Pagi hari tiba. Sinar matahari di pagi hari menembus jendela kamar seorang wanita yang tengah tidur di dalam kamarnya. Wanita itu pun mulai bangun dari tidurnya karena silau matahari. Wanita itu adalah Afifa.
Langsung dari kamar tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi.
Karena hari ini adalah hari dimana ia kuliah, maka dari itu setelah mandi Afifa bersiap-siap untuk berangkat menuju ke kampusnya.
Afifa memakai ghamis bewarna pink dengan khimar bewarna sama dengan ghamisnya. Serta memakai sepatu bewarna putih.
Afifa mulai turun dari kamarnya dan berjalan menuju ruang makan.
Disana sudah ada ayah, mama, dan kakaknya yang bernama Farhan.
"Assalamualaikum yah, ma, bang" salam Afifa kemudian ia duduk di samping Farhan.
"Waalaikumsalam, nak. Kamu makan dulu yah. Mama udah masakin makanan kesukaan kamu" jawab mama
Kemudian keluarga kecil ini langsung memesan masakan yang telah dibuat oleh mamanya Afifa.
Setelah selesai makan, Afifa memesan taksi online untuk berangkat menuju kampusnya. Hanya butuh waktu lima menit, taksi yang dipesan Afifa tiba. Afifa pun mengirim taksi tersebut. Kemudian taksi menuju ke kampus Afifa.
Setelah tiga puluh menit perjalanan dari rumah Afifa, kini ia sudah sampai di kampusnya. Afifa memberikan selembar uang kertas lima puluh ribu ke sopir taksi.
"Makasih ya dek" ucap sopir taksi tersebut sambil menerima uang dari Afifa.
"Sama-sama pak" Afifa tersenyum lalu turun dari taksi dan berjalan membuka kampusnya.
Afifa Berjalan menyusuri koridor kampus dengan menenteng buku di depan dadanya. Afifa terus berjalan menyusuri koridor kampus. Dapatkan sebuah teriakan dari belakang Afifa pun terdengar.
"Afi ... !!!" Senang dinyalakan, Afifa pun menoleh ke Arah suara dan ternyata yang diundangnya adalah sahabatnya, Maya.
Tanpa membantah, Maya langsung memeluk sahabatnya itu. Memang Maya dan Afifa sangat dekat. Karena mereka bersahabat sejak SMA dan orang tua mereka pun saling mengenal.
Afifa yang mendapat pelukan dadakan dari sahabatnya itupun terkejut.
"Aaaaaaa ... Semoga, aku-gak-bisa-nafas" ucap Afifa terbata-bata karena nyaman oleh pelukan Maya yang terlalu kuat.
Maya pun cengengesan. Perlahan ia melepaskan pelukannya dari Afifa. Afifa pun lega karena ia bisa bernafas seperti sedia kala.
Afifa menoleh ke jam tangan yang ia pakai. Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. "Semoga, kamu masuk kelas ??? Ini masuk udah masuk jam kuliah kamu ???" tanya Afifa kepada Maya.
Maya memutar bola balik. "Aku kan lagi nungguin kamu markonahhh !! Kita kan satu kelas"
Afifa menepuk jidatnya. Ia lupa jika ia dengan Maya satu kelas.
"Oh iya, aku lupa" jawab Afifa sambil cengengesan. "Yaudah yuk kita masuk kelas"
"Yaudah yuk!" Mereka berdua pun jalan menuju kelas mereka.
Tak lantas mereka berdua sampai dikelas mereka. Maya dan Afifa langsung duduk di bangku bagian tengah saling bersampingan.
Tiba-tiba salah satu teman mereka datangi Afifa dan Maya. Ia adalah Kinara.
"Eh, kalian tau nggak?" tanya Kinara untuk Afifa dan Maya.
"Nggak tau" jawab Maya.
"Yaelah boleh, dengerin dulu. Aku mau ngomong. Jangan motong kalau orang mau ngomong. Tadi aku denger dari kakak kelas kita kalau ada dosen baru yang bakalan ngajar di kelas kita"
BRAK !!
Afifa dan Kinara pun terkejut. Mereka berdua langsung menoleh ke Arah Maya. Bahakan saat ini Maya menjadi pusat perhatian siswa yang ada di kelas itu.
Mengetahui Maya menjadi pusat perhatian, ia pun langsung duduk dan mencoba menenangkan diri.
"Eh! Biasa aja kali mungkin" ucap Kinara kesal dengan kelakuan Maya yang membuat malu.
"Iya iya maaf. Aku nggak sengaja. Aku kaget banget waktu tau ada dosen baru yang mau ngajar di kelas kita" jawab Maya.
Afifa hanya bisa melihat kejadian itu. Ia berfikir, siapa dosen baru itu? Karena terlalu bergelut dengan pikirannya, tanpa sadar dosen baru yang mengajar di kelasnya pun datang.
Dosen yang memakai kemeja bewarna biru laut dengan lengannya yang di lipat hingga ke siku.
Tampak tampan. Hampir semua mahasiswa pun takjub menatapnya. Namun, tidak dengan Afifa yang memilih menundukkan karena masih bergelut dengan pemikirannya.
"Assalamualakum. Saya Akhtar Qabeel Alfarezi. Saya dosen baru yang akan mengajar di kelas kalian ini"
Mendengar suara dosen tersebut membuat hati Afifa merasa nyaman dan tentram. Suara yang sangat lembut dan gagah membuat hati Afifa berdegup kencang. Perlahan Afifa diangkat sebagai semula menunduk. Afifa sangat mengejutkan dengan dosen yang ada di hadapannya. Bahkan pandang pun membualat sempurna. Degup jantungnya semakin kencang. Keringat dingin mulai. Seluruh badannya mulai bergemetar. Tanpa membatalkan, Afifa membatalkan buku yang ada di mejanya
Semua mata menuju ke Afifa. MELAKUKAN Akhtar. Akhtar menatap sebuah peternakan yang menjatuhkan sebuah buku. Dan mengejutkan terkejutnya dia melihat melihat itu. Matanya membulat sempurna. Dan ia tidak akan menyangka akan bertemu dengan Afifa saat pertemuan tidak tepat.
❤❤❤
Jam istirahat tiba. Satu persatu mahasiswa menuju ke kantin kampus. Namun tidak dengan Afifa. Ia memilih untuk pergi ke taman belakang kampus. Ia tidak akan menyangka akan bertemu dengan Akhtar Cipta ini. Sementara ia berusaha melupakannya dengan susah payah. Tapi Sebenarnya takdir malah mempertemukannya. Tak terasa air mata Afifa pun membasahi pipinya. Suasana yang membuat ia bisa menangis sekeras-kerasnya. Rasa penuh sesak. Lagi Afifa sudah tidak kuat untuk memendamnya lagi.
Tanpa mengingat ada yang melihat Afifa menangis. Dia merasa bersalah karena ia berada di kampus ini. Seharusnya lebih memilih untuk menjadi CEO di perusahaan yang diharapkan menjadi dosen di kampus ini. Namun apalah daya jika ia sangat ingin menjadi dosen.
"Maafkan aku Afifa" ucapnya lirih.
Pukul 08.00 di Malang.
Hari ini adalah hari Minggu. Hari dimana hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Hari ini Afifa berencana untuk pergi ke toko buku bersama Maya. Afifa menunggu Maya menjemputnya di Rumah. Ia duduk di kursi teras. Dianggap sudah ada novel roman yang ia beli beberapa hari yang lalu bersama Maya.
Timah timah
Maya pun tiba di rumah Afifa mengendarai mobilnya. Afifa langsung memasukkan novel yang ia baca ke dalam tasnya lalu dikirimkan mobil Maya. Setelah masuk, Maya pun mengendarai mobilnya menuju toko buku.
Didalam mobil mereka saling berbincang berbincang-bincang tentang kampus, kajian harian, dan tentang buku.
Tak terasa mereka pun sampai di toko buku yang mereka tuju. Maya pun memarkirkan mobilnya ditempat parkir. Mereka berdua turun dari mobil dan membuka toko buku tersebut dengan tangan bergandengan.
Mereka berdua berjalan nenuju ke lantai dua menaiki evalator. Akhirnya mereka sampai di lantai dua. Mereka memilih berpisah untuk mencari buku yang mereka inginkan.
"Semoga, aku mau ke tempat itu ya" ucap Afifa sambil menunjuk ke arah rak buku berisi buku agama.
Mata maya mengambil arah jari Afifa menunjuk. Kemudian ia mengangguk. "Yaudah, kamu ke sana aja. Aku mau ketempat novel dulu"
Afifa pun mengangguk. Afifa segera meninggalkan Maya dan berjalan menuju rak buku agama.
Semenjak ia memutuskan berhijrah, ya dia memang sedang berhijrah. Saat dimasa ia adalah seorang wanita yang jauh dari kata sholehah. Semasa ia SMA lebih suka menggunakan untuk nongkrong di cafe sampai malam. Menggunakan celan jeans. Dan ia juga masih suka berzina. Salah mengerti. Ia melakukan salah. Mulai dari situlah ia memutuskan untuk berhijrah.
Semenjak Afifa berhijrah, Afifa lebih suka untuk mengisi lebih untuk pergi ke penilaian, membaca buku agama, dan diisi oleh hal-hal positif lainnya.
Afifa terus membaca satu buku rak dengan cermat untuk mencari buku yang ia inginkan.
❤❤❤
Hari ini Akhtar memilih untuk pergi ke Alun-Alun kota Malang untuk mengikuti CFD yang diadakan setiap hari Minggu. Akhtar pergi ke CFD tidak dibuka, namun di temani oleh sahabatnya yang bernama Dani.
Akhtar segera menuju CFD dengan menaiki mobil pribadinya. Dengan kecepatan sedang Akhtar menyusuri jalan yang telah dibuka oleh beberapa mobil dan kendaraan lain.
Namun saat di tengah perjalanan, ada sebuah kemacetan yang membuat Akhtar tidak dapat mengendarai mobilnya. Sudah tiga puluh menit Akhtar macet macet. Namun mobilnya juga tak kunjung berjalan.
"Ada apa ya di depan? Apakah seharusnya macet gak sampai kayak gini" gumam Akhtar karena merasa bosan dengan kemacetan ini.
Akhtar menoleh ke arah kiri jalan. Disana ada sebuah toko buku. Tiba-tiba Akhtar ingin pergi kesana. Dan pada akhirnya Akhtar memutar setirnya menuju ke toko buku tersebut. Tanpa diketahui, Akhtar memarkirkan mobilnya disamping mobil Maya.
Akhtar keluar dari mobilnya lalu melewati toko buku tersebut. Langkah meminjam mengiringnya ke tempat buku agama. Dan tanpa di sadari, Akhtar dan Afifa saling berhadapan dengan pemisah rak buku.
Maaf jelek.
Karena masih belajar.
Kalau kalian suka, kalian bisa memberi suara dan berkomentar. Supaya penulis semangat buat update. Jika gak memilih penulis akan tetap memperbarui kok.
Kal ian juga bisa membagikan cerita ini ke teman kalian.
Oh ya, jika kalian mau tau jadwal naik nya Kapan saja bisa cek di i********: aku. @ brilian.alin