“Apa keluargamu belum datang?” “Masih dijalan.” Batara ikut duduk disamping anak laki-laki ber hoodie putih dengan masker hitam yang menutupi wajah tampannya. Meski anak laki-laki itu tak menoleh apalagi menatapnya saat bicara tapi bagi Batara itu sudah cukup. Ini hari yang sudah cukup lama dinantinya, sepanjang usianya baru kali ini Batara dibuat gelisah sampai tidak bisa tidur saking tak sabar menunggu genap 40 hari dia akan kembali ke pondok untuk menemui anak ini. Duduk berdekatan seperti ini sungguh tidak ada dalam bayangan Batara, bahkan tadinya Batara pikir dia akan kesulitan mencari anak ini, ternyata Tuhan mempermudahkannya. “Kamu mau snack?” Batara membuka snack kentang lalu memberikannya ke anak tersebut untuk makan bersama-sama sembari menikmati keindahan hamparan sawah n

