Prakata
WELCOME DAN SELAMAT MEMBACA, KALAU SUKA JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK BERUPA KOMENT DAN FOLLOW AKU JUGA YA. UDAH, SEKIAN AJA. THANKS
****
PRAKATA
****
"Kopi lagi?"
Memutar bola matanya malas, namun tetap mengangguk. Bagaimana pun juga, yang menyapanya tadi itu adalah big bosnya.
"Kalo di sapa ya dibalaslah Yu, ngangguk- ngangguk aja kamu. Apa jangan-jangan kamu sengaja?"
Sosok gadis yang sedang meminum kopinya itu meletakkan gelasnya kembali, lalu menatap sosok di depannya dengan mata menyipit. Siap untuk menerkamnya kapan saja. "Iya bos, lagi minum kopi. Gak mungkin jugakan minum sianida!klise!"
"Yaudah, kalo kamu minum kopi make sianida. Aku juga minum juga, biar kita selalu bersama, kapanpun dan dimanapun. Jiwa dan raguku akan selalu bersamamu!"
Yuki menatap gelas kopinya yang sudah melayang, isinya juga langsung habis di teguk oleh sosok lelaki itu. Yuki memejamkan matanya. Sabar...Sabar. orang sabar gak cepat ninggal Yu, sabar. Ucap Yuki dalam hatinya.
"Kalau cuman mau minum kopi saya, kan bisa juga dirumah bos!"
"Kopi bekas kamu itu beda Yu, rasanya seperti 'anda menjadi superman'!"
Yuki geleng-geleng kepala, lalu diam "Dasar Bucin!" Umpatnya kesal, namun wajahnya juga merona. Termakan gombalan maut dari Leon. Bos besar sekaligus pacarnya itu.
"Pacar aku malu cieee!"
Kan, memang tidak tau malu. Tidak di tempat umum, di rumah. Dimanapun, Leon itu pasti akan tetap sama. Tapi, apalah daya Yuki yang sudah luluh dan terbiasa dengan sikap sosok lelaki satu ini?