Labeldo - 13

4605 Words
Setelah 14 hari saling diam dan saling mengabaikan, akhirnya Sakugo berinisiatif untuk menyapa Karlia di pagi hari yang cerah ini, dia menghampiri gadis itu yang sedang memasak tenang di dapur dan mulai memberikan sapaan yang ramah. Sebenarnya Karlia sangat kaget saat Sakugo tiba-tiba datang dan memberikan sebuah sapaan yang begitu hangat, setelah berhari-hari tidak saling bicara, dia berpikir, apakah Sakugo sudah mulai bosan dan muak dengan keadaan yang terus seperti itu, tapi entahlah, Karlia tidak ingin membahasnya lebih lanjut di pikirannya, dan lebih baik ia membalas sapaan Sakugo dengan senyuman manisnya agar anak itu merasa diterima dan dirangkul balik olehnya. Melihat Karlia memberikan senyuman spesialnya padanya, membuat Sakugo senang tiada tara, karena itu artinya, dia sudah dimaafkan dan kesempatan untuk bisa dekat dan akrab lagi dengan gadis itu, semakin tinggi. Sungguh, Sakugo tidak ingin terus-terusan saling diam seperti itu, rasanya sangat menyedihkan dan kesepian, seperti layaknya tinggal sendirian. Dia tidak ingin jaraknya dengan Karlia semakin menjauh, padahal tinggal di rumah yang sama. Banyak sekali yang ingin Sakugo katakan pada Karlia, tapi saat dia melihat senyuman dari Karlia yang begitu menenangkan, membuat dia jadi sangat terenyuh. Sakugo mulai berbasa-basi dengan bertanya masak apa hari ini, dan Karlia dengan santainya menjawab bahwa hari ini dia akan memasak makanan yang berkuah, disitu Sakugo tersenyum lebar karena dia sangat menyukai semua makanan yang berkuah. Keakraban tampaknya jadi semakin erat dan mereka jadi bercanda-tawa dengan santai. Kemudian, di siang harinya, Sakugo mulai memperlihatkan kemampuannya dalam berolahraga berat pada Karlia, sekaligus membuktikkan diri bahwa dia mampu untuk kembali memulai pelatihan untuk menjadi seorang labeldo. Melihat kemampuan Sakugo dalam 14 hari ini, Karlia merasa anak itu sepertinya sudah lebih dari siap dan dia senang melihat Sakugo sudah kembali tenang dari biasanya. Mungkin tidak apa-apa jika Karlia memberikan Sakugo kesempatan untuk kembali berlatih dengannya hari ini, dia juga penasaran apakah Sakugo mampu menghadapi tes ini dan bisa menghasilkan hasil yang berbeda dari pertama kali ia melakukan tes sebelumnya yang berakhir gagal total. Dari sorot matanya, Karlia tahu dan sadar bahwa Sakugo benar-benar akan membuktikkan sesuatu yang mungkin sangat mengejutkan. Karlia tentu saja tersenyum senang karena dia sudah tidak sabar lagi ingin melihatnya. Tes pertama, yaitu tes ketahanan diri dari terik matahari dimulai dan Sakugo berhasil menghadapinya sampai akhir, membuat Karlia takjub dan berbahagia, ia bahkan sampai memeluk anak itu saking bangganya. Dia pikir Sakugo akan jatuh pingsan lagi seperti sebelumnya, tapi ternyata tidak sama sekali, itu membuatnya tenang sekali melihatnya. Beginilah seharusnya Sakugo, dia pantas mendapatkan hasil akhir yang menakjubkan seperti ini. Karlia percaya Sakugo bisa lebih dari itu, dan dia juga percaya bahwa Sakugo akan mendapatkan hadiah itu dan bisa menjadi seorang legenda hidup bagi para labeldo di seluruh dunia. Ada banyak sekali tes setelah tes pertama dilakukan, dan ajaibnya, Sakugo terus berhasil dan mengejutkan Karlia di tiap akhir tes, itu benar-benar menakjubkan, sangat-sangat gila. Karlia sampai berdecak kagum dan tidak bisa menahan kegembiraannya, sampai akhirnya ketika mereka sudah berada di tes paling terakhir, sekaligus tes paling brutal, yaitu masuk ke dalam sebuah peti mati yang akan dibakar dengan seluruh badan dikunci dengan gembok paling kuat, disitu Sakugo diharuskan bisa lolos dari bencana itu, dan Karlia hanya bisa melihatnya dari kejauhan, sambil berharap anak itu bisa berhasil keluar dari sana, jika tidak, dia hanya bisa pasrah dan memberikan pemakaman yang layak untuk anak itu kelak, yang artinya, Sakugo akan benar-benar tewas di sana. Tentu saja Sakugo sadar bahwa di tes terakhir ini, nyawanya akan menjadi taruhan dan itu benar-benar nyata, Karlia tidak akan pergi menolongnya atau membantu Sakugo keluar dari sana, karena itu mustahil di tengah api yang berkobar-kobar sangat panas di antara peti mati ini. Karena itulah, satu-satunya orang yang dapat membantu Sakugo adalah, dirinya sendiri. Jika dia tidak bisa melakukan sesuatu untuk membantu dirinya sendiri keluar dari dalam peti mati yang akan dibakar habis, maka kematianlah yang akan dihadapinya. Sakugo tidak ingin gagal di tes ini, karena seperti yang sudah ditegaskannya di dalam hati, dia akan membuktikkan pada Karlia bahwa semua pemikirannya salah, Sakugo pasti berhasil melewati semua tes dengan mudah. Ketika tes akhirnya dimulai, Sakugo terus mencari cara untuk bisa lepas dari peti ini, Karlia yang menontonnya dari kejauhan, hanya bisa diam dengan seluruh badan bergetar. Dia bingung harus bagaimana sekarang, karena jika itu terus dilanjutkan, resiko terbesarnya adalah Sakugo akan tewas, dan dia akan sendirian lagi di rumah ini, tapi jika dia menolongnya pun, Sakugo akan marah dan merasa diremehkan, yang artinya, itu sama saja menciptakan masalah baru, dan mungkin juga akan membuatnya kembali sendirian karena bisa saja, saking kesalnya karena ditolong oleh Karlia, Sakugo memutuskan untuk pergi dari rumah ini karena kekecewaannya yang besar. Namun, jika Karlia tidak menolongnya, tapi Sakugo berhasil lolos dari tes itu, maka kegembiraan yang besar akan tercipta di rumah itu, tapi mereka sadar kalau peluangnya sangat sedikit, tampaknya meskipun sedikit, Sakugo akan membuktikkan pada Karlia bahwa dia mampu mengambil peluang itu dengan tangannya sendiri, tanpa bantuan dari siapa pun, dan tentunya dia akan lolos dari kematian yang mengerikan di dalam peti mati tersebut. Dan tampaknya itu benar-benar terjadi karena tiba-tiba saja peti mati itu bergoyang-goyang dan pintunya langsung terbuka dengan sangat kencang, seperti telah ditendang oleh Sakugo, Karlia melotot kaget melihatnya saat Sakugo tiba-tiba saja keluar dari sana dan berdiri dengan angkuh, kemudian langsung meloncat ke tanah berumput yang basah dan tersenyum bangga pada Karlia yang berdiri jauh di depannya. Tidak bisa menahan kekagetannya, Karlia sampai mematung dalam beberapa detik sampai akhirnya lututnya ambruk dan dia jatuh pingsan. Giliran Sakugo yang kaget sekarang, karena Karlia pingsan karena melihat dirinya berhasil keluar dari peti mati dan berhasil lolos menghadapi tes terakhir yang paling mengerikan ini. Perlahan-lahan, Karlia membuka matanya, dan dia terkejut saat menemukan bahwa tubuhnya saat ini sedang dibaringkan di permukaan kasurnya, tepatnya di kamarnya sendiri. Dia kaget saat melihat Sakugo yang sedang duduk di tepian ranjang dengan mata yang menatap wajah Karlia, gadis itu tersenyum dan berkata bahwa dia sangat bangga pada Sakugo yang berhasil menyelesaikan semua tes dengan cepat dan bahkan lolos dari tes terakhir dengan hasil yang sangat memuaskan. Karlia tidak pernah menyangka sebelumnya, kalau anak yang dulunya pingsan hanya karena tersengat matahari, bisa lolos dari maut yang akan merenggut kehidupannya dalam sesaat. Seketika Sakugo tertawa kecil mendengarnya, dan dia juga bilang bahwa inilah yang ingin dibuktikannya sejak kemarin, dia tidak ingin membuat Karlia merasa khawatir karena sebenarnya dia mampu, bahkan sangat mampu untuk menjadi seorang labeldo, dia juga meminta agar Karlia percaya padanya, sebab Sakugo bisa melindungi dirinya sendiri saat berada di dunia bawah tanah. Intinya, tolong percayalah padaku, begitulah yang ingin Sakugo sampaikan pada Karlia, dan Karlia hanya mengangguk dan berkata bahwa saat ini dia benar-benar sangat percaya pada Sakugo. Itu membuat Sakugo sangat bahagia saat mendengarnya. Setelah 14 hari saling diam dan saling mengabaikan, akhirnya Sakugo berinisiatif untuk menyapa Karlia di pagi hari yang cerah ini, dia menghampiri gadis itu yang sedang memasak tenang di dapur dan mulai memberikan sapaan yang ramah. Sebenarnya Karlia sangat kaget saat Sakugo tiba-tiba datang dan memberikan sebuah sapaan yang begitu hangat, setelah berhari-hari tidak saling bicara, dia berpikir, apakah Sakugo sudah mulai bosan dan muak dengan keadaan yang terus seperti itu, tapi entahlah, Karlia tidak ingin membahasnya lebih lanjut di pikirannya, dan lebih baik ia membalas sapaan Sakugo dengan senyuman manisnya agar anak itu merasa diterima dan dirangkul balik olehnya. Melihat Karlia memberikan senyuman spesialnya padanya, membuat Sakugo senang tiada tara, karena itu artinya, dia sudah dimaafkan dan kesempatan untuk bisa dekat dan akrab lagi dengan gadis itu, semakin tinggi. Sungguh, Sakugo tidak ingin terus-terusan saling diam seperti itu, rasanya sangat menyedihkan dan kesepian, seperti layaknya tinggal sendirian. Dia tidak ingin jaraknya dengan Karlia semakin menjauh, padahal tinggal di rumah yang sama. Banyak sekali yang ingin Sakugo katakan pada Karlia, tapi saat dia melihat senyuman dari Karlia yang begitu menenangkan, membuat dia jadi sangat terenyuh. Sakugo mulai berbasa-basi dengan bertanya masak apa hari ini, dan Karlia dengan santainya menjawab bahwa hari ini dia akan memasak makanan yang berkuah, disitu Sakugo tersenyum lebar karena dia sangat menyukai semua makanan yang berkuah. Keakraban tampaknya jadi semakin erat dan mereka jadi bercanda-tawa dengan santai. Kemudian, di siang harinya, Sakugo mulai memperlihatkan kemampuannya dalam berolahraga berat pada Karlia, sekaligus membuktikkan diri bahwa dia mampu untuk kembali memulai pelatihan untuk menjadi seorang labeldo. Melihat kemampuan Sakugo dalam 14 hari ini, Karlia merasa anak itu sepertinya sudah lebih dari siap dan dia senang melihat Sakugo sudah kembali tenang dari biasanya. Mungkin tidak apa-apa jika Karlia memberikan Sakugo kesempatan untuk kembali berlatih dengannya hari ini, dia juga penasaran apakah Sakugo mampu menghadapi tes ini dan bisa menghasilkan hasil yang berbeda dari pertama kali ia melakukan tes sebelumnya yang berakhir gagal total. Dari sorot matanya, Karlia tahu dan sadar bahwa Sakugo benar-benar akan membuktikkan sesuatu yang mungkin sangat mengejutkan. Karlia tentu saja tersenyum senang karena dia sudah tidak sabar lagi ingin melihatnya. Tes pertama, yaitu tes ketahanan diri dari terik matahari dimulai dan Sakugo berhasil menghadapinya sampai akhir, membuat Karlia takjub dan berbahagia, ia bahkan sampai memeluk anak itu saking bangganya. Dia pikir Sakugo akan jatuh pingsan lagi seperti sebelumnya, tapi ternyata tidak sama sekali, itu membuatnya tenang sekali melihatnya. Beginilah seharusnya Sakugo, dia pantas mendapatkan hasil akhir yang menakjubkan seperti ini. Karlia percaya Sakugo bisa lebih dari itu, dan dia juga percaya bahwa Sakugo akan mendapatkan hadiah itu dan bisa menjadi seorang legenda hidup bagi para labeldo di seluruh dunia. Ada banyak sekali tes setelah tes pertama dilakukan, dan ajaibnya, Sakugo terus berhasil dan mengejutkan Karlia di tiap akhir tes, itu benar-benar menakjubkan, sangat-sangat gila. Karlia sampai berdecak kagum dan tidak bisa menahan kegembiraannya, sampai akhirnya ketika mereka sudah berada di tes paling terakhir, sekaligus tes paling brutal, yaitu masuk ke dalam sebuah peti mati yang akan dibakar dengan seluruh badan dikunci dengan gembok paling kuat, disitu Sakugo diharuskan bisa lolos dari bencana itu, dan Karlia hanya bisa melihatnya dari kejauhan, sambil berharap anak itu bisa berhasil keluar dari sana, jika tidak, dia hanya bisa pasrah dan memberikan pemakaman yang layak untuk anak itu kelak, yang artinya, Sakugo akan benar-benar tewas di sana. Tentu saja Sakugo sadar bahwa di tes terakhir ini, nyawanya akan menjadi taruhan dan itu benar-benar nyata, Karlia tidak akan pergi menolongnya atau membantu Sakugo keluar dari sana, karena itu mustahil di tengah api yang berkobar-kobar sangat panas di antara peti mati ini. Karena itulah, satu-satunya orang yang dapat membantu Sakugo adalah, dirinya sendiri. Jika dia tidak bisa melakukan sesuatu untuk membantu dirinya sendiri keluar dari dalam peti