29

1018 Words
Luis merasa tenang saat tahu bahwa Andreas masih hidup saat ini, ia juga berharap hal yang sama terjadi pada Alisa, ia yakin perempuan tomboi itu pasti bisa menjaga diirnya sendiri, meskipun Alisa nampak selalu ceroboh dan selalu membuat masalah di manapun ia berada.  Luis dan Alisa sudah bersahabat sejak kecil , mereka  tinggal di sebuah pedesaan, distrik 3 di kota Vndriv. Hidup Luis lebih baik dari keluarga Alisa karena keluarga besar Badamba cukup berada dan banyak memiliki lahan tanah. Meskipun begitu tanah-tanah di distrik kota miskin tidak semahal yang dibayangkan, tidak semua laku di jual. Karena untuk di tanami saja tidak akan menumbuhkan satu tanaman pun. Itu juga alasan yang membuat keluarga Badamba tidak begitu terpandang dan malah seperti keluarga pada umumnya.  Sedangkan pertemuan dengan Alisa terjadi sejak mereka kecil. Alisa begitu pandai dan juga ceria, mereka lalu bersahabat dan sangat dekat. Luis mendukung cita-cita Alisa sebagai seorang dokter tulang, karena ayahnya pernah megalami patah tulang dan sembuh cukup lama.  Ia berharap Alisa lulus ujian, ia tak peduli jika harus kalah asalkan bisa membuat Alisa menggapai cita-citanya, bahkan sebelum pergi ujian Luis sudah mengatakan pada keluarga besarnya bahwa harus rela melepasknnya, ia memikirkan nasibnya. Hidup atau mati. Sedangkan Alisa hanya penduduk biasa, ayah dan ibunya bekerja sebagai seorang petani gandum dan pekerja kasar di kebun buah apel, bekerja adalah sesuatu hal yang biasa ia lakukan setiap harinya. Bahkan sejak Alisa masih kecil. 14 tahun lalu, ketika Alisa yang ceria pulang dari kebun apel dengan sekeranjang apel untuk di bawa kepabrik ia bertemu seorang anak kecil yang menangis akibat terjatuh dari sepeda. Anak kecil yang tak lain Luis itu menangis sesenggukan, Alis amencoba membantunya dengan mengobati luka itu dan menutupnya dengan sebuah kain dari robekan lengan bajunya. Luis berhenti menangis sesaat dan memeluk Alisa sesaat, lalu sejak saat itu keduanya selalu bersama. Layaknya kakak adik yang tak bisa di pisahkan, Luis yang kadang nakal bertemu Alisa yang memiliki sifat menyebalkan. Mengingat hal itu Luis kadang khawatir jika seandainya Alisa tak bisa bertahan sampai akhir ujian, bagaimana jika Alisa mati dan kalah melawan yang lain? Jika benar, satu harapan Luis, yakni bertemu Alisa untuk terakhir kalinya. Saat itu sudah siang hari, Luis berjalan menyusuri jalan tanpa penunjuk arah. Jalannya masih terseok dengan kaki yang sedikit di seret karena masih terasa sakit akibat jegalan kaki Toni hari itu. Ia sudah mengobatinya dengan salep luka dalam, tapi masih membekaskan memwar yang berwarna keunguan. Kaki Toni seperti kaki gajah yang sangat kuat bahkan dengan mudah menjatuhkan Luis begitu saja. Luis tak berharap bertemu dengan Toni lagi, atau orang yang sama seperti Toni, satu Toni saja sudah membuatnya kebingungan apalagi ada lebih dari satu. Entahlah bagaimana nasib nanti, mungkin ia bisa saja mati dengan mudah saat itu juga. Masih ada beberapa jam lagi hingga malam menjelang lagi, dan masih banyak waktu sampai ujian babak kedua dimulai, ia berharap bisa cepat sembuh total dan menjalani kegiatan ujian mematikan itu dengan tubuh sehat. Jika dalam keadaan seperti itu, orang yang lebih lemah darinya mungkin saja bisa dengan mudah mengalahkannya. Disaat Luis bingung memikirkan nasibnya, kini hal yang sama juga tengah terjadi pada Shin. Shin masih menyusuri hutan saat itu sambil mengunyah buah yang sejak tadi belum habis ia makan. Pertemuannya dengan pemuda seumuran dengannya bernama Luis itu menyimpan kesimpulan baik yang selama ini ia pikirkan tentang Andreas, mungkin Luis tak mengatakan apapun bahwa Andreas pemuda yang polos dan baik, tapi dari begitu antusiasnya Luis menanyakan Andreas, ia semakin yakin Andreas adalah pemuda yang tepat ia sukai. Di ambang antara hidup dan mati saja ia masih memikirkan tentang jatuh cinta, tapi apa yang salah ia perempuan yang menginjak remaja mengenal cinta itu wajah saja. Setelah Andreas menolongnya dari Tron, dan mengobati lukanya Andreas pergi entah kemana, ia tak bisa menemukan Andreas lagi hingga saat itu, tapi jika mengingat Andreas ia merasa ingin terus tersenyum. Kini ia bersandar di sebuh batu dengan tersenyum, memikirkan bagaiaman manisnya wajah Andreas jika sedang menyungging senyum. Wajah gagah yang dibalut kepolosan, mata yang datar seolah membunuh itu menusuk uluh hatinya. Rasanya ia benar-benar jatuh cinta. Seandainya ia dan Andreras trak terjebak di ujian mematikan ini mungkin ia sudah mengatakan pada Andreas betapa ia mencintai Andreas, bukan hanya sekedar cinta pada pandangan pertama pada seorang lelaki. Padahal sejak dulu, sejak ia disakiti ayahnya ia tak pernah berharap bisa mendekati seorang laki-laki manapun. Laki-laki itu hanya makhluk kasar yang tak mengerti namanya mencintai, semua melakukan perempuan layaknya barang sekali pakai. Laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan yang dianggapnya sebagai pelampiasan. Sejak kecil ia hidup bertiga dengan ayah dan ibunya. Ayahnya pria pemabuk bekerja tak jelas, sedangkan ibunya hanya wanita aneh yang selalu pulang larut malam, jika ia kesal selalu memukulnya seperti ia benda mati tak bernyawa. Shin tak bisa melawan, ia menerima semua itu terus menerus sampai ayahnya ditangkap pihak keamanan atas dasar pencurian. Dan mendekam di penjara dengan kurungan hukuman maksimal hingga 30 tahun. Sedangkan ibunya melarikan diri entrah kemana, sampai suatu saat ia melihat sang ibu di berita bahwa ibunya meninggal akibat terbunuh. Shin berpikir bahwa kemungkinan sang ibu mati karena ulah salah satu pria yang mengencaninya saat itu. Shin merasa terbebas dari itu, lalu sebagai menyambung hidup dan menyambung sekolahnya. Ia harus bekerja paruh waktu. Pelajar boleh bekerja ketika mereka kelas tiga SMP hingga sebelum mendapat tanda pengenal. Ketika beranjak SMA, ia masih giat bekerja, ia mendapatkan bos perempuan yang baik, tapi tidak dengan suami sang bos. Suaminya penggila wanita, sering berselingkuh di belakang bosnya. Suatu waktu Shin mengetahui hal itu. Shin di paksa diam, dengan iming-iming sejumlah uang, Shin menolak, karena mendapat penolakan dari Shin, suami sang bos terpaksa melakukan kekerasan yang membuat Shin di rawat di sebuah ruamh sakit dan akhirnya keluar dari pekerjaanya. Sejak itu ia berpikir bahwa semua laki-laki memang saja, bejad dan tak memiliki sisi baik. Hingga sampai ia mendaptak tanda pengenalnya. Di usianya yang grenap 18 tahun bahkan ia belum mengenal apa itu cinta, sesuatu yang seharusnya sudah ia dapatkan sejak perrtama kali mengalami masa puber tapi hal itu tak pernah terjadi padanya. Namun, kini ia merasakan sesuatu yang berbeda dengan Andreas. Rasanya Andreas berbeda dari para laki-laki yang sudah bertemu dengannya. Andreas polos dan baik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD