TIGA

1009 Words
Keesokan harinya, Kinar membawa Elena ke kolam renang untuk mengajarkan anak kecil itu berenang. Jangan salah, di rumah ini sekalipun dia adalah pengasuh. Tapi dia seperti nyonya juga di sini. Tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan lain selain mengawasi Elena dua puluh empat jam dalam sehari. Sebelum calon istri Argi datang untuk memperkenalkan dirinya dengan begitu baik atau justru pura-pura baik nanti kepada Elena dan juga Kinar. Semalam ketika pulang dari mal, Argi beberapa kali memintanya untuk menjadi mama tiri Elena. Tapi, dia tidak akan pernah melakukan tindakan konyol itu, ia taku dilabrak oleh nyonya besar jika dia mengaku seperti itu kepada perempuan yang akan datang untuk mencalonkan dirinya ke Argi. Memang Kinar akui jika paras pria itu memang sangat tampan. Dari postur tubunya yang tinggi, tubuhnya atletis, ditambah lagi ketika tersenyum. Kinar hanya melihat senyuman Argi pada saat pria itu bersama dengan Elena. Jika keseharian lainnya, sudah dipastikan pria itu seperti hidup di kutub utara. Begitu dingin. "Elena, ayo udahan!" "Bentar lagi kak," kata Elena. Kemudian Kinar terlebih dahulu kembali naik dari kolam dan mengambil handuk serta jubah mandi. Di sana ada kamar mandi khusus untuk ganti pakaian. Sebelum Elena naik, dia ingin mempersiapkan terlebih dahulu. "Elana bisa naik sekarang kak," kata Elena. Kinar hanya menjaga dari jarak beberapa jengkal dan membiarkan anak itu naik dengan sendirinya. Dengan bantuan pelampung yang ada di lengan kiri dan kanan Elena. Jadi, Kinar tidak terlalu khawatir mengenai Elena sekalipun berada di kolam terdalam pun. "Elena, ayo udahan!" "Iya, Pa. ini mau ganti sama kak Kinar," "Kalau gitu Papa tunggu di dalam ya!" kata Argi. Kinar mengajak Elena ke kamar ganti. Baru saja Kinar memasang celana dalam, dan juga memasang jubah mandi yang belum diikat. Elena keluar dan berlari begitu saja. Karena tidak ada Argi di sana, takut jika Elena jatuh. Kinar mengejar sambil mengikat jubah mandinya. Dia tidak mengenakan bra sama sekali. Dia keluar dan langsung mengejar, Kinar pikir Argi sudah pergi. Tapi pria itu justru berada di sana, Kinar belum mengikat tali jubah mandinya sama sekali. Dia kemudian berbalik, ketika Argi berdiri. Dia pun hendak melangkah tapi justru terpleset dan spontan Argi menangkapnya dari belakang. Kinar memejamkan matanya begitu tangan kekar sedang berada tepat diatas payudaranya yang tak mengenakan apa-apa. Jubah mandinya terbuka dan langan Argi justru mendarat di sana. Kinar langsung memegang tangan pria itu. "Bapaaaaaaaak!" Argi yang tak kalah paniknya juga baru tersadar beberapa detik ketika dia menangkap p******a Kinar. Kinar langsung menarik jubah mandinya dan raut wajahnya merah begitu saja begitu Argi melepaskan. Argi sama sekali tak pernah tahu bagaimana rasanya dia memegang p******a. Ketika dia melakukan hubungan itu dulu dengan mama Elena. Dia dalam keadaan mabuk jadi dia tidak tahu bagaimana rasanya p******a itu. Argi juga tidak menyentuh mama Elena sama sekali. Karena takut jika Elena dulu kenapa-kenapa ketika berada di dalam perut. Selesai berganti pakaian pun, mereka kali ini akan sarapan bersama. Karena tadi Elena dan Kinar berenang begitu pagi. walaupun Argi sempat melarang. Tapi keduanya tidak bisa dilarang. Elena yang lebih menurut kepada Kinar dibandingkan dengan dirinya. Argi masih melototi tangannya yang tadi menyentuh p******a Kinar. Terasa putingnya diantara telunjuk dan juga jari tengahnya. Mungkin itu terasa keras karena tersentuh oleh air dingin. Ia segera mengenyahkan bayangan tadi begitu Kinar muncul membawa Elena. Dia mengehela napas panjang begitu keduanya datang dan duduk di dekatnya ketika sarapan. "Tentang yang tadi, saya minta maaf," kata Argi. Sumpah demi apa pun, sebanyak apa pun perempuan yang dikenalkan oleh sang mama. Kenapa baru kali ini dia merasakan ada gairah bersama dengan Kinar. Dia padahal dikelilingi oleh perempuan-perempuan yang begitu cantik. Sekalipun ada yang hampir bercinta dengannya, tetap saja dia tidak ada nafsu pada perempuan lain. Tidak salah jika rumor mengenai dirinya yang gay tersebar begitu cepat di kantor. Dan juga di orang-orang lain. Tapi, Argi tidak mempermasalahkan hal itu. tidak peduli dengan apa yang terjadi. Tidak peduli dengan pandangan orang lain. Pandangan orang lain hanyalah sebagian kecil dari kehidupan yang harus dijalani. Menghadapinya dengan cara memperlihatkan yang terbaik. Bukan justru terlihat lebih bodoh dihadapan orang yang mengata-ngatai. "Ah, ya. Saya juga salah karena nggak pasang jubahnya di dalam," "Papa sama Kak Kinar kenapa?" tanya Elena. Tidak mungkin jika Argi mengatakan bahwa tangannya tepat berada di p******a Kinar tadi. Sungguh, dia tidak bermaksud melecehkan pengasuh anaknya itu. tapi itu semua spontan. Kinar juga yang keluar begitu saja. Tidak pernah disangka oleh Argi bahwa gadis itu dengan polosnya mengejar Elena saat dia berada di luar menunggu Elena. Kali ini Argi berada di kantor. Argi berlalu ke kamar mandi dan langsung mencuci tangannya berkali-kali karena ingatan kotor itu membuatnya tidak bisa lupa dengan d**a Kinar tadi pagi. dia terus menggosok tangannya dengan air dan juga sabun. Berharap itu bisa hilang. Justru ketika dia merasakan daging kenyal serta putingnya yang keras itu. Tidak terasa juniornya bangun. "Sialan, kenapa Kinar bisa menarik seperti itu?" Selama lima tahun ini, Argi tidak pernah berhubungan dengan perempuan. Pertama kali dia berhubungan badan pun dengan mamanya Elena. Itu juga dijebak oleh mamanya yang membuatnya mabuk. Sedangkan mama Elena dicampurkan dengan obat perangsang agar dia mau bersama dengan mama Elena dulu. Dan itu adalah pertama kali dia menyentuh perempuan. Tapi itu juga dalam keadaan mabuk. Baru kali ini dia memegang dengan keadaan sadar. Argi sendiri juga merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Karena tidak tahan dengan dirina sendiri. Argi langsung masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan onani di sana. Membayangkan tubuh Kinar dan juga dia membayangkan bahwa dia sedang bercinta dengan Kinar. Bagaimana mungkin gadis bodoh itu bisa membangkitkan nafsu yang selama ini dia pendam. Bukan karena Argi tidak mau bersama dengan perempuan. Tapi baginya itu adalah hal yang merepotkan. Dengan mamanya Elena dulu juga dia merasa begitu repot ketika mama Elena hamil dan juga sebagainya. Tapi ada rindu tersendiri juga ketika dia mengingat bagaimana perjuangan mama Elena melahirkan malaikat kecil mereka yang menggemaskan ini.  Selesai dengan kegiatannya sendiri. Argi merasa puas setelah mengeluarkan cairan s****a di dalam kamar mandi. Sekalipun itu dia lakukan dengan sendirinya. Sebelum melakukan itu, tentu saja dia harus mengunci pintu ruangannya dulu dan juga mengunci pintu kamar mandi walaupun hanya ada dia di dalam, tapi dia tetap melakukan hal itu. Mengingat bawa Kinar akan pergi meninggalkan rumahnya nanti membuatnya akan kesulitan mengurus Elena sendirian. Mungkin itu juga maksud mamanya bahwa dia harus segera menikah. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD