Part 1

1861 Words
Mobil honda jazz berwarna merah sedang melaju dengan kecepatan di atas rata rata membelah jalanan ibu kota di tengah kemacetan hari itu Hingga 20 menit setelahnya gadis itu berhasil sampai dengan selamat meski berkendara dengan kecepatan yang sangat tidak normal. Ia bahkan nampak tidak perduli meski itu membahayakan nyawanya dan orang orang sekalipun, selama ia bisa sampai di tempat tujuan dengan cepat ia tidak perduli bahkan ketika ia di teriaki polisi pun ia sama sekali tidak perduli. Toh setelahnya akan ada Papahnya yang selalu menghargainya dengan uang, bahkan anak nya sendiripun akan selalu di hargai dengan uang yang dia miliki TIN..  TIN.. "Mang ujang bukain dong mang!" Teriak Audrey dari dalam mobilnya "Aduhh neng Audrey...kenapa terlambat terus neng, nanti mang ujang bisa dimarahin kalau ketahuan bukain neng Audrey pintu gerbang terus," Sebenarnya sudah biasa jika Mang ujang selalu membukakan pintu untuk gadis yang bernama Audrey itu dengan sukarela, yang jadi masalah adalah hari itu yang giliran mengawasi murid terlambat adalah Bu Lilis--si guru kiler. Mang ujang hanya takut ketahuan jikalau ia membukakan pintu untuk gadis itu "Nggak papa mang, Nggak ada yang liat nih. Ayo buruan mang nanti ketahuan!" Teriak Audrey lagi "Yasudah...tunggu sebentar neng," Menghela nafas akhirnya Mang ujang memilih mengalah saja, gadis itu tidak akan pernah beranjak dari tempatnya selama Mang ujang belum membukakan pintu Entah itu kapan Mang ujang akan selalu membukakan pintu untuk Audrey setiap kali gadis itu terlambat seperti sekarang. Meski Mang ujang tahu itu tidak boleh tetapi Mang ujang juga tidak tega jika harus melihat gadis yang selalu menunjukkan senyum lebarnya itu di hukum setiap pagi, belum lagi jika lapangan masih di penuhi daun kering semakin bertambah pula hukumannya. Bukan Mang ujang takut pada Audrey, hanya saja gadis itu sudah sering memberikannya makan atau bahkan terkadang memberikan sedikit uang jajannya untuk Mang ujang membeli makanan sendiri. Jika dikatakan Audrey sengaja memberikannya hanya demi di buka kan sebuah gerbang maka itu salah, siapapun bisa melihat ketulusan gadis itu ketika sedang membantu orang, meski ia selalu menjadi langganan tetap ruang BK tak urung hal itu membuatnya berhenti di sukai banyak orang karena sisi baiknya yang lain  "Makasih ya Mang ujang." Audrey tersenyum lebar yang di jawab Mang ujang dengan anggukannya Selesai memarkirkan mobil, Audrey berjalan dengan langkah ringan menuju kelasnya. Gadis itu benar benar sangat tidak takut andai ketahuan guru pengawas, entah nyawanya ada berapa "Aduh...mati gue! kenapa tu guru jadi ngawas nya didepan kelas gue. Masuk lewat mana nih?" Tanya Audrey pada dirinya sendiri sambil berusaha menyembunyikan tubuhnya agar tidak terlihat Bu Lilis yang saat itu sedang berdiri di depan kelasnya Di luar dugaan--pasalnya jika jadwal guru itu yang mengawas, dia akan mengawas didepan loby dan Audrey akan masuk lewat pintu kantin yang ada di samping, tapi jika guru itu mengawas didepan kelasnya seperti sekarang Audrey akan sulit masuk ke kelasnya. Tampak nya guru itu sudah mulai hafal pergerakkan Audrey selama ini Namun sekejap saja otak nya yang licin seperti belut itu sudah menemukan jalan masuk baru menuju kelasnya--jendela. Tersenyum penuh arti Audrey berjalan sambil mengendap ngendap menuju ke arah samping kelas, sayangnya tanpa Audrey sadar Bu Lilis melihat itu semua Bagai mendapat petir di siang bolong tiba tiba Bu Lilis berteriak mengeluarkan suaranya yang sangat merdu mengalahkan suaranya Judika. Audrey bahkan yakin Judika akan menangis mendengar itu "AUDREY MAU KEMANA KAMU!" Sekejap saja suara teriakan itu kini telah berlari mengejar Audrey yang saat itu sudah jauh berlari dengan kecepatan penuhnya  "Pakek ketahuan lagi!" Audrey terus saja berlari di sepanjang koridor tidak perduli dengan banyaknya kepala yang mengintip lewat jendela. Mungkin bagi mereka pemandangan seperi itu sudah biasa, tetapi entah kenapa saat saat seperti itu tidak boleh sampai terlewatkan--bagaimana tidak setiap kali Audrey dan guru itu melakukan balap lari setelahnya pasti ada saja hal lucu yang terjadi, entah itu Bu Lilis yang tiba tiba terduduk di tengah koridor, atau Audrey yang memanjat ke atas pohon, bahkan pernah sampai Bu Lilis dan Audrey terjebak dalam satu pohon yang sama, benar benar pemandangan yang sangat menghibur "BERHENTI KAMU AUDREY!" Teriak Bu Lilis sambil terus berusaha mengejar Audrey tiba tiba... BRUK "Aww...aduh...siapa sih yang ngepel lantai pagi pagi gini. Kurang kerjaan bener!" Audrey meringis, tangannya mengusap p****t yang terasa kebas karena terpeleset dengan posisi pantatnya mencium lantai lebih dahulu Masih sambil meringis Audrey berdiri, menepuk nepuk p****t roknya yang sedikit kotor akibat terjatuh barusan Hingga tiba tiba Bu Lilis berdiri di hadapan Audrey sambil berkacak pinggang, wajahnya yang semula seperti kehabisan nafas itu nampak tersenyum sinis menatap murid di depannya itu "Eh.. ehehehe.." Audrey nyengir menatap Bu Lilis sambil menggaruk tengkuk lehernya yang sama sekali tidak gatal "Mau lari kemana lagi kamu Audrey? Kali ini kenapa lagi kamu terlambat?!" "Anu bu itu tadi...bantuin bibi beres beres rumah," Bohong Audrey sambil nyengir kuda  "Alah kamu itu banyak alasan, sudah kelas berapa kamu sekarang Audrey? kamu itu sekarang sudah kelas 12! Belajar yang benar jangan buat masalah terus. Capek ibu menghukum kamu kalau kamu nggak ada kapok kapoknya kayak gini!" "Bu, nih ya kalo sekolah itu nggak ada masalahnya ya nggak asik bu...misal nih misal, misal hidup ibu nggak punya masalah pasti bakalan hambar. Hidup itu harus dinikmati bu." "Aduduh bu...bu! sakit bu!" Audrey meringis, Bu Lilis menarik kupingnya benar benar sangat tidak berprikemanusiaan "Kamu ini ya! sekarang kamu lari di lapangan sepuluh kali!"  "Ibu gimana sih saya kan belum sarapan, nanti kalau saya kenapa napa gimana? Emangnya ibu mau tanggung jawab? Nggak siap kan pasti?" Audrey berbohong, jelas saja tadi pagi ia sudah sarapan. Audrey sudah tahu ia bakal di hukum, cari mati namanya jika ia tidak makan dulu sebelum menjalani hukuman hari itu "Salah sendiri kamu nggak sarapan, sudah jangan banyak protes. Mau lari atau bersihin toilet?" Ancam Bu Lilis "Dihh ibu senengnya mainnya di toilet." Meski begitu Audrey tetap melangkah lesu kearah lapangan basket, tas merahnya ia taruh di bawah ring basket kemudian melaksanakan hukuman larinya dengan wajah tidak berdosa Hingga 15 menit setelahnya ia masih terus berlari ditengah lapangan yang sangat panas akibat teriknya matahari, peluh pun tak berhentinya bercucuran dari kening hingga lehernya, namun meski begitu sama sekali tidak membuat Audrey terlihat jelek, malah semakin membuatnya tampak terlihat cantik dengan pesonanya sendiri Audrey menoleh ke arah koridor di sampingnya. Di rasa Bu Lilis tidak memperhatikannya lagi, Audrey menghentikan larinya, padahal ia baru lari sebanyak enam kali. Masa bodo Audrey sudah tidak tahan kepanasan di bawah teriknya sinar matahari, yang benar saja pelajaran olahraga sekalipun Audrey jarang masuk, sekarang malah ia berlari sendiri di lapangan, lebih baik Audrey duduk di kantin makan, kenyang, terus tidur Sepanjang melewati koridor, gadis itu nampak di perhatikan seluruh pasang mata disana. Jelas, siapa juga yang tidak menengok dua kali pada si biang onar itu. Audrey risih juga sebenarnya tapi mau bagaimana lagi mereka juga punya hak untuk melihat siapa saja yang ingin mereka lihat Walau Audrey suka membuat masalah tetap saja banyak yang menyukainya, selain karena ia cantik, juga karena sikapnya yang memang baik kepada siapa saja, jelas saja hal itu membuat para murid disana menyukai Audrey, meski wajah wajah wajah tak suka masih tetap ada yang meliriknya sinis terang terangan, Audrey tidak perduli toh mereka juga tidak memberinya makan. Audrey selalu terlihat ceria di setiap keadaan padahal ia sering di hukum, namun tetap sedikitpun ia tidak pernah menunjukkan wajah sedihnya dihadapan murid yang ada disekolah, terkecuali pada kedua sahabatnya, itu pengecualian **** Audrey memasuki kelasnya dengan lesu, ia merasa sangat lelah. Andai saja insiden terjatuh tidak terjadi, pasti dari tadi Audrey sudah duduk di kelas dan tidur. Bukan malah berlarian mengejar bayangannya sendiri "Lo pasti dihukum lagi kan drey?" Tebak Keisha pada Audrey yang saat itu sudah duduk disampingnya Namanya Keisha--sahabat Audrey sedari SD sampai sekarang. Keisha tidak seperti Audrey yang suka melanggar aturan, hanya kadang kadang saja dia bolos itupun juga karena Audrey yang mengajak--tidak Audrey tidak pernah memaksa hanya menawarkan, jika mereka tergiur bukan salah Audrey "Biasalah.. lagian kenapa tu guru tumben tumbenan mengawas di depan kelas. Biasanya kan kalau jadwal tu guru ngawas, ngawasnya di depan loby kei, sekarang kenapa jadi di depan kelas!" "Ya emang lo nya aja yang hoby telat drey. Lagian nih ya lo kan tau kalau guru itu hari ini ada jadwal mengajar di kelas kita, masih aja telat. Lo juga! Nggak ada kapok kapoknya buat masalah! Emangnya lo nggak capek apa setiap hari dapet hukuman terus?" Terang Keisha panjang lebar "Enggak," "Ck.. dasar. Yaudah temenin gue ke kantin yuk. Gue laper banget.." Bukanya mengiyakan gadis itu malah menelengkupkan wajahnya ke atas meja "Nggak ah males gue desak desakan, sama Luna aja sana!" Keisha hanya bisa menghela nafas berat, resiko punya teman sebangku pemalas seperti Audrey ya begitulah "Yaudah lah gue sama Luna aja, awas lo tiba tiba nongol sendiri di kantin." Satu lagi sahabat Audrey selain Keisha--namanya Luna, sahabat Audrey dari SMP sampai sekarang, sikapnya mirip mirip Keisha, gadis itu hanya akan membolos jika di ajak, itupun juga ia kadang kadang saja ikut membolos secara Luna itu lebih alim ketimbang Keisha apalagi Audrey **** Sejak tadi seluruh murid di kelas Audrey terus saja mengeluh tatkala mereka sedang belajar Bahasa indonesia. Bukan pelajarannya yang mereka keluhkan melainkan guru nya. Bagaimana tidak, sedari tadi cara guru itu menjelaskan sudah seperti mendongengkan para murid yang sudah memang sangat mengantuk, di tambah suara pelan dan lambat itu bagaimana tidak membuat menguap lebar KRING..  KRING.. "Yesss.. akhirnya gue pulang! Huh!" Teriakan Audrey terdengar paling keras di antara suara ribut ribut disana bahkan guru yang sudah bersiap keluar memegang buku pun sampai berbalik menatap gadis itu tajam "Hehe...saya sudah ada janji mau bantuin tetangga saya pindahan pak. Saya pulang duluan ya pak, dahh bapak ganteng.." Audrey pamit undur diri setelah menyalimi guru dari cerita dongeng tersebut, secepat kilat gadis itu bahkan sudah berlari bersama Keisha, sedang guru tadi hanya bisa menghela napas sambil geleng geleng kepala melihat kelakuan muridnya yang satu itu tidak habis pikir kenapa bisa di berikan murid sekalem itu "Buat apa susah, buat apa susah, susah itu tak ada gunanya ooo buat apa susah--" "Lo mah drey buat gue malu aja!" Setiap hari kerjaan Keisha selalu mengeluh, rasanya belum aja Keisha mendengar petir dengan kutukan dari orang tua di sekolah itu kabul--entah sudah berapa dosa yang Keisha punya selama berteman dengan Audrey "Abisnya guru itu nggak tau apa murid muridnya dah pada ngantuk semua. Gue mau bolos aja nggak bisa bolos! Sejak kapan coba tu guru tau trick trick bolos gue, serem amat." "Lunaa! Heloww ayo pulang!" Belum selesai rasa malunya Keisha, harus di tambah lagi dengan teriakan Audrey yang sedang menengok kedalam kelas Luna tanpa melihat seorang guru duduk disana dengan gerakkan anggun "Audrey!" Baru saja Keisha ingin tersenyum manis ternyata keburu guru itu mengeluarkan taringnya "Eh..ada ibu cantik toh, sebagai teman yang baik saya mau jemput teman saya yang paling jelek tuh bu. Jangan salah jelek jelek gitu juga teman saya!" Sambil menunujuk Luna Andai Audrey tahu rasanya Luna malu sekali mengakui gadis itu sebagai temannya "Bukan temen gue, bukan temen gue.." Yang di lakukan Luna hanya bergumam pelan sambil menggelengkan kepala berharap bayangan Audrey lenyap saat itu juga Usai Luna menyalimi guru disana, mereka bertiga--ralat mereka berdua berjalan dengan kepala menunduk menuju parkiran, rasanya Keisha dan Luna ingin sekali menukar wajahnya setiap kali keluar kelas bersama Audrey Sampai di parkiran, keduanya baru bisa mengangkat kepala lega. Audrey--si biong onar sudah duduk tenang di dalam mobilnya. Sedang Luna dan Keisha duduk di mobil milik Keisha untuk pulang bersama. Rumah Luna dan Keisha satu komplek hanya Audrey yang beda Komplek dan beda arah, karena hal itu pula Keisha dan Luna patut bersyukur, setidaknya cukup di sekolah saja mereka malu jangan nambah lagi di rumah "Duluan ya drey!" Pamit Keisha pada Audrey "Sip, hati hati.." 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD