JILATAN 23

595 Words
Dendam punya prinsip. Prinsip yang diemban oleh masing-masing pendendam. Setiap pendendam memiliki prinsipnya masing-masing. Sebuah filosofi mengenai penyajian dendam terbaik. Kebanyakan dari mereka mengusung prinsip umum dendam, nyawa dibayar nyawa. Mereka tentu tidak terima bahwa jawara andalan mereka berakhir nahas. Padahal mereka yakin, sang jawara itu memiliki ilmu kebal terampuh. Mereka sangat heran teramat heran, jawara mereka mampus dengan mengenaskan. Tubuh remuk tak berbentuk. Batok kepala buyar. Jeroan mencelat ke mana-mana. Merekalah, murid-murid dari sang jawara, yang merapikan sisa-sisa tubuh si almarhum. Mereka ingin pada saat itu juga menghabisi para penghuni rumah yang menyebabkan matinya jagoan mereka. Tapi tangan kanan si jawara melarang. "Kita bunuh si pelaku nanti ketika dia lengah. Kita pantau rumah itu." Mereka pun mencari si tua bangka Karyan yang membayar si jawara untuk dimintai kesaksian. Perlu dua hari untuk menemukan tua bangka sialan itu. Orang tua itu kabur karena ketakutan. Saat ditemukan di gudang kosong berisi perabotan pembuat es balok, Karyan si pak tua ditanggalkan gigi-giginya oleh murid si jawara. "Siapa yang membunuh guru kami?!" Karyan menggeleng ketakutan memohon ampun. "Aku tidak melihat secara pasti. Ampun." "Katakan atau hidupmu berakhir di sini." "Ampun tuan-tuan. Baik, baik, pembunuh guru kalian adalah Waluyo!" Karyan ditinggalkan pingsan tiga hari tiga malam di gudang tua itu. Si tangan kanan jawara mewejangi murid-murid untuk bersabar dalam membalas dendam. "Pembalasan dendam yang prematur itu tidak memuaskan, kawanku. Bersabarlah. Ada buah manis di setiap kesabaran." Si tangan kanan menyuruh murid-murid mengintai bergantian rumah Moko. Terutama gerak-gerik si Waluyo si pembunuh jawara. "Si cecunguk b*****t itu rupanya keenakan diajak n*****t sama majikannya." Lapor salah satu murid. Murid itu ditabok sampai oleng oleh si tangan kanan. "Jaga mulutmu anak muda. Kalau Waluyo dapat membunuh jawara kita yang ampuh kebalnya, berarti dia berilmu tinggi. Entah ilmu apa yang dipunyainya hingga dapat membuat jawara kita berakhir tragis seperti itu." "Maafkan hamba, tuan." "Tapi, ada untungnya juga informasi ini. Itu artinya, pembalasan dendam kita bisa dilaksanakan dengan cara termanis. Manis yang akan membuat kita tidur nyenyak, arwah jawara pasti ikut senang." Si tangan kanan menyuruh satu orang murid untuk mengasah pisau setiap hari. Setiap arah asahan menambah manisnya dendam yang akan dipuaskan. Satu lagi murid disuruh menyamar jadi kalong, untuk masuk ke dalam rumah dan mengintai dari dalam. Si murid yang berubah jadi kalong mengutuk dalam hati, "enak betul itu b*****t bisa main langsung bertiga begitu." Ada dua murid juga yang disuruh jadi bayangan menempel di dinding pos jaga Waluyo. Salah satunya memegang pisau yang diasah setiap hari. "Tinggal menunggu waktu yang tepat. Gorok lehernya saat dia lemes habis senggama. Bukankah itu pembalasan dendam yang manis? Habis nikmat, nyawa diembat." Begitu kata si tangan kanan, membuat mereka makin semangat. Pisau sudah diasah sampai amat tajam, bahkan kertas dapat dibelah tanpa perlu mata pisau menyentuhnya. Murid yang menyamar jadi bayangan sudah siap lahir batin. Di pos jaga mereka bersiap. Waluyo masuk ke pos jaga dengan muka memerah seperti orang minum arak. Ia habis bersenggama ramai-ramai. Si murid harus menunggu seperti yang diperintahkan gurunya. "Permainan cinta yang melibatkan olah tubuh, dapat membuatmu meragasukma. Itulah kenikmatan tiada tara. Bunuh dia saat itu terjadi." Si murid bayangan menyaksikan Waluyo merelaksasikan badannya dan matanya mengerjap-ngerjap cepat, napasnya berubah pelan. Si murid tahu itu waktu yang tepat. Ia mengendap tanpa suara dan mendekati Waluyo yang tidur di lantai beralaskan kasur lipat tipis yang terdapat bercak kering a******i. Si murid bayangan tersenyum sembari menggoreskan bilah pisaunya dalam-dalam ke leher Waluyo. Di perguruan ilmu kebal, para pendendam yang puas berpestapora minum tuak sampai pagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD