Senna beranjak turun dari ranjang dengan hati-hati, berupaya agar pergerakannya tidak mengusik Kenzie yang sudah tertidur. Tungkai gadis itu berjalan menuju sofa yang jaraknya hanya lima langkah saja, terdapat Dhaffi yang pulas di sana. Senna berdiri tepat di hadapan pria itu dan mengeluarkan napas panjang. Tidur Dhaffi tampak begitu nyenyak, Senna jadi tidak tega untuk membangunkannya. Kepala Senna menoleh ke kiri, melirik ke arah jam dinding. Ini sudah jam satu malam, bahaya juga jika Dhaffi dan Kenzie pulang jam segini. Apa Senna biarkan saja mereka menginap di rumahnya? Senna langsung menggeleng. Tidak bisa! Kenapa juga dia memiliki pikiran seperti itu. “Pak...” Senna bergumam, membangunkan Dhaffi dengan suara pelan. Tak melihat Dhaffi bergeming, kini Senna menggunakan tanga

