DOL (Bab 2)

1111 Words
Berbeda dengan Davis, dia sudah lebih dulu tahu serta menerima perjodohan ini. Ayahnya sudah memberikan sebuah foto yang menunjukkan wajah gadis cantik bernama Naira Khairunisa.  Davis mencari tahu nama itu di sebuah laptop yang tersimpan di pangkuannya, "Dia masih kecil, " Gumam Davis.  "Hah, Papa apaan sih ngasih jodoh Davis anak ingusan kaya gini!! " Gerutu Davis, Davis sebenarnya memang dingin terhadap wanita. Kabar-kabar mengenai Davis yang sering bermain bersama wanita malam itu tidak benar adanya.  Namun kabar mengenai Davis sering meminta wanita menemani nya benar adanya, tetapi dia tidak menjamah wanita-wanita itu. Davis hanya butuh teman curhat, ia hanya membutuhkan obrolan malam bersama wanita walaupun tidak berbuat apa-apa, Davis selalu membayar dengan uang yang sangat banyak.  Mengapa Davis seperti itu? Karena hidupnya kosong dan hampa, semenjak di tinggal oleh kekasihnya yang menikah dan tidak memberi kabar kepadanya.  Namun orang tua Davis tak mengetahui permasalahan itu, mereka hanya tahu jika anaknya selalu sendiri dan tak memiliki Pasangan. Terkadang mereka mendengar kabar mengenai Davis yang selalu menyewa hotel dan tidur bersama wanita-wanita malam, setelah mereka cari tahu kebenaran itu, Davis selalu berhasil menepisnya.  Siang itu Davis sudah bersiap untuk menemui sosok Naira, walaupun sebenarnya Davis sama sekali tak menyukai nya tapi karena ibunya lah ia mau menerima Naira.  Davis sedang menatap kaca, ia tersenyum miris lengkap dengan seringai di wajahnya. "Mana mungkin dia bisa membuatku jatuh cinta, satu malam aja pasti merengek meminta pulang!! " Gumam nya saat itu.  Davis tertawa kecil, "Dia pasti salah satu dari wanita yang sering menemani ku, dia menerima pernikahan ini karena harta yang Papa punya. Aku tidak mau membiarkannya menguras harta ku, apalagi aku anak satu-satunya" Gumamnya kembali, ibunya datang untuk bertanya mengenai persiapan nya dan Davis terlihat sudah tampan dengan kemeja yang ia pakai, wangi Parfum nya membuat seluruh ruangan kamar nya wangi.  Davis memeluk ibunya, "Davis tampan kan Mam." Ia mengedipkan matanya berulang kali, ibunya tertawa melihat tingkah anak satu-satunya itu. Bagi ibunya, Davis adalah anak yang manis. Ia benar-benar menyayangi ibunya, untuk memberikan seluruh cinta di dunia kepada ibunya, sepertinya ia tidak mampu walaupun kasih sayang nya bisa di gantikan dengan barang apapun yang ibunya mau. Bagi nya, setiap keinginan ibunya adalah jalan menuju berkah.  "Davis sayang mama, mama tinggal bilang aja mau mama apa? " Ibu Davis seorang wanita yang tidak bisa berjalan, ia mengalami kelumpuhan di usia muda nya. Parasnya cantik, secantik namanya.  Namanya, Andini Juliandi. Ia seorang peragawati terbaik di masa nya, Andini menikah dengan Dave karena mereka dijodohkan. Tetapi mereka berdua saling mencintai, Dave sangat mencintai sosok Andini.  Beberapakali Andini selalu meminta Dave menikah lagi, tapi Dave selalu menolak dan Dave berharap Davis memiliki istri seperti Andini, sosok istri yang mau menemani suaminya dalam kondisi apapun.  Andini tersenyum, "Mama ingin melihat kamu memiliki anak, " Jawaban Andini membuat Davis terkejut, Davis tak mampu menolak keinginan ibunya. Ia tersenyum lalu mengecup kening sang ibu, Davis segera mendorong kursi roda dan membawa ibunya untuk menemui Naira. Bagaimana mungkin Mam, aku tak mencintainya. Apalagi dia masih dibawah umur, aku yakin dia akan menolak perjodohan ini. Dia belum tahu berapa umurku, lagipula malang sekali nasibnya. Menikah dengan lelaki yang umurnya sangat jauh!!. Batin Davis bergumam, secercah harapan ada dibenaknya, ia berharap jika Naira yang menolak perjodohan ini.  Naira sudah bersiap, ia melihat sebuah mobil sudah terparkir di depan rumahnya. Hatinya berdegup dengan kencang, dua ajudan sudah berdiri dengan tegap, mereka menunggu Naira dan keluarga nya untuk masuk kedalam mobil.  "Bos Besar Dave sudah menunggu Anda!!" Ucap seorang Ajudan itu.  "Baik, " Redi pun masuk dan saat Naira akan masuk, Ajudan itu menghalangi nya. Naira merasa bingung, namun Ajudan itu segera meminta Naira untuk masuk kedalam mobil lainnya.  "Ayah" Panggil Naira, Ayah nya seakan memberitahu Naira agar ia menuruti apa yang Ajudan itu perintahkan.  Naira di dalam mobil sendirian, hanya seorang supir dan satu Ajudan yang duduk di samping pak supir menemani dirinya. Tangan dan seluruh badan bergetar, ia tak tahu kemana supir serta ajudan itu akan membawanya.  "Nona Muda, nanti saat akan memasuki rumah Tuan. Nona akan diberikan sebuah buket bunga yang indah, saya harap Nona dengan sopan menerimanya" Ucap seorang Ajudan, ia berbicara tanpa menatap wajah Naira.  Hah.. Bagaimana mungkin, untuk apa mereka membawaku ke sana. Gumam Naira di dalam hati, ia benar-benar merasa bingung dengan apa yang sedang ia lalui. Ia tak menjawab, ia tetap fokus menatap  Sampailah Naira di depan gerbang rumah Dave, terlihat sekali seperti Istana yang sangat megah. Naira berdecak kagum melihat sosok rumah pengusaha yang terkenal sangat kaya itu, "Apa nanti di dalam sana akan ada p********n?, Apa nanti Naira akan menjadi sosok istri muda nya?, Ya Tuhan..." Naira kembali berpikir bahwa dirinya akan menjadi istri muda dari Tuan Dave, ia mengambil nafas dalam-dalam seakan mempersiapkan dirinya masuk ke lembah dan jurang yang kelam.  Satu orang Ajudan sudah berdiri dan siap membukakan pintu mobil yang Naira tumpangi, "Dimana Ibu dan Ayah Tuan? " Tanya Naira dengan wajah yang terlihat polos, mereka tak menjawab pertanyaan Naira. Lalu datang seseorang berwajah tampan yang dikenal sebagai Tuan Win, Ia adalah seorang Assisten kepercayaan Tuan Dave. Ia yang mengatur semua persiapan acara apapun, bahkan hingga makanan Tuan Dave ia yang sajikan terlebih dahulu.  Tuan Win datang dengan sebuket bunga yang sangat indah di tangannya, ia menghampiri Naira dan memberikan bunga tersebut dengan sopan.  "Selamat datang Nona Muda, perkenalkan saya Winarto. Saya kepercayaan Tuan Besar Dave di rumah ini, saya juga ditugaskan untuk menyambut kedatangan Nona" Ujarnya, Naira semakin merasa aneh dengan apa yang ia dapati sekarang. Baginya mereka terlalu berlebihan memperlakukan dirinya, dan apa yang di lakukan oleh mereka membuat Naira semakin merasa akan menjadi sosok istri muda Tuan Dave.  Naira masih menatap aneh, "Nona... " Ucap Win, Ia sadar akan suara Win yang memanggilnya. Ia menerima bunga tersebut dan mengucapkan rasa terimakasihnya, lalu Naira berjalan bersama Win, Win terlihat berjalan di samping tak jauh dari Naira.  "Tuan maaf, Ayah dan ibu saya dimana? " Tanya Naira kembali.  Win menghentikan langkahnya, "Saya tidak di ijinkan berbicara serta menjawab pertanyaan Nona, Maaf silahkan ikuti langkah saya kembali" Ucap tegas Assisten Win di iringi anggukan kepalanya dengan pelan, Naira mengerutkan dahinya. Ia merasa jika dirinya seperti sedang berada di lingkungan sebuah kerajaan, ia berjalan sembari menggeleng-geleng kan kepalanya. Naira masuk melalui pintu utama, Ia terus berjalan mengikuti Assisten Win. Sampailah ia dihadapan pintu besar, jantung nya lebih berpacu dari biasanya, lututnya seakan melemah. Assisten Win menghentikan langkahnya, begitupun Naira yang ikut menghentikan langkah kakinya itu.  "Nona, Ingat berprilakulah sopan dihadapan Tuan Dave!!" Ucap Assisten Win.  "Dimana Orang tua juga adik ku Tuan?, Mengapa mereka meninggalkan ku? " Saat ia bertanya mengenai keberadaan orang tuanya, bibirnya kelu, tenggorokkan nya mengering. Ia benar-benar merasa sangat takut dengan keadaan ini.  Lagi lagi, Assisten win maupun kedua Ajudan yanh sedari tadi mengikutinya tak mau menjawab apa yanh ditanyakan oleh Naira.  Dug dag Dug.. Suara jantung Naira terdengar sangat kencang.  Apakah Naira akan di eksekusi hari ini? Ya Tuhan..... Bagaimana ini? ... 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD