BAB 9

1396 Words
“Apa Mom tahu tentang hal ini?” aku membayangkan perasaan cemas dan khawatir Mom ketika tahu sesuatu akan akan terjadi padaku dan Dad. “Beliau tidak mengetahui hal ini, Tuan James melarang siapapun untuk memberitahu Ratu Maryssa...” “Benar, Mom tidak perlu tahu apa yang sedang aku dan Dad hadapi. Aku tidak bisa melihat wajah khawatirnya” aku memotong perkataan Zilva. Kupikir aku sudah merasa cukup dengan menerima informasi langsung dari Zilva mengenai keadaan disana. Tapi, kata-kata yang keluar dari mulutnya kali ini membuatku mematung karena sangat terkejut. “Selain itu, Ratu juga sedang mengandung keturunan kedua mereka saat ini. Emosinya yang sedang tidak stabil dikhawatirkan mempengaruhi kondisi janin yang ada di dalam perutnya” Aku yang sedari tadi berbicara memunggungi Zilva kini berbalik dan menatapnya. Keningku berkerut-kerut, bahkan bisa kurasakan kedua alisku saling terhubung. Zilva, orang yang kutatap dengan keterkejutan dan tidak percaya hanya memasang wajah datarnya. Seolah itu bukan hal yang penting untukku. “Mom… hamil?” “Ya” Zilva menjawab pertanyaanku dengan singkat. “Aku akan memiliki seorang adik?” aku mengulangi pertanyaanku, berharap bahwa apa yang kudengar barusan adalah suatu kesalahan. “Apakah Nona keberatan memiliki seorang adik? Itu bukan sesuatu yang bisa Nona tolak begitu saja.” “Tidak, bukan seperti itu Zilva,” aku menggelengkan kepalaku dengan lemah, “mereka sama sekali tidak memberitahuku tentang ini dan sekarang aku mendengarnya dari mulutmu. Kau sedang tidak bercanda denganku, kan?” lagi-lagi aku menatap Zilva dengan kening yang berkerut. “Apakah kau pernah melihatku bercanda? Tuan ingin membuat kejutan untukmu dan membuat pesta pengumuman anak keduanya,  tapi situasi yang seperti ini, Tuan James merasa khawatir pada keselamatan Ratu dan anak yang sedang dikandungnya. Jadi, dia memilih untuk menyembunyikannuya dari semua orang termasuk kau Nona.” “Jadi hanya kau dan aku yang mengetahuinya?” “Ya, kuharap Nona juga merahasiakan ini dari siapapun temasuk Jayden. demi keamanan Ratu dan anak yang sedang dikandungnya sekarang” aku mengedip-ngedipkan mataku beberapa kali. “Beritahu Dad aku akan datang besok, aku ingin memastikannya dengan mata dan telingaku sendiri” aku menghela napas dengan kasar, entah harus merasa senang atau sedih. Di situasi seperti ini, Mom yang sedang hamil, aku yang akan memiliki seorang adik kecil dengan jarak usia yang sangat jauh. Berbagai macam pikiran dan perasaan dalam diriku mulai berkecamuk. “Apa kau baik-baik saja Nona? Kau bisa memberitahuku jika ada yang mengganggumu,” Zilva lagi-lagi menatapku dengan tanpa emosi di wajahnya. “Aku baik-baik saja, hanya sedikit terkejut dengan kehamilan Mom. Kau tak perlu mencemaskanku Zilva, kembalilah kesana dan tetap berada di sisi Dad. Dia pasti sangat membutuhkanmu sekarang ini,” aku mengibaskan tanganku agar dia segera pergi dari sini. “Bukan itu maksudku Nona, ada darah yang mengering disekitar mulutmu, dan juga luka memar yang menghitam di leher,” Zilva menunjuk kearah leherku “apa yang sebenarnya sedang kau lakukan disini?” Zilva masih menatap kearah leherku. “Tidak, tidak ada yang terjadi padaku. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, pulanglah Zilva. Dad pasti sangat membutuhkanmu, bantu dan lindungi Dad disana untukku” “Kau tak perlu memintaku hal seperti itu, aku orang yang akan maju lebih dulu jika sesuatu terjadi pada Tuan James. Aku juga mengkhawatirkan kondisimu, Nona...” mataku dan Zilva bertemu. Dia menatapku dengan sangat tajam. “Tidak apa-apa Zilva, percayalah padaku” aku meyakinkan Zilva yang terus saja menatapku meminta penjelasan atas luka yang ada pada leherku. “Apa ada seseorang yang menyerangmu? Katakan padaku siapa orang itu” ucapnya dengan dingin. “Zilva, sudah kubilang tidak apa-apa. Memar ini akan menghilang sebentar lagi, kau tak perlu mencemaskanku. Tak ada seorang pun yang menyakitiku, aku hanya sedikit ceroboh ketika mencoba menggunakan kekuatan vampireku,” Zilva bergeming dari posisinya dengan masih menatap mataku, meminta penjelasan pada memar di leher dan juga darah kering. Dia tidak akan pergi sampai aku benar-benar mengatakan semuanya pada orang ini. Aku bergerak-gerak dengan gelisah, berbicara dengan batinku. Haruskah aku menceritakan semuanya, bahwa aku meminta sang Hellhound mengajariku untuk mengeluarkan semua kekuatan vampire yang ada dalam diriku atau aku merahasiakan semuanya dan kusimpan sendiri? Tidak! Jayden juga tahu aku sering bertemu dan berlatih dengan Hellhound di tempat ini, reaksinya juga menunjukkan rasa tidak suka. Jika aku memberitahukan ini pada Zilva, dia pasti akan memberitahukan semuanya pada Dad dan dia akan sangat marah padaku. Tapi, jika aku tidak memberitahunya, dia tetap akan memberitahu Dad aku terluka karena suatu hal. Bagaimana caranya aku bisa mengusir Zilva dengan memberikan alasan yang bagus dan terlihat natural tanpa mencurigakan? “Mungkin aku harus berbicara pada Tuan James bahwa kau terluka, bisa saja dia mengirimkan satu orang pengawal untukmu,” “Jangan! Tolong jangan lakukan itu Zilva. Aku sudah memiliki cukup banyak orang-orang yang membantuku, kau tidak perlu mengirim satu orang lagi kesini…” “Lalu?” **** Sudah lewat dua jam dari waktu yang kuberikan padanya, dan dia masih belum pulang juga. Kenapa dia begitu keras kepala untuk menjadi lebih kuat? Padahal masih ada aku yang bisa melindunginya. Kim, sebenarnya apa yang kau pikirkan? Kenapa kau malah meminta mahluk itu untuk mengajarimu, apakah kau tidak mempercayaiku, Kim? Jika kau memintaku, aku dengan sangat senang mengajarimu banyak hal tentang vampire. Beberapa waktu yang lalu setelah dia melatih kekuatan dirinya dengan Hellhound, dia nyaris menyerang beberapa pejalan kaki yang sedang mabuk. Entah apa yang Haellhound itu lakukan dengan Kim sehingga membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya pada darah. Selain itu, dia juga selalu pulang dengan tubuh yang banyak luka. Jika nanti dia pulang dalam keadaan terluka lagi, aku benar-benar tidak bisa membiarkannya pergi menemui Hellhound itu. “Bisakah kau duduk saja Jayden? mataku sudah sangat lelah melirik kanan kiri mengikuti gerakanmu. Ada apa? Kau pasti sedang memikirkan sesuatu, katakan saja padaku,” “Aku tidak menyuruhmu untuk memperhatikanku. Pulanglah Rose, kau tidak perlu menemaniku disini,” “Kau percaya diri sekali, aku sedang menunggu Kael menjemputku bukan ingin menemanimu disini” aku bisa mendengar Rose mendengus dengan kasar. “Hubunganmu dengan Kael semakin baik, siapa yang dulu mati-matian menolaknya dan bahkan mengganggu hubunganku dengan Kim,” sindirku padanya. “sudah sejauh apa hubunganmu dengannya sekarang? Apa kalian akan segera melakukan upacara pernikahan vampire?” “Itu terlalu cepat, kau dan Kim juga belum melakukannya. Aku tidak ingin terburu-buru, kondisi Mama juga masih belum sepenuhnya pulih.” “Rose, apa kau tahu sudah berapa tahun Kael menunggumu? Lagipula, kondisi Aunt Camillia juga pelan-pelan sudah semakin baik. Jangan bandingkan dirimu denganku, aku baru bertemu dengan mateku baru-baru ini. Aku bisa saja melakukan upacara itu sekarang juga jika saja tidak ada perjanjian yang kubuat dengan Vampire Agung,” “Huh, kau memang bodoh dengan mudahnya menyetujui permintaan Vampire Agung,” “Apapun akan kulakukan untuk Kim” aku menatap kearah jam di dinding yang sebentar lagi menunjukkan jam duabelas malam. “Lalu kenapa kau gelisah seperti itu karena dia belum pulang? Dia pasti sedang berburu dan akan segera pulang setelah dia merasa cukup,” “Kau tidak mengerti apapun sama sekali. Dia… tidak hanya sekedar berburu” Rose menangkap sedikit keraguan dalam suaraku. Ekspresi wajahnya sedikit menegang dan menegakkan tubuhnya sedikit. “Apa dia melakukan pelanggaran? Dia membunuh manusia ketika berburu?” belum sempat aku menjawab Rose, dari luar aku bisa mendengar suara langkah dan bau dari mereka berdua yang baru saja keluar dari lift. “Dia sudah kembali,” bisikku dengan pelan. Aku menatap kearah pintu dan menunggu pintu itu terbuka dan menunjukkan wajahnya. Benar saja, beberapa detik kemudian pintu itu terbuka lebar dan wajah Kael yang berseri-seri masuk lebih dulu menghampiri Rose. Kim melesat dengan cepat menuju kamarnya. Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres dengannya, dengan cepat aku menyusulnya masuk ke kamar itu sebelum dia benar-benar menguncinya. “Ada apa dengan mereka? Apa Jayden dan Kim benar-benar sedang bertengkar? Mereka tidak biasanya seperti itu?” Rose memandangi kamar yang dimasuki mereka berdua. “Sepertinya itu bukan urusan kita Rose, ayo kita pulang sekarang. Biarkan mereka berdua menyelesaikan masalahnya sendiri” melihat Kael yang tersenyum dengan canggung, membuat Rose merasa sedikit curiga. “Kau tahu sesuatu kan? Cepat katakan padaku apa yang terjadi pada mereka” cecar Rose. “Tidak, aku tidak tahu apapun. Aku hanya melihat kondisi Kim yang sedikit kurang baik saat bertemu dibawah. Ayo kita pergi dari sini, Rose” “Tunggu, ceritakan padaku apa yang terjadi dengan Kimberly,” “Sudah kubilang aku tidak tahu apa-apa. Lebih baik kita pergi dari sini dan biarkan mereka sendiri,”    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD