Kael hanya tersenyum saja menanggapi pertanyaan Kharis. Kael memasuki kamar itu dan melihar seorang gadis yang sangat cantik terbaring tak berdaya.
“Wanita ini lebih cantik dari Tzuyu. Aku yang jomblo ini sungguh beruntung bisa menikah dengannya .” batin Kael
“Nak..nak.. bangun, ada orang yang menerima Ching Xang itu. Namanya Kael.” Kata Kang sembari membangunkan Niu dan membantu anaknya itu duduk setelah dia membuka matanya.
Niu dengan tatapan kosongnya melihat Kael tanpa ekspresi apapun
“Bisa tinggalkan kami berdua. Saya ingin berbicara dengan Niu sebentar.” minta Kael kepada Kang dan Kharis untuk pergi.
Kang dan Kharis berjalan keluar kamar meninggalkan Kael dan Niu berdua.
“Hai… saya Kael.” Kael memperkenalkan diri dengan canggung
“Uhuk uhuk uhuk” Niu batuk berkali-kali kemudian mengambil mangkuk di samping tempat tidurnya untuk melegakan batuknya.
Kael mencoba membantu Niu, tetapi Niu tidak menginginkan bantuan siapapun terlebih Kael adalah orang asing baginya.
Niu terlihat menggigil dan berkeringat padahal hari masih pagi dan cuaa di luar juga sangat panas. Niu membaringkan dirinya kembali karena kepalanya terasa sangat sakit.
“Maaf saya harus tidur dulu. Kepala saya sakit sekali.” Kata Niu dengan sopan
“Silahkan nona.” kata Kael berdiri mematung; tidak tahu harus berbuat apa.
Kael mencoba berpikir sejenak apa yang dapat dilakukannya untuk membantu Niu.
“Coba saya lihat dulu item-item apa saja yang aku miliki untuk membantu Niu meringankan sakitnya.” batin Kael sembari mengambil Kotak Penyimpanan Keahlian dan mengaktifkan kembali Hidden Ability.
Kael melihat di Status Boardnya ada 300 item di dalam Kotak Penyimpanan.
“Saya penasaran apa saja item-item yang ada di Kotak Penyimpanan Hartaku .” batin Kael melihat satu per satu item di Kotak Penyimpan Harta.
“Apa ini? Steteskop Elektronik? Kenapa ini bisa ada di Kotak Penyimpananku. Ya udahlah. Aku pakai ini dulu untuk memeriksa penyakit Niu.”
Kael mendekati Niu dan mencoba membangunkannya.
“Nona, nona, maaf mengganggu tidurnya. Non bisa bangun sebentar?” tanya Kael
Niu merasa kesal karena dibangunkan di saat kepalanya masih terasa sakit.
“Maaf ya nona. Izinkan saya memeriksa nona sebentar.” kata Kael sembari meletakkan steteskop elektronik itu ke badan Niu. Kael mencoba untuk mencaritahu penyakit apa yang diidap Niu.
Setelah memeriksa selama lima menit, Kael terkejut mengetahui hasil pemeriksaannya.
“Nona, apakah selama ini nona mengalami gejala-gejala ini selama beberapa tahun terakhir ini?" tanya Kael sembari memberitahukan gejala-gejala tersebut
Niu terkejut dan menjauhi Kael karena Kael mengetahui tentang penyakitnya. Niu mulai bepikir negatif kepada Kael
"Pria ini baru ketemu sudah mengetahui penyakitku. Apakah dia selama ini membuntutiku sehingga dia bisa tahu semua gejala yang telah kuidap bertahun-tahun ini." batin Niu
“Darimana kamu mengetahui itu? Apakah kamu juga seorang tabib? “tanya Niu mencoba mencari tahu
“Bukan nona, saya bukan tabib. Saya hanya seorang pengelana” kata Kael mencoba menenangkan Niu
Gejala-gejala seperti demam, batuk kering atau batuk berdahak kental berwarna kuning atau hijau, mual atau muntah, diare, berkeringat dan menggigil, napas terengah-engah dan pendek serta rasa sakit di d**a ketika menarik napas atau batuk menunjukkan bahwa Niu mengalami penyakit pneumonia stadium menengah.
Kael memanggil Pak Kang untuk masuk ke dalam kamar lalu menceritakan mengenai penyakit yang diidap Niu saat ini.
Kang pasrah sebab dia sudah berusaha selama sepuluh tahun terakhir untuk menyelamatkan nyawa anaknya. Sejak umur delapan tahun, Niu menderita sakit Pneumonia ini, namun karena penanganan dari tabib kurang maksimal, penyakit pneumonianya bertambah parah.
Obat-obatan herbal hanya mampu untuk menahan sementara rasa sakit akibat nyeri yang ditimbulkan saat batuk. Kang juga sudah menghabiskan banyak harta untuk mengobati penyakit Niu.
“Tuan Kang, saya tidak menjanjikan apapun. Tapi saya ingin mencoba untuk menyembuhkan Niu.
Tapi saya tidak bisa tinggal disini atau di rumah Tuan Kharis. Jika tuan berkenan, izinkan saya dan Niu tinggal bersama satu pembantu untuk merawat Niu. Saya akan berusaha untuk mencari obat untuk menyembuhkan Niu. “ kata Kael dengan serius
Kang menangis atas niat baik calon menantunya itu. Niu juga merasakan hatinya mulai menyukai Kael karena sikap jantan dan perhatian terhadap dirinya. Niu tahu bahwa tidak ada satu pria pun yang mau mendekatinya karena penyakit yang dia derita.
“Niu, calon suamimu akan menyembuhkanmu nak. Bertahanlah sebentar saja ya.” kata Kang untuk menguatkan anak gadisnya
"Iya yah. Niu akan berjuang untuk bertahan hidup" jawab Niu lirih
Seminggu lalu, Niu berkata kepada ayahnya bahwa dia sudah tidak kuat lagi menanggung penderitaan atas sakit yang dia derita. Dia ingin mati secepatnya agar tidak merasakan sakit lagi.
Pernyataan Kael memberikan harapan baru bagi Niu. Dia pun mau untuk menerima Kael sebagai calon suaminya.
“Ayah, Bolehkah Niu meminta satu permintaan terakhir apabila Niu meninggal dalam waktu dekat ini?"tanya Niu kepada ayahnya
"Apa itu nak.? Ayah akan mengabulkan apapun permintaanmu." jawab Kang
"Ayah, hari ini Niu mau menikah dengan tuan muda ini.” ujar Niu dengan malu-malu.
Kang bahagia mendengar perkataan anaknya. Dia pun meminta Bibi Ling untuk memanggil tetua di desa mereka untuk menikahkan puterinya dengan Kael. Kang dan bibi Ling pun menyiapkan beberapa dekorasi untuk menyelenggarakan pernikahan secara sederhana.
Walaupun terkejut karena pernikahan yang tiba-tba, Kael berusaha untuk tetap tenang. Dia tidak ingin protes karena Kael mendengar bahwa itu permintaan terakhir Niu.
“Nak, kamu yakin mau melanjutkan pernikahan ini. Apalagi menjanjikan menyembuhkannya. Masih belum terlambat untuk membatalkan ini semua.” bisik Kharis kepada Kael agar Kael tidak salah mengambil langkah.
“Tuan, saya tidak mau menyusahkan tuan lagi. Utang saya akan saya bayar beserta bunganya kalau saya sudah menyelesaikan misi ini. Datanglah berkunjung sekali-kali ke rumah kami ya tuan.” kata Kael kepada Kharis sembari tersenyum
“Anak ini memang sudah gila. Ya udah. Kubiarkan saja lah dia menjalani keputusannya.” batin Kharis
Tak lama berselang, tetua di desa mereka itudatang ke rumah Kang. Pernikahan dilangsungkan di kamar Niu secara sederhana. Mereka berdua saling menyuap pasangannya secara bergantian pertanda mereka bersedia untuk menerima pasangannya apa adanya.
Prosesi pernikahan tidak sampai sepuluh menit. Tetua tersebut pun izin pamit begitu selesai memberkati Kael dan Niu.
“Eh nak. Selamat ya. Kamu sudah tidak jomblo lagi. Sekarang sudah ada yang merawatmu. Tapi ingat utangmu tetap dibayar” kata Kharis kepada Kael
Kael pun tertawa diikuti kemudian oleh Kharis. Kael sekarang tidur bersama di kamar Niu. Namun Kael tidur di lantai beralaskan tikar sederhana sementara Niu tidur di tempat tidurnya. Kael tidak ingin memperparah sakit Niu.