Bab 1 :Pertemuan Di Hari Itu

1631 Words
Januari,2011 - Singapore Hari itu sangat cerah Saat pertama kali Hyu datang dan melangkah masuk ke rumah besar itu dengan hati-hati pemuda itu masuk mengikuti seorang lelaki tua yang berjalan mendahului nya. Hyu menatap kagum, betapa megahnya rumah itu namun tetap saja ia merasa tidak nyaman ada di sini, padahal baru saja beberapa jam dia meninggalkan panti, tapi dia sudah rindu kamarnya. "Hyu..." panggil lelaki tua itu dengan suara tegas dan berat membuat pemuda yang asik dengan pikirannya sendiri itu terkejut "I-iya Tuan ..," jawab Hyu segera "Apa yang kau katakan, jangan panggil aku Tuan, kau bisa panggil aku ayah." Ucap lelaki itu sambil tersenyum ramah "Maaf kan saya, Tu ... Ayah." Hyu cukup kesulitan untuk mengucapkan kata "ayah" pada lelaki itu, bagaimana tidak dia tidak pernah memanggil Ayah pada siapapun dan sekarang dia harus memanggil Ayah pada lelaki yang baru beberapa kali ia temui "Ayah!!!" Hyu menoleh saat mendengar suara seorang yang berteriak dari arah belakang dan detik itu juga arah mata Hyu mengikuti pergerakan gadis itu, gadis berambut coklat gelap dengan bola mata yang berwarna sangat cantik, apakah itu coklat muda? Tidak itu berwarna lebih gelap Hyu hanya diam sambil menatap interaksi antara ayah dan anak itu Walau sebenarnya tanpa sadar fokus matanya hanya tertuju pada dia gadis bermata indah itu "Ayah siapa dia." Tanya gadis itu sambil menatap Hyu dari ujung kaki hingga kepala yang membuat Hyu salah tingkah "Hyu, mendekatlah." Perintah Johan. Hyu mendekat tanpa tau apa yang lelaki tua itu coba lakukan padanya dan lagi tatapan mata gadis itu tidak lepas dari dirinya sungguh membuatnya salah tingkah "Hyu perkenalkan ini putriku Luna," Hyu memberanikan diri menatap wajah gadis itu dan sialnya saat itulah Luna tersenyum lembut padanya hingga membuatnya tanpa sadar merona wajah putih gadis itu serta bibir mungilnya bagaimana bisa ada perempuan selucu dan cantik ini? Itulah yang Hyu pikirkan saat menatap Luna dari dekat "Kau baik-baik saja, Nak?" Tanya Johan saat melihat wajah Hyu yang memerah "Ya ... saya baik Tuan, eh, maaf maksud saya Ayah." Jawab Hyu Tanpa sadar Luna terkekeh pelan melihat sikap kaku yang Hyu tunjukan dan hal itu tentu semakin membuat Hyu malu "Berhenti mentertawakan dia Luna, mulai saat ini kau harus bersikap baik dan sopan padanya karena Ayah sudah mengangkatnya menjadi seorang anak yang berarti dia adalah kakak laki-laki mu," "Kakak laki-laki." Luna terlihat sedikit berpikir sebelum akhirnya sebuah senyum bahagia mengembang di wajahnya "Dia, akan jadi kakak laki-lakiku!" Ucap gadis itu dengan wajah bersemangat sesekali Luna menatap Hyu dengan wajah memuja dan membuat Hyu kembali salah tingkah "Kau terlihat senang sekali." Cela Johan "Bagaimana tidak senang, sekarang aku juga memiliki seorang kakak, aku tidak lagi sendirian jika ayah sibuk, karena ada kakak Hyu yang akan menemaniku, Iya kan kak?." Ucap gadis itu dengan tatapan mata berbinar yang ia tujukan pada Hyu Luna menggenggam tangan Hyu kemudian menariknya ke taman, Semua berubah bagi Hyu bukan dari pertama kali ia masuk ke rumah besar ini, titik perubahan hidupnya adalah ketika ia menerima genggaman tangan hangat gadis yang secantik bulan itu Luna ... **** Cerahnya pagi itu membuat cahaya mata hari merambat masuk melalui jendela-jendela kaca kediaman Bai menjadi penerang alami sekaligus penghangat di pagi itu Hyu yang sedang terlelap kaget saat ia merasakan gonjangan pada tempat tidurnya. "Kakak, Kak Hyu bangun .." bisik Luna ditelinga pemuda itu, bukannya bangun Hyu malah makin terlarut aroma sabun dan shampo yang Luna kenakan sungguh manis dan lembut. "Kak Hyu bangun!!!" Tidak menyerah begitu saja Luna mencubit pipi pemuda itu hingga membuat Hyu mengaduh sakit akibat rasa panas pada pipinya "Luna ... biarkan aku tidur." dengus Hyu sambil mengusap wajahnya. "Hari ini sangat indah, maka dari itu sayang jika di habiskan hanya untuk tidur." Jawab gadis itu Hyu menghela nafasnya dan memandang gadis yang kini tengah duduk di sampingnya dengan tatapan hangat yang menggemaskan,tanpa sadar Hyu tersenyum senyum yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan tapi tanpa sadar ia tunjukan "Mandilah aku akan menunggumu." Perintah Luna "Iya .., iya .., Nona cerewet." Jawab Hyu yang membuat Luna langsung cemberut Luna merebahkan dirinya di kasur Hyu sambil sesekali menggerakkan kaki nya dia suka kamar Hyu, ranjang Hyu dia suka semua yang berhubungan dengan pemuda itu semenjak kedatangan Hyu dirinya tidak lagi kesepian karena selalu ada Hyu disisinya dan selalu melindunginya walau kadang pemuda itu masih bertindak kaku tapi bagi Luna itu bukanlah masalah besar "Kau masih di sini?" Seru Hyu dengan nada kaget, sedangkan Luna hanya menoleh kearahnya dan menatap polos tubuh Hyu yang hanya mengenakan handuk di pinggangnya. "Berhenti menatapku cepat keluar!!" Kesal Hyu. Luna yang mendengarnya kaget, namun tidak ada bantahan gadis 14 tahun itu hanya pergi keluar seperti yang Hyu perintahkan "Sial, ini sangat memalukan," guman Hyu pada dirinya sendiri, harusnya tadi dia keluar dengan jubah mandi. **** Luna duduk di sofa,gadis itu merasa bosan kenapa juga Hyu harus mengusirnya dengan cara seperti itu. "Padahal bisa bicara baik-baik, kenapa mesti marah, sih." guman Luna Hyu menatap Luna dari lantai atas ia dapat melihat wajah muram gadis itu karena perkataannya "Luna.." panggil Hyu. "Kau mau ice cream ?" Ucap pemuda itu sambil menampakan senyum manisnya Deg... Deg... Deg... jantung Luna berdebar cepat bukan pertama kali nya ia seperti ini terkadang saat Hyu memegang tangannya atau memeluknya debaran ini selalu muncul "Kau sakit?" Tanya Hyu dengan raut wajah khawatir. dengan cepat gadis itu memalingkan wajahnya seolah tidak ingin menampakan wajah memerahnya. "Luna." Panggil Hyu untuk kedua kalinya ,pemuda itu juga membalikkan paksa tubuh Luna. "Kenapa menghindari ku? Tadi bukannya kau sibuk membangunkanku?."tanya pemuda itu dengan tatapan menyelidik. "Itu ... hanya saja ... aku.." Luna mengigit bibir mungilnya. Apa yang harus dia katakan? Dia sendiri tidak tau apa yang sedang ia rasakan. "Kau marah? Kau marah karena aku mengusirmu keluar?" Hyu menatap dalam wajah Luna sedangkan gadis itu hanya diam, Luna memang kesal tapi bukan itu yang membuat perasaannya menjadi aneh. "Bukan karena itu kak,." Jawab Luna dengan wajah polos dan sendu. "Disini, berdebar sangat kencang ketika aku melihat senyuman kakak barusan." Luna memegang dadanya dan mengatakan apa yang ia rasakan begitu saja, sedangkan Hyu tidak bisa berkata-kata wajah pemuda itu bahkan merona mendengar pengakuan adiknya itu "Kak, apa kakak tau aku ini kenapa? Rasanya sangat aneh." Jelas Luna sekali lagi, Luna berharap Hyu tau apa yang salah pada dirinya dia harap pemuda itu mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan perasaan apa ini. "Karena kau terlalu menyukaiku." Hyu menarik Luna dalam pelukannya, apa yang gadis itu rasakan sama dengan apa yang dia rasakan hanya saja perasaan itu tidak seharusnya muncul di antara mereka "Aku terlalu menyukai kakak?" Guman Luna bingung "Kau pasti sangat senang karena sekarang kau memiliki aku sebagai kakakmu jadi kau memiliki perasaan itu karena terlalu bersemangat dan bahagia." Jelas Hyu lembut. Pemuda itu tidak bermaksud membohongi Luna hanya saja dia tidak ingin gadis itu tersiksa sepertinya karena menyukai seseorang yang tidak seharusnya. "Kak, apa kau akan selalu di sisiku?."tanya Luna "Aku akan selalu di sisimu hingga kau dewasa dan bertemu pasangan hidupmu." Jawab Hyu. Hati pemuda itu terasa nyeri saat mengatakannya, apa dia mampu melepaskan gadis ini untuk orang lain. "Pasangan hidup?" Guman Luna. raut wajah gadis itu murung apa jika dia memiliki pasangan hidup dia tidak bisa lagi bersama Hyu, kenapa memikirkan dia tidak bisa bersama pemuda itu malah membuat hatinya semakin sakit. "Sudah, jangan terlalu di pikirkan." Hyu menarik tangan Luna pergi untuk mengajak gadis membeli ice cream di sebuah toko dekat rumah mereka. "Kak," Panggil Luna, "Apa?." Tanya Hyu. "Jika kakak menemukan pasangan Hidup kakak, apa kakak akan meninggalkanku?." Tanya Luna dengan raut wajah penasaran Hyu terdiam genggaman tangannya pada Luna tanpa sadar terlepas. Membuat Luna sedih dan dengan cepat kembali meraih tangan Hyu "Kak..."lirih gadis itu saat merasa kakak laki-laki nya itu hanya diam membisu "Bagiku ... Luna saja sudah cukup,jadi jangan pernah berpikiran aku akan meninggalkan mu." Jawab Hyu tanpa berani menatap Luna secara langsung Hyu menarik tangan Luna untuk melanjutkan perjalanan mereka tidak ada lagi obralan setelah pertanyaan gadis itu, Hyu hanya diam dengan pemikirannya yang tidak terarah. **** April,2015 4 tahun kemudian "Kakak ..." Pekik Luna sambil berlari dan mendarat di pelukan Hyu. Tidak lupa sebuah kecupan di pipi kira dan kanan pemuda, tidak kini anak laki-laki itu sudah menjadi seorang lelaki dewasa serta sudah 4 tahun sejak ia hadir di kehidupan Luna "Selamat atas kelulusan mu." Ucap Hyu yang tidak lupa membawa satu buket bunga besar mawar pink untuk Luna "Wah ...cantiknya, terima kasih." Sebuah kecupan kembali mendarat di pipi Hyu. "Kakak bilang ada ujian hari ini, aku pikir kakak tidak akan datang." "Tentu aku harus datang ini hari spesialmu kan, jadi kakak harus hadir." Hyu mencubit gemas pipi Luna yang sudah tidak lagi chubby seperti dulu, kini gadis itu tumbuh menjadi wanita yang lebih cantik dan. Hyu tidak bisa berbohong bentuk tubuh Luna bisa dikatakan sempurna, pinggul ramping dengan kaki jenjang dan garis leher yang menawan, sial!!. Bagaimana bisa dia memikirkan hal seperti itu di saat seperti ini. "Kak, apa kau sakit? Wajahmu memerah." Tanya Luna saat mendapati wajah Hyu sedang memanas akibat pikirannya sendiri. "Kakak harusnya banyak istirahat, kulihat kakak sering tidur larut...aku tidak mau kakak sakit nantinya." Tangan Luna terangkat dan membelai lembut pipi Hyu, tatapan Luna yang lembut namun terasa bagai belati tajam yang mampu menusuk jantung Hyu, sampai kapan dia bisa bertahan dengan perasaannya seperti ini di sisi gadis itu, terkadang gelora itu muncul dan menggila dalam pikiran serta tubuhnya, sampai kapan dia akan tersiksa dengan perasaan ini? Atau dia harus mencoba memulai hubungan bersama gadis lain. Nyatanya dia tidak pernah mampu berpaling dari Luna "Aku baik-baik saja,aku akan temani sampai acara kelulusan mu selesai, setelah itu kita akan pergi kemanapun yang kau inginkan." Ucap Hyu "Benarkah! Kau yang terbaik yang paling mengerti aku." Luna memeluk erat Hyu yang telah menjadi tempat ternyaman nya selama beberapa tahun ini dan sampai seterusnya hanya akan ada lelaki ini. Bersambung ....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD