Tamparan keras ( Author POV)

1207 Words

Dirgantara tidak pernah melihat Sisil sekecewa itu. Dulu saat mereka pertama kali bertemu, hubungan keduanya serasa sangat datar. Obrolan selalu monoton, bahkan bisa dibilang membosankan. Kalau tidak mengingat kepentingan bisnis sang ayah, Dirgantara lebih suka tidak melihat Sisil satu haripun. Kecantikan, pendidikan juga kekayaan Sisil tidak menggetarkan hatinya sedikitpun. Ia hanya menganggap kebersamaan mereka sebuah paksaan. Semacam beban mengerikan yang dipaksa naik ke pundak. Hari inipun tidak ada yang berubah. Perasaan Dirgantara masih sedingin dulu. Sikap arogan dan tidak tahu malu Sisil sudah cukup membuatnya kehilangan sisa simpati. Ia muak karena dianggap milik Sisil. Calon suami katanya? Anjingpun pasti akan tertawa mendengar pengakuan tidak realistisnya. "Keluar," ucap Dirga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD