Mulai dekat

941 Words
Setelah beberapa waktu lalu saat Akbar kerumah Dian. Kini Akbar dan Dian mulai dekat, keduanya selalu bersama untuk menyiapkan pernikahan. Walau Dian tau, Akbar sedikit tidak nyaman ketika ada dirinya. "Ehm..Mas. Boleh Dian tanya satu hal?" tanya Dian hati hati. Dian dan Akbar tengah berada didalam mobil saat ini, mereka baru saja ke salah satu butik untuk fitting gaun pengantin untuk Dian. Mas? ya. Itu panggilan Dian untuk Akbar. Tadinya Dian enggan memanggil Akbar dengan itu, namun ia tidak tau lagi harus memanggil Akbar apa. Dan lega nya Dian, setelah Akbar tidak protes dengan panggilan yang diberikan nya. "Tanya saja" balas pria dengan pakaian casualnya itu, Akbar benar benar terlihat berbeda saat memakai pakaian santai dan setelan kantor. "Kenapa Mas mau dinikahin sama Dian?" tanya Dian. Akbar menoleh. "Aku gamau bantah perintah orang Di." Dian mengangguk simpul. "Tapi kalau Mas nggak mau, Dian bisa bilang ke orang tua Dian." Akbar menggeleng. "Aku gamau buat orang tua aku kecewa. Lagipula sudah sejauh ini. Apa kamu mau membatalkan pernikahan nya?" tanya Akbar. Wanita bergamis hitam itu menggeleng kan kepala nya. "Dian juga sama. Dian gamau bikin orang tua Dian kecewa sama Dian." Akbar tersenyum. "Pasti kita bisa. Kata orang cinta datang karena terbiasa. Aku pasti bisa jatuh cinta padamu, dan sebaliknya begitu" Dian menoleh. Tidak pernah terbayangkan Akbar akan mengatakan hal itu padanya. Ada sedikit perasaan senang. Tentu saja Dian mengharapkan itu, jika nanti mereka benar benar menikah. Dian tidak mau ada perceraian, Dian malu dengan Allah karena sudah berjanji saat akad namun tidak dapat menepati janji "Apa boleh Dian tetap bekerja?" tanya Dian lagi lagi. "Itu yang kamu mau?" "Dian tidak suka duduk diam di rumah Mas, membosankan. Apa boleh Dian tetap bekerja?" Akbar mengangguk. "Tentu saja. Kamu boleh bekerja, kecuali saat kita punya anak nanti. Aku tidak mau mengizinkan mu untuk bekerja" Dian mengangguk. "Dian juga tidak ingin punya baby sitter. Dian pasti berhenti nanti" Akbar mengangguk. Kedua nya lalu sama sama diam. Hanya ada suara radio yang Akbar putar. "Di?" "Ya Mas?" "Sudah makan?" Dian mengangguk. "Sudah, sebelum Mas jemput, Dian sudah makan. Mas lapar?" Akbar mengangguk. "Kamu mau temani aku makan?" Dian mengangguk. "Apa kamu punya rekomendasi tempat?" Dian nampak berpikir. "Dian nggak pernah makan ke restoran, lebih enak masakan Ibu soalnya" kata Dian dengan polos membuat Akbar sukses tertawa kecil. Dian termangu mendengar Akbar tertawa. "Kenapa?" tanya Akbar kala Dian menoleh menatap nya. "Ah tidak, maaf mas" "Nggak papa, bilang aja. Ada apa?" "Anu...Dian ga pernah lihat Mas tertawa seperti itu. Mas senyum juga ga pernah" kata Dian dengan nada lirih, malu. "Kamu suka?" "Hm?" Dian mendongak menatap Akbar. "Kamu suka aku tertawa seperti itu?" Dian mengangguk. "Memang nya ada orang yang suka lihat wajah garang Mas? enggak ada" "Wajahku garang?" Dian mengangguk. "Karena Mas ga pernah senyum di kantor, jadi wajah mas terlihat garang" "Aku akan senyum sekarang" "Benarkah?" "Iya, hanya untukmu" balas Akbar sembari tersenyum menatap Dian. ***** "Di, makan sayang" kata Ibu mengetuk pintu kamar Dian. Dian yang tengah menata pakaian beranjak membuka pintu. "Dian udah makan tadi dengan Mas Akbar, Bu" jelas Akbar. "Oh sudah makan?" Dian mengangguk. "Kalau gitu Ibu makan dengan Ayah. Kamu tidak mau nambah?" Dian menggeleng kan kepala nya sembari tertawa kecil. "Perut Dian menolak, padahal masakan ibu sangat harum." Wanita dengan rok panjang yang senada dengan baju nya berwarna merah itu tertawa kecil mendengar ucapan sang anak. "Ya sudah, Ibu makan dulu dengan Bapakmu" "Iya" Setelah Ibu menjauh dari kamar, Dian menutup pintu dengan senyuman. Keluarga Dian memang selalu tentram, tak pernah ada pertengkaran sekecil apapun itu. Ibu dan Bapak nya akan cepat cepat mengatasi perbedaan pendapat, agar tidak semakin membesar. Itu kenapa Dian menjadi sosok yang hangat, penyabar dan juga sangat polos. Dian benar benar sepolos anak SMP. Karena dia diajarkan untuk tidak pernah bohong, seringkali Dian malah keceplosan. Oh iya, tentang pernikahan Dian dan Akbar, keduanya sama sama sepakat untuk tidak mempublikasikan ke orang orang kantor. Dian tidak mau orang orang jadi canggung dengannya. Dian menatap cincin yang sudah tersemat dijemari manisnya. Semoga, ini adalah takdir yang sudah Allah tentukan untuknya.Semoga tidak ada kata perceraian nantinya. xx xx xx Keesokan paginya, seperti biasa gadis bergamis nampak baru saja turun dari sebuah bus berwarna biru. Dian akan cuti seminggu sebelum akad. Saskia sendiri sudah bilang kalau dia akan telat. Dian akan menunggu nya di lobi jika Saskia telat hanya sepuluh sampai lima belas menit. Tapi Saskia bilang, dia mungkin akan telat sampai tiga puluh menit lebih dan menyuruh Dian untuk masuk lebih dulu. "Eh, tidak bisa?" Dian yang sudah masuk ke dalam lift dan memencet tombol nya bingung kala lift tak kunjung berjalan. "Kenapa?" Dian mengelus d**a nya kala Akbar tiba tiba muncul. Akbar tersenyum simpul kala melihat Dian nampak terkejut melihat kedatangan nya. "Anu..ini gabisa pak" "Pak?" "Ini dikantor, kan kita juga sepakat tidak publikasi kan?" Akbar mengangguk. "Kamu boleh panggil mas kalo kita lagi berdua" Dian mengangguk. "Naik lift denganku ayo" kata Akbar. "Tap-" "Belum ada orang Di, nggakpapa. Ayo" Dian mengangguk, lalu keluar dari lift dan ikut masuk ke dalam lift yang sama dengan Akbar. Sebelum nya Akbar memberi tanda didepan lift karyawan dengan tulisan trouble agar lift nya tidak di gunakan. "Sudah sarapan?" Dian mengangguk. "Sudah, Mas?" Akbar mengangguk. Kedua nya lalu sama sama diam, lift serasa berjalan melambat membuat keadaan semakin canggung saja. "Nanti pulang dengan ku ya?" "Kenapa?" tanya Dian. "Gapapa, aku antar kamu pulang" Dian hanya bisa mengangguk. "Iya. Sudah sampe, Dian pergi dulu" Akbar mengangguk lalu tersenyum pada Dian sebagai salam perpisahan. Selepas Dian pergi, senyum Akbar perlahan luntur tergantikan dengan wajah dingin dan datar. Benar benar perubahan yang drastis. "Semoga kamu benar benar jodoh yang Allah takdirkan untukku Di"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD