18. Ikutkah?

1646 Words

Masih dengan perasaan kesalnya, Syafira memutuskan menepikan pekerjaannya dulu dan kini menghampiri Luna yang seperti biasa sudah berdiri di dekat mejanya. Pekerjaan memang jauh lebih penting, tetapi mengisi energi juga sangat penting. Ia kesampingkan dulu urusan pekerjaan dan lebih memilih mencari makan bersama Luna, masa bodo jika nanti si Mr. Perfect itu marah. Toh ini juga sudah waktunya istirahat, jadi lebih baik ia menikmati waktu istirahatnya dengan tenang. Ketimbang harus memikirkan pekerjaannya yang membeludak, sabar mungkin itulah yang harus ia kuatkan dihatinya sekarang ini. Bicara mengenai sabar mudah, tetapi melakukannya yang sulit. Syafira memang tak pernah mengeluh atas pekerjaan yang Relix berikan padanya, padahal sebenarnya dalam hati pun dia mencak-mencak tidak jelas jik

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD