Sakit tapi manis

646 Words
Aku tahu ketika berhadapan denganmu aku harus menutup kedua telinga dan mataku. Kau yang sempurna pasti lambat laun akan membuka hatiku. ___Delima__ **** "Hay pencuri! apa kabar?" Delima membulatkan kedua matanya dengan mulutnya yang menganga. Kenapa hari ini jantungnya seperti dibuat ritme roller coaster. "Lo ngapain sih ngagetin gue aja?" Markus terkekeh, kenapa gadis itu melihat dirinya seperti melihat penghuni kuburan saja. Tidak tahukah, Markus sudah berdandan dengan begitu rapihnya. "Lagian lo kenapa kaya dikejar hantu aja?" markus maju satu langkah, meneliti penampilan gadis itu lebih dekat. "Orang lain yang ulang tahun, kenapa lo secantik ini? ganjen!" Bisik Markus di akhir kalimatnya, membuat Delima mendengus. "Lo tuh sirik aja, kenapa sih? Lagian dandanan gue kaya gimana juga bukan urusan lo!" ingin sekali Delima kabur, tapi kalau ia kembali ke tempat pesta tadi. ia takut bertemu dengan laki-laki itu. "Memang, tapi jadi cewek tuh enggak usah terlalu mengumbar kecantikan, lo tuh gak usah menor - menor. Biasa aja, dan baju lo tuh enggak usah sexy kaya gini biasa aja." Delima menganga, siapa dia? kenapa laki-laki itu dengan seenaknya mengatur- ngatur dirinya. ingin sekali ia mencakar laki -laki itu dan merobek mulut pedasnya. "Apaan sih lo? repot amat deh, udah ahh, kesel gue." Delima memutar dirinya hendak pergi, namun entah kenapa laki - laki menyebalkan itu menarik dirinya dan memeluknya hangat, membuat Delima meronta melepaskan dirinya. "Eh lo ngapain sih? lepasin gue?" "Diem coba ikhh, berisik banget!" protes Markus, membuat Delima lagi-lagi bernapas jengah. sebenarnya siapa sih yang harus protes di sini? Bukannya melepaskan gadis itu, Markus menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Delima, memejamkan kedua matanya erat dan menghirup aroma khas gadis itu dalam. Ia sangat merindukan gadis kecilnya itu. Apa kabar Deliku? Sejak ia melihat gadis itu di koridor, ia tahu ia mengenalnya. Ia Delimanya, gadis kecilnya. Namun ia juga kaget ketika menghirup pharfum yang dikenakannya. Dia adalah gadis yang telah mencuri pipinya, sekaligus memukulnya malam itu. Ini luar biasa, waktu begitu baik padanya karena telah mempertemukannya dengan teman kecilnya. Namun waktu juga seakan mempermainkannya. Karena gadis nakal yang memukulnya malam itu juga adalah gadis kecilnya. "Ikhh, lepas!" Asli Delima tidak mengerti dengan kelakuan aneh laki-laki gila itu. kenapa dengan lancangnya memeluk dirinya. Padahal merekakan sama sekali tidak saling kenal sebelumnya. Bahaya laki-laki ini sepertinya berotak m***m. Dia pasti berniat jahat atau semacamnya seperti yang di film-film. Tiba-tiba saja gadis itu menggigit telinga Markus hingga membuat laki-laki itu mengaduh. ''Aaaaaaaaaa!" Teriakkan markus tanpa sadar membuat orang disekitar sana menatap pada mereka berdua. Termasuk The Queen yang sedari tadi mencari keberdaan Delima. "Ya ampun lo jahat banget, Deli?" Markus mengusap telinganya yang terasa panas. Tanpa mau repot-repot menjawab, Delima segera memutar dirinya dan menghampiri ketiga gadis yang saat ini sedang menatap padanya. *** "Guekan nyuruh lo buat deketin si Yoga, bukan si Markus!" Ujar Vanesa, saat ini mereka sedang berada di markas The Queen. "Gue bukan mau deketin si Markus, tapi gue kebetulan ketemu sama dia." Delima duduk si sofa, ia masih merasakan detakan jantung laki - laki itu di dadanya. Tapi kenapa laki-laki itu bisa mempunyai detakan yang aneh saat bersama dirinya. apakah dia punya penyakit jantung? "Dan lagi tadi kalian ngapain sih pake peluk-pelukan segala?" Tambah Vanesa lagi, ia terlihat tidak suka. sedang Eliana dan Sasi hanya terdiam saja. "Gue juga enggak tahu, tuh cowok tiba-tiba narik gue kaya gitu." "Kenapa lo gak nolak?" "Tadikan gue udah nolak Vanesaaa ... gue gigit telinga dia." jawab Delima polos, malah membuat sasi dan Eliana tergelak. "Ajiirrrrr lo jadi vampir!" ujar Sasi, kemudian ia menutup mulutnya ketika menyadari tatapan tak suka dari vanesa. "Sorry bos." Dan sepertinya Delima masih akan diberikan cermahan panjang lebar oleh sang Ratu The Queen itu. Sementara di tempat lain, markus masih mengusap telinganya memasuki area pesta, demi apa gigitan gadis nakal itu terasa sakit. Ya ampun, gadis itu jahat sekali. Namun tanpa sadar kedua bibir menawannya menyunggingkan senyuman. Kita bakal sering ketemu Deli! bisiknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD