Bogor, pagi tadi. Gue baru aja keluar dari kamar mandi usai membersihkan diri, bersiap sebelum berangkat ke Jakarta. Hari ini Hana dan anak-anak IKJ lainnya bakalan ngadain konser akhir tahun. “Hape lo tuh bunyi mulu dari tadi!” ujar Ardi dari posisinya yang berhadapan dengan televisi yang menyala. “Reno kamana?” “Teuing, jalan kali sama Anggi.” “Oh.” “Tuh bunyi deui! Angkat dulu sana, penting banget tuh kayaknya.” “Sisain!” “Naon?” “Bala-bala!” “Oh. Okeh!” Jujur, perasaan gue ga enak. Ngerti kan feeling saat akan ada kabar buruk yang lo dengar. Fakta bahwa ada yang nelpon gue terus menerus kayak begini tuh bikin gue ga tenang. Tepat saat gue masuk ke kamar kost gue, ponsel gue kembali berhenti berdering. Gue meraih benda pipih itu, menatap nama yang muncul di list missed call.