Ta tertegun kepada rambut hitam panjang Reda yang tergerai. "Di mana kau melepas jilbabmu?" "Di mobil. Mengapa kau bertanya? Kupikir kau tidak bisa melihat tanpa kacamata itu." "Kau pikir aku buta,” koreksi Ta sarkas. Reda tergelak. "Maaf, bukan maksudku begitu." Ta memandanginya. Terang-terangan Ta mengingat apa yang dikatakan tamu sebelumnya. Mata tajam pewaris Abinaya. Benarkah Ta bisa jadi diri sendiri dan semuanya akan baik-baik saja? Reda jadi canggung sendiri oleh tatapan Ta. "Sudahlah! Ayo, kau butuh kacamata baru." Wanita itu bangkit lebih dulu menuju pintu. Kemudian berbalik lagi dan menekan tangan di pinggang, "Kau tak butuh kacamata lagi?" Mendadak Reda berjalan ke sisi Ta, "Ah! Maaf, aku lupa. Kau mungkin akan menabrak jika berjalan tanpa dituntun." Reda membantu Ta bang

