BAB 39: HANNAH, EDO - LANGIT TERTINGGI

2871 Words

HANNAH Papa baru saja keluar dari kamar Bang Dirga, beliau tertegun tepat di depan pintu. Baru saja aku hendak bertanya apa yang menyebabkan Papa terdiam seperti itu, seulas senyum nan hangat hadir di wajahnya. Aku mengerutkan keningku, merasa heran. Pasti ada yang Papa dan Edo bicarakan hingga membuat Ayahku tersenyum seperti itu. “Papa!” tegurku seraya mencengir. “Apa?” “Papa kenapa senyam-senyum begitu?” “Hah? Papa ga senyam-senyum!” “Iiih Papa! Bohong dosa tauk!” Papa justru terkekeh. “Udah sana buruan bawain minumnya. Pintunya dibuka. Yang dosa itu berduaan di kamar sama cowok yang belum jadi suamimu.” Aku memicingkan mataku, menatap tajam pada Papa. “Papa nih, balesannya ngeri banget! Kayak Papa ga pernah berduaan aja dulu sama Mama.” rajukku manja. Papa kembali terkekeh,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD