Jujur, aku tidak siap berhadapan dengan seorang Geya. Geya yang begitu dikagumi oleh kekasihku sepanjang masa putih abu-abunya. Ditambah lagi, Geya yang begitu akrab dengan keluarga Edo, rasanya seperti sebuah titah tanpa kata untuk memintaku menyingkir. Sepanjang perjalanan dari Rumah Sakit menuju kediaman Wisesa, Geya terus saja berceloteh, menuturkan sosok Edo yang dikenalnya dan apa saja yang mereka lalui dulu. Edo yang hangat, Edo yang selalu mengiyakan permintaannya, Edo yang selalu menunggunya sepulang sekolah, Edo yang selalu mendukungnya, Edo yang selalu mendengarkan yang Geya katakan. Atau tentang pertemuan pertama mereka kala hari pertama Masa Orientasi Sekolah, tentang Geya yang tak pernah melewatkan masa memberi support bagi Edo di setiap pertandingan basketnya, tentang Edo y