti tuan rumahnya," kata Bintang duduk lebih dulu. "Harap maklumi aku, berdiri lama-lama tidak baik untuk orang tua." Sebenarnya Ta tahu, pria itu sama sehatnya seperti Ta. Tak seperti Abifata yang ringkih terlihat, Bintang malah terkesan bugar di usai setengah abad lebihnya. Ta akhirnya ikut duduk di depan pria itu, di antara para rak buku dan meja baca yang lenggang tanpa pengunjung. "Apa maksud ked

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD