Hubungan yang dimulai dari suatu kesalahan, tidak akan bertahan lama. Sebaik apapun kebohongan berusaha ditutupi, tentu saja akan terungkap dengan sendirinya. Sengaja atau tidak sengaja, ingin atau tidak ingin. Kebenaran akan terungkap pada waktunya.
Tubuh Naira bergetar melihat sosok yang dikenalnya, bersama seorang wanita. Dadanya terasa sesak, kakinya pun terasa lemas. Dia mengeratkan genggaman tangannya pada troli belanja, berusaha agar tidak jatuh terduduk karena kakinya serasa tidak bisa menopang berat tubuhnya sendiri.
Adrian?
Apa ini hanya mimpi?
Atau memang lelaki itu adalah Adrian, lelaki yang beberapa minggu ini dekat dengannya?
Siapa wanita itu? Istrinya?
Dan apakah anak balita itu… Anaknya?
Memang selama ini Naira tidak pernah menanyakan status Adrian, apakah lelaki itu single, sudah pernah menikah atau belum. Selama ini hanya Adrian yang sering menanyainya apakah sudah memiliki kekasih atau tidak. Naira menyadari kebodohannya selama ini. Seharusnya dia memperjelas semua itu di awal saat mereka mulai mejadi teman dekat.
Teman?
“Apa aku udah jadi pelakor?” gumam Naira sangat perlahan.
Rasa bersalah seketika menghantui dirinya. Rasanya dia tidak ingin menerima kenyataan bahwa selama ini dia berhubungan dekat dengan lelaki yang statusnya adalah suami orang. Dia tidak ingin menyandang status sebagai perusak rumah tangga orang, apalagi sebagai perebut suami orang atau yang sering dikatakan pelakor.
“Aku harus bagaimana sekarang?” jerit hati Naira.