mati yang akan dibakar habis, maka kematianlah yang akan dihadapinya. Sakugo tidak ingin gagal di tes ini, karena seperti yang sudah ditegaskannya di dalam hati, dia akan membuktikkan pada Karlia bahwa semua pemikirannya salah, Sakugo pasti berhasil melewati semua tes dengan mudah. Ketika tes akhirnya dimulai, Sakugo terus mencari cara untuk bisa lepas dari peti ini, Karlia yang menontonnya dari kejauhan, hanya bisa diam dengan seluruh badan bergetar. Dia bingung harus bagaimana sekarang, karena jika itu terus dilanjutkan, resiko terbesarnya adalah Sakugo akan tewas, dan dia akan sendirian lagi di rumah ini, tapi jika dia menolongnya pun, Sakugo akan marah dan merasa diremehkan, yang artinya, itu sama saja menciptakan masalah baru, dan mungkin juga akan membuatnya kembali sendirian karena bisa saja, saking kesalnya karena ditolong oleh Karlia, Sakugo memutuskan untuk pergi dari rumah ini karena kekecewaannya yang besar. Namun, jika Karlia tidak menolongnya, tapi Sakugo berhasil lolos dari tes itu, maka kegembiraan yang besar akan tercipta di rumah itu, tapi mereka sadar kalau peluangnya sangat sedikit, tampaknya meskipun sedikit, Sakugo akan membuktikkan pada Karlia bahwa dia mampu mengambil peluang itu dengan tangannya sendiri, tanpa bantuan dari siapa pun, dan tentunya dia akan lolos dari kematian yang mengerikan di dalam peti mati tersebut. Dan tampaknya itu benar-benar terjadi karena tiba-tiba saja peti mati itu bergoyang-goyang dan pintunya langsung terbuka dengan sangat kencang, seperti telah ditendang oleh Sakugo, Karlia melotot kaget melihatnya saat Sakugo tiba-tiba saja keluar dari sana dan berdiri dengan angkuh, kemudian langsung meloncat ke tanah berumput yang basah dan tersenyum bangga pada Karlia yang berdiri jauh di depannya. Tidak bisa menahan kekagetannya, Karlia sampai mematung dalam beberapa detik sampai akhirnya lututnya ambruk dan dia jatuh pingsan. Giliran Sakugo yang kaget sekarang, karena Karlia pingsan karena melihat dirinya berhasil keluar dari peti mati dan berhasil lolos menghadapi tes terakhir yang paling mengerikan ini. Perlahan-lahan, Karlia membuka matanya, dan dia terkejut saat menemukan bahwa tubuhnya saat ini sedang dibaringkan di permukaan kasurnya, tepatnya di kamarnya sendiri. Dia kaget saat melihat Sakugo yang sedang duduk di tepian ranjang dengan mata yang menatap wajah Karlia, gadis itu tersenyum dan berkata bahwa dia sangat bangga pada Sakugo yang berhasil menyelesaikan semua tes dengan cepat dan bahkan lolos dari tes terakhir dengan hasil yang sangat memuaskan. Karlia tidak pernah menyangka sebelumnya, kalau anak yang dulunya pingsan hanya karena tersengat matahari, bisa lolos dari maut yang akan merenggut kehidupannya dalam sesaat. Seketika Sakugo tertawa kecil mendengarnya, dan dia juga bilang bahwa inilah yang ingin dibuktikannya sejak kemarin, dia tidak ingin membuat Karlia merasa khawatir karena sebenarnya dia mampu, bahkan sangat mampu untuk menjadi seorang labeldo, dia juga meminta agar Karlia percaya padanya, sebab Sakugo bisa melindungi dirinya sendiri saat berada di dunia bawah tanah. Intinya, tolong percayalah padaku, begitulah yang ingin Sakugo sampaikan pada Karlia, dan Karlia hanya mengangguk dan berkata bahwa saat ini dia benar-benar sangat percaya pada Sakugo. Itu membuat Sakugo sangat bahagia saat mendengarnya. Setelah 14 hari saling diam dan saling mengabaikan, akhirnya Sakugo berinisiatif untuk menyapa Karlia di pagi hari yang cerah ini, dia menghampiri gadis itu yang sedang memasak tenang di dapur dan mulai memberikan sapaan yang ramah. Sebenarnya Karlia sangat kaget saat Sakugo tiba-tiba datang dan memberikan sebuah sapaan yang begitu hangat, setelah berhari-hari tidak saling bicara, dia berpikir, apakah Sakugo sudah mulai bosan dan muak dengan keadaan yang terus seperti itu, tapi entahlah, Karlia tidak ingin membahasnya lebih lanjut di pikirannya, dan lebih baik ia membalas sapaan Sakugo dengan senyuman manisnya agar anak itu merasa diterima dan dirangkul balik olehnya. Melihat Karlia memberikan senyuman spesialnya padanya, membuat Sakugo senang tiada tara, karena itu artinya, dia sudah dimaafkan dan kesempatan untuk bisa dekat dan akrab lagi dengan gadis itu, semakin tinggi. Sungguh, Sakugo tidak ingin terus-terusan saling diam seperti itu, rasanya sangat menyedihkan dan kesepian, seperti layaknya tinggal sendirian. Dia tidak ingin jaraknya dengan Karlia semakin menjauh, padahal tinggal di rumah yang sama. Banyak sekali yang ingin Sakugo katakan pada Karlia, tapi saat dia melihat senyuman dari Karlia yang begitu menenangkan, membuat dia jadi sangat terenyuh. Sakugo mulai berbasa-basi dengan bertanya masak apa hari ini, dan Karlia dengan santainya menjawab bahwa hari ini dia akan memasak makanan yang berkuah, disitu Sakugo tersenyum lebar karena dia sangat menyukai semua makanan yang berkuah. Keakraban tampaknya jadi semakin erat dan mereka jadi bercanda-tawa dengan santai. Kemudian, di siang harinya, Sakugo mulai memperlihatkan kemampuannya dalam berolahraga berat pada Karlia, sekaligus membuktikkan diri bahwa dia mampu untuk kembali memulai pelatihan untuk menjadi seorang labeldo. Melihat kemampuan Sakugo dalam 14 hari ini, Karlia merasa anak itu sepertinya sudah lebih dari siap dan dia senang melihat Sakugo sudah kembali tenang dari biasanya. Mungkin tidak apa-apa jika Karlia memberikan Sakugo kesempatan untuk kembali berlatih dengannya hari ini, dia juga penasaran apakah Sakugo mampu menghadapi tes ini dan bisa menghasilkan hasil yang berbeda dari pertama kali ia melakukan tes sebelumnya yang berakhir gagal total. Dari sorot matanya, Karlia tahu dan sadar bahwa Sakugo benar-benar akan membuktikkan sesuatu yang mungkin sangat mengejutkan. Karlia tentu saja tersenyum senang karena dia sudah tidak sabar lagi ingin melihatnya. Tes pertama, yaitu tes ketahanan diri dari terik matahari dimulai dan Sakugo berhasil menghadapinya sampai akhir, membuat Karlia takjub dan berbahagia, ia bahkan sampai memeluk anak itu saking bangganya. Dia pikir Sakugo akan jatuh pingsan lagi seperti sebelumnya, tapi ternyata tidak sama sekali, itu membuatnya tenang sekali melihatnya. Beginilah seharusnya Sakugo, dia pantas mendapatkan hasil akhir yang menakjubkan seperti ini. Karlia percaya Sakugo bisa lebih dari itu, dan dia juga percaya bahwa Sakugo akan mendapatkan hadiah itu dan bisa menjadi seorang legenda hidup bagi para labeldo di seluruh dunia. Ada banyak sekali tes setelah tes pertama dilakukan, dan ajaibnya, Sakugo terus berhasil dan mengejutkan Karlia di tiap akhir tes, itu benar-benar menakjubkan, sangat-sangat gila. Karlia sampai berdecak kagum dan tidak bisa menahan kegembiraannya, sampai akhirnya ketika mereka sudah berada di tes paling terakhir, sekaligus tes paling brutal, yaitu masuk ke dalam sebuah peti mati yang akan dibakar dengan seluruh badan dikunci dengan gembok paling kuat, disitu Sakugo diharuskan bisa lolos dari bencana itu, dan Karlia hanya bisa melihatnya dari kejauhan, sambil berharap anak itu bisa berhasil keluar dari sana, jika tidak, dia hanya bisa pasrah dan memberikan pemakaman yang layak untuk anak itu kelak, yang artinya, Sakugo akan benar-benar tewas di sana. Tentu saja Sakugo sadar bahwa di tes terakhir ini, nyawanya akan menjadi taruhan dan itu benar-benar nyata, Karlia tidak akan pergi menolongnya atau membantu Sakugo keluar dari sana, karena itu mustahil di tengah api yang berkobar-kobar sangat panas di antara peti mati ini. Karena itulah, satu-satunya orang yang dapat membantu Sakugo adalah, dirinya sendiri. Jika dia tidak bisa melakukan sesuatu untuk membantu dirinya sendiri keluar dari dalam peti mati yang akan dibakar habis, maka kematianlah yang akan dihadapinya. Sakugo tidak ingin gagal di tes ini, karena seperti yang sudah ditegaskannya di dalam hati, dia akan membuktikkan pada Karlia bahwa semua pemikirannya salah, Sakugo pasti berhasil melewati semua tes dengan mudah. Ketika tes akhirnya dimulai, Sakugo terus mencari cara untuk bisa lepas dari peti ini, Karlia yang menontonnya dari kejauhan, hanya bisa diam dengan seluruh badan bergetar. Dia bingung harus bagaimana sekarang, karena jika itu terus dilanjutkan, resiko terbesarnya adalah Sakugo akan tewas, dan dia akan sendirian lagi di rumah ini, tapi jika dia menolongnya pun, Sakugo akan marah dan merasa diremehkan, yang artinya, itu sama saja menciptakan masalah baru, dan mungkin juga akan membuatnya kembali sendirian karena bisa saja, saking kesalnya karena ditolong oleh Karlia, Sakugo memutuskan untuk pergi dari rumah ini karena kekecewaannya yang besar. Namun, jika Karlia tidak menolongnya, tapi Sakugo berhasil lolos dari tes itu, maka kegembiraan yang besar akan tercipta di rumah itu, tapi mereka sadar kalau peluangnya sangat sedikit, tampaknya meskipun sedikit, Sakugo akan membuktikkan pada Karlia bahwa dia mampu mengambil peluang itu dengan tangannya sendiri, tanpa bantuan dari siapa pun, dan tentunya dia akan lolos dari kematian yang mengerikan di dalam peti mati tersebut. Dan tampaknya itu benar-benar terjadi karena tiba-tiba saja peti mati itu bergoyang-goyang dan pintunya langsung terbuka dengan sangat kencang, seperti telah ditendang oleh Sakugo, Karlia melotot kaget melihatnya saat Sakugo tiba-tiba saja keluar dari sana dan berdiri dengan angkuh, kemudian langsung meloncat ke tanah berumput yang basah dan tersenyum bangga pada Karlia yang berdiri jauh di depannya. Tidak bisa menahan kekagetannya, Karlia sampai mematung dalam beberapa detik sampai akhirnya lututnya ambruk dan dia jatuh pingsan. Giliran Sakugo yang kaget sekarang, karena Karlia pingsan karena melihat dirinya berhasil keluar dari peti mati dan berhasil lolos menghadapi tes terakhir yang paling mengerikan ini. Perlahan-lahan, Karlia membuka matanya, dan dia terkejut saat menemukan bahwa tubuhnya saat ini sedang dibaringkan di permukaan kasurnya, tepatnya di kamarnya sendiri. Dia kaget saat melihat Sakugo yang sedang duduk di tepian ranjang dengan mata yang menatap wajah Karlia, gadis itu tersenyum dan berkata bahwa dia sangat bangga pada Sakugo yang berhasil menyelesaikan semua tes dengan cepat dan bahkan lolos dari tes terakhir dengan hasil yang sangat memuaskan. Karlia tidak pernah menyangka sebelumnya, kalau anak yang dulunya pingsan hanya karena tersengat matahari, bisa lolos dari maut yang akan merenggut kehidupannya dalam sesaat. Seketika Sakugo tertawa kecil mendengarnya, dan dia juga bilang bahwa inilah yang ingin dibuktikannya sejak kemarin, dia tidak ingin membuat Karlia merasa khawatir karena sebenarnya dia mampu, bahkan sangat mampu untuk menjadi seorang labeldo, dia juga meminta agar Karlia percaya padanya, sebab Sakugo bisa melindungi dirinya sendiri saat berada di dunia bawah tanah. Intinya, tolong percayalah padaku, begitulah yang ingin Sakugo sampaikan pada Karlia, dan Karlia hanya mengangguk dan berkata bahwa saat ini dia benar-benar sangat percaya pada Sakugo. Itu membuat Sakugo sangat bahagia saat mendengarnya. Setelah 14 hari saling diam dan saling mengabaikan, akhirnya Sakugo berinisiatif untuk menyapa Karlia di pagi hari yang cerah ini, dia menghampiri gadis itu yang sedang memasak tenang di dapur dan mulai memberikan sapaan yang ramah. Sebenarnya Karlia sangat kaget saat Sakugo tiba-tiba datang dan memberikan sebuah sapaan yang begitu hangat, setelah berhari-hari tidak saling bicara, dia berpikir, apakah Sakugo sudah mulai bosan dan muak dengan keadaan yang terus seperti itu, tapi entahlah, Karlia tidak ingin membahasnya lebih lanjut di pikirannya, dan lebih baik ia membalas sapaan Sakugo dengan senyuman manisnya agar anak itu merasa diterima dan dirangkul balik olehnya. Melihat Karlia memberikan senyuman spesialnya padanya, membuat Sakugo senang tiada tara, karena itu artinya, dia sudah dimaafkan dan kesempatan untuk bisa dekat dan akrab lagi dengan gadis itu, semakin tinggi. Sungguh, Sakugo tidak ingin terus-terusan saling diam seperti itu, rasanya sangat menyedihkan dan kesepian, seperti layaknya tinggal sendirian. Dia tidak ingin jaraknya dengan Karlia semakin menjauh, padahal tinggal di rumah yang sama. Banyak sekali yang ingin Sakugo katakan pada Karlia, tapi saat dia melihat senyuman dari Karlia yang begitu menenangkan, membuat dia jadi sangat terenyuh. Setelah 14 hari saling diam dan saling mengabaikan, akhirnya Sakugo berinisiatif untuk menyapa Karlia di pagi hari yang cerah ini, dia menghampiri gadis itu yang sedang memasak tenang di dapur dan mulai memberikan sapaan yang ramah. Sebenarnya Karlia sangat kaget saat Sakugo tiba-tiba datang dan memberikan sebuah sapaan yang begitu hangat, setelah berhari-hari tidak saling bicara, dia berpikir, apakah Sakugo sudah mulai bosan dan muak dengan keadaan yang terus seperti itu, tapi entahlah, Karlia tidak ingin membahasnya lebih lanjut di pikirannya, dan lebih baik ia membalas sapaan Sakugo dengan senyuman manisnya agar anak itu merasa diterima dan dirangkul balik olehnya. Melihat Karlia memberikan senyuman spesialnya padanya, membuat Sakugo senang tiada tara, karena itu artinya, dia sudah dimaafkan dan kesempatan untuk bisa dekat dan akrab lagi dengan gadis itu, semakin tinggi. Sungguh, Sakugo tidak ingin terus-terusan saling diam seperti itu, rasanya sangat menyedihkan dan kesepian, seperti layaknya tinggal sendirian. Dia tidak ingin jaraknya dengan Karlia semakin menjauh, padahal tinggal di rumah yang sama. Banyak sekali yang ingin Sakugo katakan pada Karlia, tapi saat dia melihat senyuman dari Karlia yang begitu menenangkan, membuat dia jadi sangat terenyuh. Sakugo mulai berbasa-basi dengan bertanya masak apa hari ini, dan Karlia dengan santainya menjawab bahwa hari ini dia akan memasak makanan yang berkuah, disitu Sakugo tersenyum lebar karena dia sangat menyukai semua makanan yang berkuah. Keakraban tampaknya jadi semakin erat dan mereka jadi bercanda-tawa dengan santai. Kemudian, di siang harinya, Sakugo mulai memperlihatkan kemampuannya dalam berolahraga berat pada Karlia, sekaligus membuktikkan diri bahwa dia mampu untuk kembali memulai pelatihan untuk menjadi seorang labeldo. Melihat kemampuan Sakugo dalam 14 hari ini, Karlia merasa anak itu sepertinya sudah lebih dari siap dan dia senang melihat Sakugo sudah kembali tenang dari biasanya. Mungkin tidak apa-apa jika Karlia memberikan Sakugo kesempatan untuk kembali berlatih dengannya hari ini, dia juga penasaran apakah Sakugo mampu menghadapi tes ini dan bisa menghasilkan hasil yang berbeda dari pertama kali ia melakukan tes sebelumnya yang berakhir gagal total. Dari sorot matanya, Karlia tahu dan sadar bahwa Sakugo benar-benar akan membuktikkan sesuatu yang mungkin sangat mengejutkan. Karlia tentu saja tersenyum senang karena dia sudah tidak sabar lagi ingin melihatnya. Tes pertama, yaitu tes ketahanan diri dari terik matahari dimulai dan Sakugo berhasil menghadapinya sampai akhir, membuat Karlia takjub dan berbahagia, ia bahkan sampai memeluk anak itu saking bangganya. Dia pikir Sakugo akan jatuh pingsan lagi seperti sebelumnya, tapi ternyata tidak sama sekali, itu membuatnya tenang sekali melihatnya. Beginilah seharusnya Sakugo, dia pantas mendapatkan hasil akhir yang menakjubkan seperti ini. Karlia percaya Sakugo bisa lebih dari itu, dan dia juga percaya bahwa Sakugo akan mendapatkan hadiah itu dan bisa menjadi seorang legenda hidup bagi para labeldo di seluruh dunia. Ada banyak sekali tes setelah tes pertama dilakukan, dan ajaibnya, Sakugo terus berhasil dan mengejutkan Karlia di tiap akhir tes, itu benar-benar menakjubkan, sangat-sangat gila. Karlia sampai berdecak kagum dan tidak bisa menahan kegembiraannya, sampai akhirnya ketika mereka sudah berada di tes paling terakhir, sekaligus tes paling brutal, yaitu masuk ke dalam sebuah peti mati yang akan dibakar dengan seluruh badan dikunci dengan gembok paling kuat, disitu Sakugo diharuskan bisa lolos dari bencana itu, dan Karlia hanya bisa melihatnya dari kejauhan, sambil berharap anak itu bisa berhasil keluar dari sana, jika tidak, dia hanya bisa pasrah dan memberikan pemakaman yang layak untuk anak itu kelak, yang artinya, Sakugo akan benar-benar tewas di sana. Tentu saja Sakugo sadar bahwa di tes terakhir ini, nyawanya akan menjadi taruhan dan itu benar-benar nyata, Karlia tidak akan pergi menolongnya atau membantu Sakugo keluar dari sana, karena itu mustahil di tengah api yang berkobar-kobar sangat panas di antara peti mati ini. Karena itulah, satu-satunya orang yang dapat membantu Sakugo adalah, dirinya sendiri. Jika dia tidak bisa melakukan sesuatu untuk membantu dirinya sendiri keluar dari dalam peti mati yang akan dibakar habis, maka kematianlah yang akan dihadapinya. Sakugo tidak ingin gagal di tes ini, karena seperti yang sudah ditegaskannya di dalam hati, dia akan membuktikkan pada Karlia bahwa semua pemikirannya salah, Sakugo pasti berhasil melewati semua tes dengan mudah. Ketika tes akhirnya dimulai, Sakugo terus mencari cara untuk bisa lepas dari peti ini, Karlia yang menontonnya dari kejauhan, hanya bisa diam dengan seluruh badan bergetar. Dia bingung harus bagaimana sekarang, karena jika itu terus dilanjutkan, resiko terbesarnya adalah Sakugo akan tewas, dan dia akan sendirian lagi di rumah ini, tapi jika dia menolongnya pun, Sakugo akan marah dan merasa diremehkan, yang artinya, itu sama saja menciptakan masalah baru, dan mungkin juga akan membuatnya kembali sendirian karena bisa saja, saking kesalnya karena ditolong oleh Karlia, Sakugo memutuskan untuk pergi dari rumah ini karena kekecewaannya yang besar. Namun, jika Karlia tidak menolongnya, tapi Sakugo berhasil lolos dari tes itu, maka kegembiraan yang besar akan tercipta di rumah itu, tapi mereka sadar kalau peluangnya sangat sedikit, tampaknya meskipun sedikit, Sakugo akan membuktikkan pada Karlia bahwa dia mampu mengambil peluang itu dengan tangannya sendiri, tanpa bantuan dari siapa pun, dan tentunya dia akan lolos dari kematian yang mengerikan di dalam peti mati tersebut. Dan tampaknya itu benar-benar terjadi karena tiba-tiba saja peti mati itu bergoyang-goyang dan pintunya langsung terbuka dengan sangat kencang, seperti telah ditendang oleh Sakugo, Karlia melotot kaget melihatnya saat Sakugo tiba-tiba saja keluar dari sana dan berdiri dengan angkuh, kemudian langsung meloncat ke tanah berumput yang basah dan tersenyum bangga pada Karlia yang berdiri jauh di depannya. Tidak bisa menahan kekagetannya, Karlia sampai mematung dalam beberapa detik sampai akhirnya lututnya ambruk dan dia jatuh pingsan. Giliran Sakugo yang kaget sekarang, karena Karlia pingsan karena melihat dirinya berhasil keluar dari peti mati dan berhasil lolos menghadapi tes terakhir yang paling mengerikan ini. Perlahan-lahan, Karlia membuka matanya, dan dia terkejut saat menemukan bahwa tubuhnya saat ini sedang dibaringkan di permukaan kasurnya, tepatnya di kamarnya sendiri. Dia kaget saat melihat Sakugo yang sedang duduk di tepian ranjang dengan mata yang menatap wajah Karlia, gadis itu tersenyum dan berkata bahwa dia sangat bangga pada Sakugo yang berhasil menyelesaikan semua tes dengan cepat dan bahkan lolos dari tes terakhir dengan hasil yang sangat memuaskan. Karlia tidak pernah menyangka sebelumnya, kalau anak yang dulunya pingsan hanya karena tersengat matahari, bisa lolos dari maut yang akan merenggut kehidupannya dalam sesaat. Seketika Sakugo tertawa kecil mendengarnya, dan dia juga bilang bahwa inilah yang ingin dibuktikannya sejak kemarin, dia tidak ingin membuat Karlia merasa khawatir karena sebenarnya dia mampu, bahkan sangat mampu untuk menjadi seorang labeldo, dia juga meminta agar Karlia percaya padanya, sebab Sakugo bisa melindungi dirinya sendiri saat berada di dunia bawah tanah. Intinya, tolong percayalah padaku, begitulah yang ingin Sakugo sampaikan pada Karlia, dan Karlia hanya mengangguk dan berkata bahwa saat ini dia benar-benar sangat percaya pada Sakugo. Itu membuat Sakugo sangat bahagia saat mendengarnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD