Bulan madu adalah hal yang sejatinya dilakukan oleh pasangan pengantin baru sungguhan. Namun tidak demikian halnya dengan pasangan Alexa dan Javier ini. Karena pernikahan mereka hanya perjanjian dan di dalamnya juga terdapat larangan untuk mereka saling bermesraan. Maka mereka hanya menghabiskan waktu selama dua hari penuh di rumah Javier yang terletak di pinggir pantai di kota Rio De Janeiro.
Alexa sama sekali tidak menyangka kalau Javier adalah pria kaya raya yang memiliki rumah megah dan mewah di pinggir pantai. Huniannya yang besar ini sangatlah indah, baik dari segi arsitektur maupun pemandangannya. Ternyata ini adalah rumah keduanya setelah tempat tinggalnya di Barcelona. Rumah ini menjadi tempat Javier melepaskan kepenatan setelah bekerja keras membangun perusahaan peninggalan ayahnya.
Kaki telanjang Alexa masuk ke dalam kolam berisi air hangat yang bergelombang kecil—seolah memberi pijatan—pada tubuhnya. Kolam ini tersambung dengan kolam renang yang cukup besar dan ada pada bagian belakang rumah Javier. Kemudian ia bergerak masuk perlahan ke dalam air dan merendam tubuhnya yang berbalut baju renang one-piece sebatas leher di kolam kecil tersebut. Matanya terpuaskan dengan pemandangan yang ada di sekelilingnya, pepohonan yang sejuk dan juga laut lepas dengan airnya yang biru senada dengan warna langit yang masih terang, ditambah lagi dengan pemandangan Javier yang sedang berenang.
Benar-benar surga dunia, batin Alexa menggumam. Ia merasa bisa melupakan semua masalahnya saat ini dan benar-benar menikmati liburannya bersama Javier.
Namun kesempatan Alexa untuk membicarakan tentang dirinya masih belum ditemukan waktu yang tepat. Setiap kali ia berusaha untuk mulai membicarakannya selalu saja ada hal yang mengganggu atau merubah situasi dan pikirannya, sehingga akhirnya ia mengurungkan lagi niatnya untuk memberitahu Javier tentang hal itu.
Sampai mereka kembali ke apartemen Javier di Barcelona, Alexa belum sempat mengungkapkan kebenaran tentang dirinya. Tidak terasa pernikahan pura-pura itu sudah berjalan tiga minggu lamanya. Ini berarti kehamilan Alexa berusia kurang lebih tujuh minggu.
“Kamu kan sebenarnya enggak perlu bekerja lagi, Alexa. Kamu itu istrinya Bos, ngapain masih bekerja?” tanya Melfi penasaran karena masih mendapati Alexa begitu serius dengan pekerjaannya.
Alexa tersenyum sambil menatap rekan kerjanya yang lebih tua itu, “Dengan begini aku kan bisa mengawasi secara langsung suamiku, bukan begitu?” ujarnya mengelak.
Dahi Melfi berkerut, “Haha, benar juga ya, apalagi beberapa kali si model Silva itu menelepon ingin membuat janji terus dengan bos kita itu ya,” timpalnya membenarkan.
“Nah kan,” sahut Alexa.
“Kamu pencemburu juga ternyata ya,” simpul Melfi sambil mencolek hidung Alexa gemas.
Alexa hanya tersenyum pura-pura malu. Perasaan cemburu mungkin belum bisa dikatakan benar adanya, namun memang terkadang ia merasa dirinya istimewa di mata Javier dan itu membuatnya berbunga-bunga. Mempunyai pemikiran jika seandainya Javier melakukan hal tersebut pada wanita lain memang sedikit mengganggunya atau sedikit membuatnya resah, tapi itu tidak membuatnya sampai marah pada Javier sama sekali. Ia cukup tahu posisinya saat ini, ditambah kondisi dirinya yang tengah hamil muda. Javier adalah sahabatnya yang kebetulan menjadi suami semunya saja.
“Buenas tardes Nuera...,” sapa seorang wanita yang tidak lain tidak bukan adalah ibu dari pemilik perusahaan Ataya Art Life Landscape, Esmy. Artinya, selamat siang Menantuku.
Alexa dan Melfi yang sedang mengobrol bangkit dari kursinya seketika. “Selamat siang, Mom,” balas Alexa dalam bahasa Indonesia sambil memeluk ibu mertuanya tersebut dan juga tante Shila yang datang bersamanya.
“Javier enggak bilang kalau Mom akan berkunjung ke Barcelona,” ujar Alexa.
Esmy menggelengkan kepalanya, “Mom memang enggak bilang sama Javier,” katanya, “mau memberinya kejutan,” sambungnya lagi.
Alexa membulatkan mulutnya sambil mengangguk. Setahunya Javier tidak terlalu suka kejutan.
“Javiernya ada kan?” tanya Shila menyela dalam bahasa Inggris.
“Enggak ada Aunt Shila, Javier sedang rapat di luar kantor,” jawab Alexa juga dalam bahasa Inggris.
Terlihat Esmy menghela napasnya lalu menyentuh pundak Alexa dengan lembut, “Kalau begitu kamu saja yang makan siang bersama kami, setelah itu kita shopping bersama, oke?”
“Huh?”
Apa bisa Alexa menolak dua wanita ini kalau sudah punya mau?
Keduanya menarik Alexa yang bahkan belum sempat memberikan jawaban apapun. Melfi dengan sigap memberikan tas milik Alexa padanya sambil tersenyum penuh arti.
Di sebuah restoran yang cukup mewah—bahkan dengan menu makanan yang Alexa tidak pahami isi daftar menunya. Ia hanya menebak dari gambarnya saja yang kira-kira sesuai dengan seleranya. Selama makan siang berlangsung, ibu mertuanya dan tante Javier itu tidak henti-hentinya bertanya soal usahanya dalam rangka memberikan mereka keturunan sebagai penerus dari keluarga Phillo.
Ketika pelayan memberikan tagihannya, dengan cepat Alexa mengeluarkan sebuah kartu kredit yang pernah diberikan Javier padanya. Ada dua buah kartu yang Javier berikan, keduanya kartu platinum. Namun Alexa baru menggunakannya sekarang. Pelayan itu menerimanya dengan senyum ramah dan menggesekkan kartu Alexa di tempat.
Mengikuti dua wanita itu belanja apa saja yang dilihatnya membuat Alexa kelelahan, sudah tiga jam mereka berputar-putar di mal yang luasnya dua kali lipat lapangan bola itu. Keringat dingin mulai bermunculan dari pori-pori kulit Alexa saking ia menahan rasa lelahnya. Ketika ia melihat sebuah kursi, maka Alexa memilih untuk duduk sejenak di sana ketimbang jatuh terjerembab ke lantai mal yang dingin dan menimbulkan kehebohan. Shila yang melihatnya datang menghampiri Alexa, “Cual es tu Alexa?” Kamu kenapa Alexa, begitulah artinya.
Alexa menggeleng pelan ketika ia bisa menebak sedikit arti pertanyaan dari Shila. Kemudian datang juga Esmy—ibu mertuanya—menghampiri dan terkejut memandang menantunya yang pucat pasi, “Alexa! Kamu kenapa??” tanyanya sambil menangkup wajah Alexa yang terasa dingin. “Kulit kamu dingin ... ya Tuhan dia kenapa Shila?”
Mata Alexa lama kelamaan meredup dan pandangannya pun mulai buram, walau kepalanya terus menggeleng dan bergumam kalau ia baik-baik saja. Esmy dan Shila mulai terlihat panik melihat tubuh Alexa yang semakin melemah dan tidak berdaya.
“Dia pingsan Esmy!” jerit Shila semakin panik melihat Esmy menepuk pipi Alexa pelan berusaha untuk membuat Alexa bangun.
***
Javier melangkah dengan langkah yang lebar dan terburu-buru. Jantungnya berdegup sangat cepat seiring kecemasan yang melanda dadanya saat ini. Perasaan tidak enak muncul ketika melihat nama ibunya pada layar ponselnya tepat setelah ia baru saja menyelesaikan rapat pentingnya. Keresahannya sejak siang tadi terjawab pada saat ibunya memberitahukan bahwa Alexa ada di rumah sakit karena pingsan di mal saat belanja bersamanya tadi.
Pria itu menduga istrinya pasti kelelahan mengikuti acara belanja ibu dan tantenya itu. Karena Alexa bukan wanita yang suka berbelanja berlama-lama seperti wanita kebanyakan lainnya. Maka dari itu, Javier langsung menuju rumah sakit tempat Alexa dirawat.
Setibanya di kamar rawat, ia melihat Alexa sudah membuka matanya dengan selang infus di tangan kirinya. Esmy dan Shila yang menyadari kehadiran Javier menyingkir sedikit dari sisi Alexa untuk memberikan ruang pada suami dari menantu kesayangan mereka itu.
Javier meraih tangan Alexa dan menciumnya. Mata Alexa mengerjap aneh melihat Javier melakukan hal yang di luar dugaannya itu. Tapi ia merasakan ketulusan di mata laki-laki yang datang sebagai suaminya itu. “Aku enggak apa-apa kok, Jav” lirih Alexa masih terdengar lemah.
“Kamu seharusnya bilang sama Mom kalau kamu enggak suka belanja lama-lama, atau kamu bisa bilang kalau kamu kelelahan, Lex,” ujar Javier masih menggenggam tangan Alexa.
Wanita itu mengangguk sambil tersenyum kikuk. Mereka semua tidak tahu kalau saat ini jantung Alexa sangatlah berdentum keras. Ia sedang berada di rumah sakit sekarang, dan menunggu dokter yang saat ini pasti sedang mendiagnosa apa yang terjadi dengannya. Mungkin saja semuanya akan terungkap sekarang dan harus dengan cara seperti ini. Namun Alexa tidak lagi bisa mengelak saat ini, yang terjadi—terjadilah, batinnya.
Esmy menghampiri brankar Alexa dari sisi satunya, “Mom enggak tahu kalau kamu enggak suka belanja, Alexa. Mom pikir semua wanita akan senang kalau diajak berbelanja,” ujarnya penuh penyesalan.
Javier memandang ke arah ibunya dengan ekspresi sedikit kecewa, “Seharusnya Mom tanya Javier du—.” Ia tidak meneruskan kalimatnya karena Alexa memotongnya.
“Jav, sudahlah. Ini bukan salah Mom, ini kebetulan aku sedang enggak fit saja mungkin,” sahut Alexa berusaha membela dan membuat agar mertuanya tidak merasa bersalah. Ia menggapai tangan ibu mertuanya dan disambut dengan senyuman lega Esmy.
Jantung Alexa makin tidak karuan ketika ia melihat seorang pria—yang ia duga seorang dokter—masuk dengan diikuti oleh perawat wanita di belakangnya. Dokter itu menghampiri brankar Alexa sambil tersenyum, namun justru itu yang membuat jantungnya makin berpacu dengan cepat.
Alexa menelan ludahnya, ia pasrah.
“Su esposa está bien Señor, solo necesita descansar. Esto es común en mujeres que quedan embarazadas en el primer trimestre...,” ujar sang Dokter dalam bahasa Spanyol yang artinya, istri anda baik-baik saja Pak, ia hanya perlu istirahat. Ini biasa terjadi pada wanita yang sedang hamil di trimester pertama. Dan yang Alexa tangkap artinya hanya pada kata terakhir yaitu ‘trimester’.
Dari tiga orang yang baru mendengar berita tersebut, ada dua orang yang langsung melonjak kegirangan—bisa ditebak siapa mereka, tentu saja Esmy dan Shila. Sementara satu orang lagi mematung bagaikan tugu yang kokoh sambil memandang ke arah Alexa yang terpaksa memasang senyum kebahagiaan yang palsu.
“Felicitaciones Sr. Phillo, serás un gran padre,” ujar Dokternya ditujukan pada Javier sambil menepuk bahu pria itu. Dokter itu mengatakan, selamat Mr. Phillo, anda pasti akan menjadi ayah yang hebat.
Javier terpaksa memasang senyum kebingungan pada sang dokter sambil membalasnya dengan ucapan, “Gracias Doctor.”
Dan dokter itupun pergi meninggalkan ruangan setelah memberikan lembaran hasil pemeriksaan laboratorium milik Alexa pada Javier sebagai suaminya. Kemudian Esmy dan Shila langsung saja memberi selamat pada pasangan tersebut dengan ekspresi penuh suka cita.
Sedangkan Alexa dan Javier sama-sama tahu bahwa anak itu bukanlah keturunan Phillo.