BAB 10

1180 Words
Setelah sampai di apartemen, aku berpapasan dengan Kael yang sedang menunggu lift. Ekspresinya tampak terkejut melihatku, aku tahu aku sedang tidak dalam kondisi terbaikku saat ini. Setiap kali aku berlatih sesuatu dengan Hellhound, ada saja bagian tubuhku yang berubah. Entah itu memar, warna mataku yang berubah atau taringku yang sedikit mencuat. Untungnya satu gedung apartemen ini milik Jayden, sehingga tidak ada satu manusia pun yang akan melihatku seperti ini. “Kim, kenapa kau terlihat seperti itu? apa kau kesulitan dalam berburu?” “Tidak, apa-apa. Tidak ada yang terjadi padaku, Kael,” ucapku tanpa menoleh sedikitpun padanya. “Tapi, ada darah kering di sekitar mulutmu dan memar, kau benar tidak apa-apa?” “Seratus persen aku tidak apa-apa. Jangan bicarakan kondisiku yang seperti ini, anggaplah ini seperti tidak terjadi apa-apa, Kael” “Baiklah kalau itu maumu, aku tidak akan menanyakannya lebih lanjut” Setelah itu tidak ada percakapan apapun lagi antara aku dan Kael sampai kita keluar dari lift dan berjalan menuju kamar apartemenku. Aku lebih mencemaskan ekspresi Jayden jika dia melihatku lagi dengan kondisi seperti ini. Seharusnya aku tadi tidak memancing emosi Hellhound itu, mungkin aku tidak akan terluka sampai mengeluarkan darah seperti ini. Salahku juga karena melampiaskan perasaan kesalku padanya dan tidak membawa pakaian bersih. Aku harus bisa lebih mengontrol emosiku dengan lebih baik nanti. Kael tiba-tiba berhenti di depanku dan menunjukan gestur agar aku yang masuk lebih dulu. Tapi aku menyuruhnya masuk lebih dulu dengan kepalaku. Begitu pintu sudah terbuka dengan lebar dan Kael masuk terlebih dulu, aku dengan cepat masuk menuju kamarku dan menutup pintunya. Dengan cepat dan terburu-buru, aku segera mengganti pakaianku yang sedikit bernoda darah. Sayangnya, orang itu juga lebih cepat masuk kedalam kamarku sebelum aku membakar pakaian itu. “Kenapa kau begitu terlambat? Bukankah aku memberimu satu jam untuk bertemu dengan Hellhound itu?” Aku tidak langsung menjawab pertanyaan Jayden, tapi memastikan Kael dan Rose sudah pergi dari ruangan ini dengan mendengarkan suara mereka. Mereka tidak boleh tahu jika aku bertemu dengan Hellhound. Bukan karena apa-apa, aku hanya tidak ingin membuat orang-orang cemas karena seringnya aku bertemu dengan Hellhound. Entah kenapa mereka sangat membencinya, padahal orang itu sangat baik jika kau mau mengenalnya lebih dekat. Dia hanya kesepian saja karena tidak ada satupun mahluk yang dia ciptakan mau berbicara dengannya. “Kimberly! Jawab pertanyaanku!” Jayden berteriak padaku, dia sudah tidak sabar dan sangat marah. “Tidak bisakah kau membiarkanku berganti pakaian dulu? Aku bau keringat dan ingin mandi terlebih dulu” Aku meletakkan pakaianku dengan asal di lantai dan berjalan menuju kamar mandi hanya dengan pakaian dalam yang masih menempel di tubuhku. “Kau terluka lagi kan?” kulihat Jayden diam mematung sambil menatap pakaian yang sudah kulepaskan di lantai. Dia benar-benar sudah sangat marah, aku tidak bisa mengabaikannya lagi dan aku juga tidak bisa berbohong padanya karena dia pasti akan tahu itu. “Aku melakukan kesalahan sedikit ketika bertarung dengannya. Tapi sekarang aku tidak apa-apa, kemampuan regenerasiku segera memulihkan lukaku dengan cepat.” “Lalu bagaimana dengan memar yang ada di lehermu? Dia mencekikmu? Bekas cekikan itu masih ada sampai sekarang padahal sudah beberapa jam berlalu.” Aku mengusap leherku dengan pelan. “Mungkin ini memerlukan waktu lebih lama untuk menghilang. Tapi aku sama sekali tidak merasakan sakit sama sekali pada leherku, kau tidak perlu cemas Jay-…” “Aku tidak mengerti lagi denganmu Kim, kau selalu terluka setiap kali bertemu dengannya dan kau masih ingin terus melakukan itu. Selain itu, kau juga sudah tidak pernah mendengar kata-kataku lagi” nada sedih keluar dari mulutnya. Perasaan bersalah juga menyelimuti hatiku, tapi aku tidak boleh goyah. Aku seperti ini juga untuk melindunginya dan melindungi semua orang. “Ini... untuk kebaikan kita semua Jayden…” ucapku lemah tanpa berbalik menghadapnya. Aku sangat takut untuk melhat ekspresi yang dia tunjukkan padaku. Kudengar dia terkekeh dengan lemah. “Bukankah itu untuk dirimu sendiri, Kim? Kau menjadi semakin serakah dengan menginginkan kekuatan yang lebih pada Hellhound…” hatiku sakit mendengar hal itu keluar dari mulutnya. Aku tidak mau membuatnya merasa sedih dan terbebani olehku. “Jayde...” “Apa kau tidak bisa mengandalkan aku saja? aku cukup mampu untuk mengajarimu cara bertahan, atau kau bisa meminta Damien atau Kael jika kau tidak ingin aku yang melakukannya. Kenapa kau mau membahayakan dirimu sendiri meminta Hellhound untuk mengajarimu?” aku hanya bisa diam mendengarkan Jayden, membiarkannya mengeluarkan semua isi hatinya padaku. “Aku tidak pernah menganggapmu lemah sama sekali. Sejak awal bertemu denganmu, dari matamu kau terlihat kuat, mandiri dan tegar. Dengan tubuh yang gemetar, kau melawan rasa takutmu sendiri yang menghantuimu bertahun-tahun. Aku sangat mengerti kau ingin menjadi lebih kuat untuk melindungi dirimu sendiri. Kim, biarkan waktu yang akan membuatmu lebih kuat. Kau belum lama menjadi vampire, sampai saat itu tiba... biarkan aku yang melindungimu sekarang” Mendengar ungkapan perasaan Jayden padaku, aku ingin menangis saat ini juga tapi tidak ada air mata yang keluar dari mataku. Aku mengerti perasaannya yang terluka dan sedih setiap melihat tubuhku yang terluka seperti ini. Bahkan aku juga merasa selama beberapa bulan belakangan ini aku bukan menjadi diriku sendiri. Aku juga tidak mengenali siapa diriku yang sekarang, vampire? monster haus darah? Iblis? Entahlah, aku tidak tahu apa perbedaan dari semua itu. aku juga bukan manusia lagi sekarang. “Sepertinya kau lupa, aku tidak punya waktu untuk menunggu lebih lama lagi. Kita tidak tahu makhluk apa yang sedang kita hadapi disini, karena dia tidak memiliki bau apapun yang bisa kita kenali. Jangankan vampire, seorang succubus yang kita temui saja tidak tahu apa itu. Sedangkan disana, para elitish vampire sudah mulai bergerak untuk menjatuhkan Dad dari posisinya sebagai Vampire Agung. Bukan hanya Dad yang terancam, tapi juga Mom dan…” aku hampir saja menyebutkan adikku. Jayden tidak boleh tahu kalau Mom sedang hamil. Belum saatnya. “Kami semua akan melindungimu Kim, kau tidak benar-benar menganggap kami semua lemah sampai tidak bisa melindungimu? Sampai kau harus menjual jiwa dan hatimu pada Hellhound?” “Jayden! jaga bicaramu!” Jayden merespon amarahku dengan senyum sedihnya. Aku yang tidak ingin melihat wajah Jayden akhirnya berbalik untuk menatapnya. “Maaf, aku lupa kita sudah tidak memiliki hal itu, semua itu milik Hellhound…” aku benar-benar tidak sanggup untuk melihat wajahnya yang penuh ekspresi marah, kecewa dan sedih yang terpampang begitu jelas. Dan aku malah memalingkan wajahku darinya, seolah tidak peduli dengan apa yang dirasakannya. “Jayden, hentikan. Aku tidak suka pembicaraan yang menyedihkan seperti ini.” Kami berdua sama-sama terdiam beberapa saat sampai Jayden mengucapkan sesuatu yang membuatku tidak bisa menahan air mataku “Begitu? Kau tahu itu membuat kita berdua terluka tapi kau terus melakukannya. Kim, apa kau tidak menyadarinya atau sudah membuangnya. Yang ingin aku lindungi adalah sisi manusiamu, karena itu yang membuatku merasa hidup seperti manusia, bukan mahluk haus darah yang bernama vampire.” Aku tidak bisa menahan air mataku lagi setelah Jayden mengucapkan itu padaku dan pergi. Jayden memberikanku perasaan sakit hatinya dan kecewa pada sikap keras kepalaku, rasanya amat sangat tidak menyenangkan bahkan sangat menyesakkan hati. Sambil terisak dan jatuh terduduk, aku menyesali perbuatanku yang mengabaikannya selama beberapa bulan ini. Aku sudah mengecewakannya berkali-kali dan mengkhianatinya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD