Permainan dewasa 2

1314 Words

Ranjang di bawah kami berderit kencang. Aku menahan napas, menikmati sentuhan pertama di area sensitifku. Seluruh dinding pertahananku sebagai perawan sudah mulai terbakar habis. Dalam hentakan percobaan pertama Dirgantara, ia gagal memasukiku. Wajah lelaki gagah itu terlihat cukup gugup. Ia berulang kali menatapku. Pipiku memanas, ingin mengecup bibirnya lagi. Tapi jika terus berciuman, permainan ini tidak akan selesai. "Kamu takut?" bisiknya mengambil jeda dengan mencium tengkukku. Aku menggelinjang geli lalu mengangguk kecil. Mau mundur rasanya sudah terlanjur jauh. Kami sudah tidak berpakaian lagi. Hasrat birahi memang telah mencapai ubun-ubun. Tapi, kami masih sama-sama canggung, belum ada pengalaman sama sekali. "Sial," gumam Dirgantara tiba-tiba berbaring di sampingku. Ia memijit

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD