1

716 Words
Kensin Scholandvan menutup laptopnya dengan kesal. Apaan coba maksud Angel? Setiap kali diajak video call alasannya macam-macam. Ya inilah ya itulah. Resiko punya pacar fake face ya kayak gini. Ken menghembuskan nafas kasar. Salahnya juga sih. Sudah tau si Angel fake masih juga dibalikin. Udah terlanjur sayang sih. Ken mengusap wajahnya lelah. Ken membaringkan tubuh tegapnya dengan beralaskan tangan sebagai bantalan. "Gue sayang lu, Ngel. Gue kagak peduli gimana rupa lu, karena gue jatuh cinta ama sifat lu bukan tampang lu." "Bye, Ngel..." Seorang gadis berwajah oriental dan seorang lagi berwajah bule, keluar dari sebuah kamar di lantai dua sebuah rumah di kawasan Sunter. "Where do you wanna go?" Tanya seorang gadis lain. Mereka berpapasan di tangga. "We'll going home?" Jawab si oriental. "Why so fast?" "Angel mengamuk. Dia lagi galau." Si gadis bule menggeleng sambil cekikikan. Gadis yang baru tiba itu menghembuskan nafas melalui mulut. Kesal. "Ya udah. Aku ke atas dulu." Gadis itu meneruskan langkahnya menaiki tangga. "Bye!" "Bye, Shween!" Shween-gadis yang baru tiba itu- bergegas menuju kamar sepupunya. Ingin memastikan perkataan kedua temannya barusan. Gadis keturunan India itu menggeleng melihat sepupu manjanya yang masih bergelung dalam selimut, meringkuk seperti bayi. Sementara laptop dan ponsel-nya berserakan di lantai. "Bad habit banget sih." Omel gadis itu seraya memunguti ponsel dan laptop sepupunya. Meletakkan barang-barang itu kembali ke posisi awalnya. "Nggak sayang barang banget." "Shween..." Angel langsung keluar dari hibernasinya dan memeluk gadis yang lebih muda beberapa jam darinya itu. "Ken marah lagi hiks." Adunya sesenggukan. Azalea Shreen menghembuskan nafas lelah. Entah sudah yang keberapa kalinya Angel mengadu seperti ini. Kalau pacar maya-nya marah padanya. Rasanya sudah tak terhitung. "Kenapa dia marah lagi?" "Ken minta video call tapi Angel nggak mau hiks." Shween memijit kepalanya. Pusing tiba-tiba menyergap gadis itu. "Kenapa Angel nggak mau?" Angel menghapus air matanya sebelum menjawab. "Kan udah Angel bilang kalo Angel nggak bisa, Shween. Angel malu..." "Makanya ni pipi dikempesin." Goda Shween. Gadis itu terkekeh mencubit pipi chubby Angel. Angel menepis tangan Shween, gadis manja itu cemberut. "Bukan karena pipi!" "Terus?" "Kalo Angel ketauan nggak tinggal di Makassar gimana?" Angel berapi-api. "Terus kalo Ken ngajakin ketemuan gimana?" "Ck!" Shween berdecak kesal. "Sapa suruh nge-fake." "Angel bukan fake!" Protes Angel cepat. Gadis itu semakin menggembungkan pipinya. "Angel kan real!" Shween memutar matanya bosan. "Emang Angel tau letak Makassar dimana? Nggak kan?" Angel menggeleng polos. "Nggak tau." "Nah itu dia fake!" Angel melotot galak ke arah sepupunya. "Angel nggak fake!" "Trus kenapa nggak mau video call ama Ken?" "Iihhhh Shween!" Angel berdiri dan berkacak pinggang. " Berapa kali Angel bilang kalo Angel takut Ken tau Angel tinggal di Jakarta!" Pipi Angel menggembung kesal. "Takut ketauan bohong kan?" Tebak Shween telak. Angel mengangguk lemah. "Angel takut Ken marah kalo tau Angel udah bohong." "Sekarang aja dia udah marah." "Shween...hiks." Angel menangis lagi. Shween geleng-geleng kepala dengan kelakuan sepupunya ini. "Udah ah jangan nangis lagi." Shween menghapus air mata Angel dengan telunjuknya. "Hubungi Ken bilang maaf." "Udah. Tapi hiks dia off." Shween menghembuskan nafas melalui mulut, lagi. Sabar Shween. "Angel mandi sana. Bau iler." Shween tertawa kecil. Angel tau, Shween hanya mencoba menghiburnya, tapi kok kesal ya. Angel cemberut. Ingin rasanya menimpuk Shween dengan ponselnya seandainya dia nggak sayang ponsel keluaran terbarunya yang berlogo apel tergigit itu. Pasrah, Angel menuruti Shween untuk mandi. . . . . . . . . . . Baby honey, masih marah ya? -Send -Sent Angel tersenyum melihat notif itu. Dia berharap Ken segera membuka pm-nya. Ken sedang online, Angel tau itu. Tadi dia sudah mengeceknya. Tapi bibir Angel mengerucut kesal setelah beberapa lama tidak ada balasan. Ken menghiraukannya lagi. Kebiasaan buruk Ken kalau sedang marah padanya. Baby honneeeeeyyyyyyy!!! -Send -Sent Masih belum ada notif balasan. Angel cemberut. Matanya memanas. Gadis itu menengadah untuk mengurangi sesak di dadanya. Baby honey, maafin Angel -Send -Sent Tetap tidak ada balasan dari Ken. Angel mulai menangis sekarang. Air mata yang sejak tadi berusaha dibendungnya akhirnya menetes juga. Ken -Send -Sent Ken, Angel minta maaf Angel sayang Ken. -Send -Sent Angel keluar dari aplikasi f******k. Gadis itu meletakkan ponselnya di atas nakas. Memeluk guling dan memejamkan mata berusaha melupakan komentar-komentar distatus f******k yang diposting Ken dan balasan Ken di komentar-komentar mereka. Terlalu mesra baginya. Cemburu? Iya. Tentu saja. Wajar kan dia cemburu? Kensin kan pacarnya. Angel menghapus airmata-nya kasar. Ken, maafin Angel.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD