DOL (BAB 3)

1140 Words
Disana, Naira terlihat kebingungan. Di samping pintu besar itu terdapat sebuah tombol angka, Assisten Win menekan beberapa tombol tersebut.  Dalam hati Naira, "5 6 8 9, itu kodenya" Naira membaca setiap tombol yang ditekan oleh Assisten Win, pintu itu terbuka seakan ada orang yang membukanya. Assisten Win masuk, dan disana sudah terlihat Tuan Dave beserta istri nya duduk di Sofa besar. Ruangan tersebut adalah ruangan pribadi Tuan Dave, bahkan orang tua serta adik dari Naira sudah duduk dengan nyaman disana.  Naira tetap mengira akan menikah dengan Tuan Dave, "Dug, Dug, dug" jantung Naira kembali berpacu, namun kali ini ia merasa sedikit lega. Karena kedua orang tuanya ada di dekatnya.  "Naira, perkenalkan ini istri saya! " Ucap Tuan Dave. Naira segera mendekat, Ia memberi salam serta mengecup punggung tangan Andini. sembari tersenyum Naira berkata, "Senang bertemu dengan Anda Nona" Ia memang sangat sopan, senyumannya pun terlihat sangat ramah.  Naira begitu terkejut dengan sikap yang ditunjukkan oleh Andini, Andini menarik tangan Naira  dengan penuh kelembutan. Lalu ia memeluknya dan mengecup Pipi Naira, "Naira, usia nya berapa? " Tanya Andini. Naira tersenyum dan menjawab, "Tahun ini 16 tahun Nyonya, " Tuan Dave pun menatap wajah anak remaja yang baginya bernasib malang, Tuan Dave tahu jika Naira adalah siswa yang pandai serta jenius di sekolahnya. Ia adalah siswa yang bail dan selalu patuh dengan peraturan sekolah, bahkan semenjak Naira sekolah menengah pertama disana hingga melanjutkan sekolah menengah atas disana, Tuan Dave selalu memperhatikan Naira.  Dave dan Andini sendiri memiliki anak perempuan seusia Naira, namun saat itu anaknya meninggal karena terjatuh dari sebuah tangga. Dave memang sudah menyukai Naira sejak lama, Dave memperhatikan jika Naira pantas menjadi menantu satu-satunya itu.  "Davis kok malah keluar sih? " Keluh Andini saat itu, Naira masih menundukkan kepalanya. Karena Naira merasa malu dengan tatapan lekat yang Dave berikan kepadanya, "Win, coba lihat dia sedang apa? "  Titah Andini kepada Assisten Win, Assisten Win segera membalikan posisi badannya lalu melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan Davis. Baru saja beberapa langkah, Davis muncul dari pintu utama yang terbuka oleh sebuah kode itu. "Maaf Maa, tadi Davis.. " kalimatnya terhenti kala ia melihat tatapan mata Mama nya, ia pun berjalan dan duduk di samping orang tuanya.  "Nak... siapa tadi namanya? " Tanya Andini dengan nada yang sangat lembut.  "Naira, nyonya" Jawab Naira singkat, ia masih menundukkan kepalanya. Naira pun tidak sempat menyadari kedatangan Davis yang akan menjadi calon suaminya itu..  Dave mengambil alih pembicaraan ini, Dave berbicara segera dan pembicaraan Dave langsung pada intinya. Naira sangat terkejut dengan apa yang menjadi rencana Dave dan Andini, Reva dan Redi pun terlihat sangat terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Tuan Dave yang menurutnya sudah sangat baik kepada mereka.  Dave berucap, "Saya menginginkan Naira menjadi menantu saja, " kalimat itu terngiang-ngiang di telinga Naira, "Davis sudah menerima perjodohan ini, dan saya harap kau bisa menjadi istri yang baik untuk Davis!! " Ujar Dave.  Raut wajah Naira terlihat kembali seakan kebingungan, "Kau mengkhawatirkan sekolah mu? " Tanya Dave, Naira menjawab dengan anggukkan di kepalanya.  "Tenang saja!! Saya tidak akan membiarkanmu kehilangan masa-masa sekolahmu!!, kau masih dapat bersekolah. Namun saat kau berada di lingkungan rumah, bersikaplah sebagai istri yang baik" Tutur Dave, Davis tidak bisa berkata-kata. Ia tak mampu menukas, menolak ataupun membuat lelucon di hadapan sang ayah. Reva dan Redi tak mampu berkata-kata, mereka terdiam tanpa menatap wajah-wajah mereka yang mungkin sebentar lagi akan menjadi besan nya. Mereka tertunduk segan, dan Naira juga hanya mendengar apa yang dikatakan oleh Dave dan Andini.  "Pernikahan kalian akan dilaksanakam esok hari!? " Ucap Dave, Andini tersenyum. Namun berbeda denga Davis, ia seakan menolak waktu yang sudah ditentukan.  Davis mencoba berbicara, "Papa, apa Papa tidak bertanya terlebih dahulu kepada nya. Apa dia sudah siap atau belum? " Tanya Davis.  Andini menepis kalimat Davis, "Dia punya nama, namanya Naira. Belajarlah memanggilnya Naira!! " Ucap Andini membuat Davis terdiam.  Saat mereka sedang membicarakan mengenai Acara pernikahan Davis dan Naira, seorang pengacara datang. Dave mempersilahkan nya duduk, tanpa di sangka dan di duga. Dave sudah menyiapkan sebuah berkas untuk Naira dan Davis tanda tangani, Dave menyuruh Naira membaca nya terlebih dahulu begitupun dengan Redi dan Reva.  Disana tertulis bahwa Naira akan melanjutkan sekolahnya hingga lulus sekolah menengah pertama, Naira diperbolehkan sekolah seperti biasa tetapi Naira harus menutupi pernikahannya selama di dalam lingkungan sekolah.  Kedua, Naira dan Dave tidak di ijinkan berhubungan badan sampai membuat Naira hamil dan point nya, Dave dan Naira tetap bisa melakukan itu seaman mungkin.  Ketiga, Tahun ketika Naira Lulus. Naira harus secepatnya memberikan satu Anak kepada Davis, dan disana tertulis beberapa harta yang akan diberikan oleh Dave untuk Naira.  Dan Terakhir, Naira hanya boleh pulang kerumah orang tuannya bersama dengan Davis suaminya. Naira tidak di ijinkan untuk menginap tanpa Davis suaminya, dan Naira harus tetap melayani Davis sebagaimana mestinya  Dave bertanya mengenai empat point yang sudah dibaca oleh Naira, bagaimana Naira menyetujuinya atau tidak. Bagi Naira setuju ataupun tidak, Naira tetap sudah tidak bisa bebas berpendapat dan akhirnya Naira menyetujui apa yang sudah menjadi ketentuan Dave dan Andini.  Naira berucap, "Naira ikut saja Tuan, " Dengan tatapan polos namun penuh luka, Naira menyetujui keinginan Dave. Dave pun meminta Assisten Win untuk membawakan hadiah yang akan diberikannya kepada Redi dan Reva.  Naira pun memberikan sebuah tanda tangan persetujuan di atas lebar putih yang tertempel sebuah materai, sembari tangannya bergetar ia pun menandatangani surat tersebut.  Tatapan miris ditujukan oleh Davis untuk Naira, Davis tetap mengira jika Naira menikahi nya hanya karena Uang dan harta.  Tak lama kemudian, Assisten Win datang membawa sebuah koper. Dibukanya koper tersebut, tertumpuk rapi uang berjumlah 2 miliyar rupiah. Mata Reva dan Redi membola seakan terkejut melihat uang yang sangat banyak, selama Redi dan Reva hidup ia tak pernah melihat uang tersebut.  Dengan nada yang terdengar sombong Dave pun berkata, "Uang ini hak kalian, pakailah sebaik mungkin. Aku tak ingin mendengar kalian mengeluh dengan keadaan kepada Naira, Naira sekarang sudah menjadi milik kami dan itu artinya kau sudah tidak memiliki hak apapun! " Air mata Naira berderai, ia benar-benae merasa dijual oleh orang tuanya.  "Benarkah Tuan? Tapi kami sudah merasa sangat senang karena Tuan sudah menganggap hutang kami lunas! " "Hutang mu dan Naira tidak sebanding, dia wanita cerdas dan baik!!, bawalah.. Jangan pernah menganggu pikiran Naira! " Ucap Dave kembali, Naira tertunduk. Ia mencoba menutupi air mata yang sedari tadi sudah turun membasahi pipinya.  "Terimakasih sekali lagi Tuan!! " Ucap Redi, ia mengecup punggung tangan Dave berulang kali lalu mengusapnya dengan baju yanh ia pakai.  Kalian benar-benar seperti bukan orang tuaku, Ayah... ibu mengapa kalian sekejam ini kepadaku, kini hidupku bagai burung di dalam sangkar.. Rumah ini megah namun terdapat banyak sekali peraturan!.  Naira bergumam Lirih, ia benar-benar merasa asing saat menatap wajah kedua orang tuanya.  Pernikahan mereka pun sudah ditentukan, dan mulai hari ini Naira sudah harus ikut tinggal bersama Dave dan keluarganya.  Andini meminta Naira duduk Mendekat, Naira pun mengikuti apa yang diperintahkan oleh Andini.  "Naira, cinta itu hadir setelah menikah!! Dan ingat kau harus yakin, suatu hari nanti. Kau dan Davis akan saling mencintai, walaupun cinta itu akan datang sedikit terlambat" Ucap Andini di iringi senyuman manis dan belaian di pipi Naira. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD