Pernikahan

766 Words
Arsya Tsabita, Putri tunggal dari Ardi Wijaya dan Arti Khairunisa Fauzan Syaputra, Putra kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Budi Nugraha dan Vina Anggraeni ******************* Tiba saatnya hari bahagia yang ditunggu Arsya dan Fauzan, setelah 4 tahun menjalin kasih sejak lulus SMA dahulu. Hingga akhirnya kini setelah mereka selesai dengan pendidikan mereka, mereka sepakat untuk mengucap janji bersama. Ya, hari ini adalah hari pernikahan Arsya Tsabita dengan Fauzan Syaputra. 2 Insan yang selalu saling mencintai dan menyayangi. SAH.... Suara hadirin bergema dalam gedung yang sudah dihias indah itu. Setelah selesai dengan segala prosesi akad dan upacara pernikahan serta resepsi yang diadakan dalam satu hari itu, Arsya dan Fauzan kini sudah berada didalam salah satu room di hotel yang sama dimana mereka mengadakan pesta tadi. " Sayang mau mas dulu atau kamu dulu yang membersihkan diri?" Tanya fauzan lembut. " Mas dulu saja, biar aku bersihin dulu riasan aku mas" jawab Arsya sambil tersenyum. " Baiklah" Fauzan beranjak dari kursi menuju kamar mandi. Tak berselang lama Fauzan sudah menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi. Dia menghampiri sang istri yang ternyata sedang terpejam sambil duduk dan menelungkup dimeja rias itu. " Sayang bebersih dulu sana biar nyaman istirahatnya" Kata Fauzan sambil mengusap lembut pipi sang istri. "Mhh,,," Arsya menggeliat manja " Sudah selesai mas?" Tanyanya sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya membuat Fauzan gemas.  " Ayo sayang, apa perlu aku bantu untuk membersihkan dirimu" Kata Fauzan tersenyum nakal. " Ahh..." Arsya tersentak mendengar ucapan Fauzan segera dia berlari menuju kamar mandi. Didalam kamar mandi, Arsya tersenyum sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. Biar bagaimanapun selama mereka berpacaran tak pernah sekalipun Arsya dan Fauzan berinteraksi berlebihan. Jadi wajar saja ada perasaan berdebar saat sang suami menggodanya hanya dengan mengatakan akan membersihkan tubuhnya. Cukup lama Arsya membersihkan diri sambil memikirkan apa yang akan terjadi dan bagaimana harusnya dia bersikap pada suaminya nanti. Cklek,,, Pintu kamar mandi terbuka membuat Fauzan yang tadinya fokus pada layar di genggamannya menoleh ke asal suara.. Dia langsung tersenyum lebar, bagaimana tidak sang istri keluar dengan malu-malu mengenakan baju tidur yang cukup membuatnya susah payah menelan saliva. "Sudah selesai" Fauzan tersenyum dibalik rasa bahagia yang membuncah karna sebentar lagi sang pujaan hati yang sekarang menjadi istrinya akan benar-benar menjadi miliknya seutuhnya. *************** Arsya dan Fauzan akhirnya melewati malam penuh dengan cinta dimalam itu. Rona bahagia terlihat jelas diwajah keduanya. Fauzan tampak tidak melepaskan genggaman tangan Arsya ketika mereka kembali ke rumah orang tua Arsya. "Ekhem..." Papa Arsya berdeham sambil menahan senyum melihat kedua pengantin baru itu sedang asyik bermesraan diruang keluarga. " Pa" Fauzan tersenyum kikuk padahal biasanya dia dibilang dekat juga dengan papanya Arsya. Nampak Mamanya Arsya menahan senyum sementara Arsya sudah menunduk menyembunyikan rona merah karna malu. " Jadi bagaimana rencana kalian selanjutnya? " Tanya papa to the point. Karna memang sudah ada pembicaraan ini sebelum pernikahan. " Ia Pa, rencananya saya akan membawa Arsya pindah ke jakarta " Jawab Fauzan dengan yakin. " Papa tidak akan melarangnya, karna memang hak pada Arsya saat ini sudah beralih padamu"  sejenak papa menghela nafas  " Hanya tolong jaga Arsya kami, bagaimanapun dia anak kami satu-satunya"  Tampak papa melihat sejenak ke arah mama yang nampak genangan air diujung matanya. Biar bagaimanapun Mama merasa sedih harus berpisah dengan putri semata wayangnya. " Tolong jaga dan sayangi Arsya, Jangan pernah menyakiti fisiknya jika dia berbuat salah tegurlah sebisa kamu, Jika kamu tidak tahan dengannya tolong jangan kamu menyakitinya sebaiknya kamu kembalikan Arsya kepada kami. Tangan kami akan selalu terbuka untuknya." Tampak Fauzan tertegun dengan perkataan papa mertuanya. Dan Arsya tampak berkaca-kaca " Insya alloh saya akan menjaganya dan tidak akan meyakitinya, saya tidak akan pernah membiarkan Arsya pergi dari saya ". Jawab fauzan Terdengar suara ramai didepan ternyata orang tua fauzan sudah sampai didepan rumah tersebut. Memang rencananya mereka akan turut menyiapkan kepergian Fauzan dan Arsya merantau ke kota orang. " Baiklah, sepertinya orang tua kamu sudah tiba. Bersiaplah papa akan menemani mereka dulu" Sambil beranjak menuju ruang tamu dimana orang tua Fauzan sudah dipersilahkan masuk oleh Bi Inah. Tampak mereka berbincang akrab satu sama lain sementara di kamar Arsya, Fauzan dan Arsya sedang membereskan barang yang akan dibawa Arsya yang sudah disiapkan sebelumnya. Kretttt... Semua tampak menoleh ke asal suara. Fauzan menarik koper milik Arsya kemudian tersenyum kepada orang tuanya. Mereka bergantian mencium tangan kedua orang tua Fauzan. Orang tua Fauzan tersenyum terlihat mama fauzan sangat menyayangi menantunya itu Dan disinilah mereka sekarang disebuah rumah yang cukup asri untuk sepasang pengantin baru itu. Ya Fauzan memang bekerja di jakarta sejak kelulusannya dikampusnya dulu. Dia bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan property. Dan disinilah kisah rumah tangga mereka akan mengalir dan tersendat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD