Semangat Nayya hilang seketika, melihat cowok yang duduk dipojok belakang dan sedang tersenyum dan melambaikan tangan melihat ke arah Nayya. melangkah masuk melewati teman-teman barunya yang sudah duduk dikursi masing-masing. Menempati kursi kosong tepat disamping Ghea.
"Ghe..ternyata beneran si Ray itu yang namanya ada dipapan pengumuman. kok bisa ya kita dapat kelas yang sama?" berbisik disamping telinga Ghea.
Ghea yang mendengarkan tersenyum bingung dengan sikap Nayya yang sangat terlihat kalo tidak suka.
"hmmm..kamu sebenarnya ada masalah apa sih Nay sampe segitunya sama tuh cowok?". selidik Ghea.
" Ga tahu Ghe, tapi aku bener-bener ga suka dan ga pengen ketemu sama dia lagi. sukanya mbully, ga mau tahu perasaan orang yang dibullynya. males aja lihatnya". jelas Nayya.
" kalo kamu coba dulu aja gimana? tahu Ray berubah, ga seperti waktu ospek dulu. kelihatannya Ray itu cowok yang baik loh".
" enggggg...kalo nanti sepulang kuliah ini kita ke wakel untuk minta pindah kelas gimana? siapa tahu masih bisa, kan ini mumpung hari pertama". tersenyum karena merasa menemukan ide bagus.
" oke..kalo itu bisa buat kamu senang dan merasa lega aku ikut dah. tapi aku gimana kalo kamunya pindah Nay?? kamu tega banget ya.."Ghea mengerucutkan bibirnya, alisnyapun bertaut karena berpikir keras.
" Santai Ghe..nanti kita minta pindahnya berdua aja gimana?" menaik turunkan alis menatap kearah Ghea yang bener-bener dilema.
**
Pukul 20.00 tet..perkuliahan bahasa selesai. Nayya dan Ghea mengikuti langkah wakelnya yang kebetulan mengajar dikelasnya pada jam terakhir. sedikit berlari Nayya mencoba memanggil walaupun rasanya kurang sopan menghentikan langkah wakel sekaligus dosennya itu dilorong kelas.
" Pak Halim..." panggil Nayya.
" iya..", pak Halim menghentikan langkahnya dan menoleh kearah suara yang memanggilnya.
" Ada apa ya?", bertanya ke mahasiswi yang memanggilnya.
" Mohon maaf bapak..apa saya bisa meminta waktu bapak sebentar?, saya mahasiswi bapak dikelas bahasa tadi." ucap Nayya sedikit gugup. "Ini teman saya Ghea pak".
" Iya ga papa, tapi sebentar aja ya karena saya harus segera pulang, anak saya kurang sehat" jawab pak Halim.
Masuk ke ruang kelas yang sudah kosong, bertiga dengan Ghea. Setelah duduk dikursi pengajar beliau mempersilahkan Nayya dan Ghea duduk dikursi yang tepat berada didepannya.
" Silahkan jika ada yang dibicarakan dengan saya" ucap pak Halim sambil menatap kedua mahasiswinya.
" hmm..begini bapak..kami sebelumnya meminta maaf. kami mau bertanya jika kami berdua pindah ke kelas lain apa boleh pak?" Nayya mengeluarkan unek-uneknya.
" kalo boleh kami pindah kekelas bawah pak", Ghea menambahkan.
Pak Halim mengerutkan dahi, " Boleh tahu alasan kalian ingin pindah kelas? bukannya kelas ini sudah sesuai dengan nilai ujian pembagian kelas ya? kelas ini sudah disesuaikan dengan kemampuan kalian loh". pak Halim berusaha menjelaskan kembali.
" Kami berdua merasa tidak mampu pak menerima pelajaran dan penjelasan bahasa Arab, karena kami belum belajar dasar-dasarnya. kami ingin pindah ke kelas yang lebih rendah agar bisa belajar dasar-dasarnya." Nayya telihat antusias dengan penjelasannya.
" Maaf..kami sebagai pengajar disini hanya memilah sesuai dengan hasil ujian pembagian kelas yang kalian kerjakan bersama kemarin siang. jadi sekeras apapun kalian ingin pindah tetap aja ga bisa" jawab pak Halim sedikit meninggi.
" Kalian coba aja dulu, belajar lebih giat. Maaf saya tidak bisa membantu dan saya harus segera pulang". pak Halim beranjak dari tempat duduknya. menatap kedua mahasiswinya yang terlihat kecewa. " kalo kalian sudah selesaj, saya pamit dulu" ucapnya.
" Baik pak..terima kasih, mohon maaf sudah mengganggu waktu bapak." ucap Nayya dan Ghea berbarengan sambil menundukkan kepala.
" Iya sama-sama..semoga kalian bisa mengikuti pelajarannya dan betah dikelas saya. Assalamualaikum.." berjalan meninggalkan dua mahasiswi yang masih melongo dan sangat terlihat kecewa. Terlebih Nayya yang pikirannya jadi campur aduk.
" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab keduanya yang jelas sudah tidak akan terdengar oleh pak Halim wakelnya.
Menoleh ke arah Nayya, " sudahlah Nay, pasrah aja, jalani yang seharusnya. Buang jauh-jauh pikiran negatifmu, kita niatkan belajar. Semoga semua perkiraanmu tentang Ray salah". Ghea berusaha menenangkan teman barunya yang mulai dekat dan dianggap sahabatnya itu dengan mengelus salah satu lengannya, berharap sedikit menenangkan.
" Iya Ghe..aku akan coba itu, semoga semua perkiraanku salah. Ray hanya iseng menggodaku saat ospek aja." Nayya menenangkan hatinya yang sebenernya tidak menerima penolakan pak Halim untuk pindah kelas.
Menepuk lengan Nayya, "Yuk kita kembali ke asrama Nay, keburu semakin sepi gedungnya. Takutnya penjaganya keburu keluar deketin kita." Ghea nyengir, bercanda agar suasananya sedikit mencair.
Nayya mengangguk, beranjak dari tempatnya duduk. Berdiri disamping Ghea kemudian berjalan menuju asrama.
Di depan gerbang asrama, tidak sengaja berpapasan dengan Ray.
"ehemmm..hai Nay.." sapa Ray yang tersenyum ke arahnya.
Nayya yang merasa kaget dan canggung menjawab " eh iya.." sambil terus berlalu.
Ray yang sempat berhenti berbalik melihat kearah Nayya yang cuek saat disapanya. Menatap punggung Nayya yang terlihat semakin menjauh menuju asrama bersama temannya Ghea.
Ray yang juga ditemani teman sekamarnya Dio sedikit bingung, kenapa sejak bertemu pertama kali Nayya begitu tidak peduli saat disapa. Bahkan sikap Nayya terlihat sangat dingin pada Ray. "Apa aku begitu jelek dimata Nayya?" gumam Ray pelan bahkan Dio hanya samar mendengarnya.
Menepuk bahu Ray sampai yang punya bahu kaget," Ray..kamu ga lagi ngelamun mikirin cewek barusan kan?" Dio penasaran dengan sikap Ray yang tiba-tiba berubah setelah berpapasan dengan Nayya.
" hmmm..ga kok Yo..aku hanya..semakin penasaran sama cewek itu. cewek yang penampilannya sederhana natural tapi terlihat sangat menarik. hehehe..kayaknya pikiranku lagi kacau ya jadi ngomong ga jelas gini" menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.
"udah yuk kita lanjut nyari makan..aku udah laper banget" Ray berjalan keluar gerbang asrama diikuti Dio dibelakangnya yang geleng-geleng kepala bingung dengan tingkah teman sekamarnya ini.
**
Matahari bahkan belum keluar dari peraduannya. Pukul 03.30 asrama sudah ramai dengan kesibukan mahasiswa dan mahasiswi yang mulai bersiap kuliah pagi.
Rutininas mulai bangun tidur, mengantri kamar mandi dan lanjut dengan kegiatan kajian pagi di asrama masing-masing.
Nayya masih duduk dipinggir ranjangnya, mengumpulkan kesadarannya, mengucek kedua matanya. Berdiri menuju rak tempat peralatan mandinya. Dengan pakaian tidurnya dan handuk yang dikalungkan dileher, Nayya berjalan keluar kamar menuju kamar mandi untuk mengantri. Berselang beberapa menit Ghea menyusulnya untuk ikut antri.
Sambil menunggu dapat giliran mandi, mereka sempat mengobrol untuk menghilangkan kantuk yang masih ada.
"Nay..kamu kuliah sainsnya sampe jam berapa nanti?" Ghea yang duduk ditangga sambil senderan ketembok bertanya ke Nayya sambil memainkan gayungnya.
" Dijadwal sih penuh Ghe, tapi ga tahu juga dosennya masuk semua apa ga, emang kenapa Ghe?, kamu sendiri sampe jam berapa kuliahnya?" sedikit melangkah mundur karena pintu kamar mandi yang diantrinya sudah terbuka.
" Sama kalo gtu, aku pengen ngajak kamu keluar jalan-jalan aja, sedikit refreshing".
" hmmm..boleh..nanti kabar-kabari aja lewat wa kalo kamu atau aku ada jam kosong. Aku mandi duluan ya". Nayya bergegas masuk kamar mandi kemudian menutup pintunya.
Nayya bersiap ngampus, hari ini Nayya memakai hem biru muda dengan bawahan rok hitam plisket jilbab warna biru sedikit lebih gelap dari kemejanya. Menatap penampilannya didepan cermin, memoleskan bedak bayi ke wajah dan badannya, tak lupa mengoles minyak kayu putih. Aroma bayi jelas tercium dari tubuh Nayya.
" Bayi gede sudah siap berangkat nih?" goda Ghea.
" Siapppp.." ucap Nayya sambil berjalan mengambil sepatunya yang tertata rapi dirak sepatu.
"Aku berangkat kuliah dulu ya Ghe..jaga kamar baik-baik, nanti kalo ada orang ngisengin kamu wa aku aja" Nayya tertawa sambil menutup mulutnya.
" Iya..hati-hati juga ya..awas kalo ketemu teman cowok jangan jatuh cinta, nanti bang Ray bisa marah" Ghea balas candain Nayya. Seketika wajah Nayya cemberut kesal, melotot melihat Ghea yang cengar cengir.
"Kalo aja waktunya ga mepet untuk sudah aku jitak kepalamu". gumamnya sambil berlalu menenteng sepatunya berjalan menuruni tangga.
**
Pulang dadi kampus di hari yang sangat terik ini, Nayya berjalan sendirian. Karena haus, Nayya sengaja membelokkan langkahnya ke arah koperasi asrama untuk membeli minuman segar. Di jam-jam seperti ini koperasi memang sangat penuh pembeli yang rata-rata membeli minuman atau hanya cemilan kecil. Nayya masuk menuju kulkas untuk membeli minuman dingin kemudian menuju antrian kasir.
Saat giliran Nayya membayar, tiba-tiba disampingnya berdiri cowok yang sengaja menyerobot antriannya. Nay menoleh dan....tatapannya beradu dengan cowok yang tidak pernah ingin ditemuinya.