bab.15a

525 Words
"Ayo pulang." Ajak Gerald pada Icha. Icha menggeleng. "Gak mau, nanti kalau bapak sakitin saya lagi susah. Saya harus cari tempat dan pekerjaan baru." Jawab Icha jual mahal. "Ya ampun ini anak, pengen banget dicium ya?" Ancam Gerald. "Jangan macem-macam saya banyak senjata disini." Ancam Icha balik. Gerald tertawa dan menciumi pipi Icha kecil, gemas akan tingkah wanitanya. "Kamu gak dingin pakai baju tipis begini? Apa jangan-jangan udah tahu aku bakal datang jadi pakai yang begini?" Goda Gerald pada calon istrinya. "Ngomong sekali lagi saya potong itu bapak!" Ujar Icha sebari melirik junior Gerald. Gerald megangga. "Astaga Icha tega banget kamu, ini kan buat ngehasilin anak kita sayang." Ucap Gerald dibuat-buat. Icha tertidur kembali, dirinya masih lelah karena seharian ini tak beristirahat. Tadi pagi sampai sore kliniknya sangat ramai. "Kenapa tidur sih?" Tanya Gerald ikut tiduran disamping Icha. "Capek, besok harus kerja." "Kata siapa? Toh aku udah kirim surat pengunduran diri ke dokter bryan Peter." Ujar Gerald dengan santai. "Apa?!" Icha kaget bukan main ketika Gerald bilang begitu disertai bukti nama lengkap bosnya. "Kenapa seenaknya sih?" Kesal Icha. "Kamu juga seenaknya tinggalkan saya sendiri dijakarta." Balas Gerald "Besok pokonya kita pulang Icha, atau kamu benar-benar mau saya perkosa sekarang?" Ancam Gerald pada Icha. "Gak kangen sama papa mama yang nungguin kamu di Indonesia?" Tanya Gerald mulai membujuk. Memegang tangan Icha lalu mengecup kecil bibir calon istrinya, Gerald mengajak Icha untuk tidur lebih dulu dan membawanya kedalam pelukan nya. "Enak kan saya peluk?" Tanya Gerald berniat meledek. Tak dapat jawaban ternyata memang Icha sudah tertidur sedari tadi. Pagi harinya, mereka sarapan diluar. Setelah mengonfirmasi segalanya Icha memutuskan untuk ikut Gerald kembali ke Indonesia. Setelah berpamitan dengan bryan dan beberapa teman nya disini, Icha dan Gerald memutuskan balik ke asal hari ini juga. "Siang nya mau jalan-jalan dulu?" Tawar Gerald. Icha mengangguk. "Saya belum pernah jalan-jalan disini, hidupnya kerjanya aja buat cari duit lebih banyak. Siapa tahu bakal melarikan diri lagi kalau disakiti untuk kedua kalinya." Sindir Icha. Gerald hanya tersenyum maklum, kadang bibir Icha pedas juga kalau sudah main sindir menyindir. Tapi ga tahu kalau masalah memuaskan nya diranjang sebentar lagi, sial bawahnya mengeraskan sendiri ketika membayangkan hal jorok bersama Icha, pikir Gerald. "Kenapa?" Tanya Icha melihat Gerald gelisah. "Buka apa-apa kok." Jawab Gerald sekenanya. *** "Mau tetap belanja?" Tanya Gerald yang sudah mulai bosan menemani sang calon istri meghabiskan uangnya. "Sampai uang bapak benar-benar abis saya baru mau berhenti." Sindir Icha. "Kamu ambil ATM saya juga gapapa nih cha. Toh kamu bentar lagi jadi istri saya.." balas Gerald tak mau kalah. Icha cemberut ketika mendengar jawaban Gerald yang menurutnya menyebalkan.  "Udah ga usah ngomong lagi, saya laper. Ajak saya makan saja." Pinta Icha kesal. Gerald tertawa kecil, Icha memang lucu kalau sudah ngambek. Mau nya makan terus pasti! "Mau makan apa? Ngemil atau makan besar?" Tanya Gerald perhatian sebari menggandeng mesra Icha. "Hm.. ngemil aja." Jawab Icha. "Ngemil? Kayak orang hamil aja. Jangan-jangan.. astaga kita kan belum ngelakuin itu? Apa jangan-jangan aku ga sadar ya tadi malam sangkin rindunya." Ledek Gerald yang membuat Icha semakin cemberut. "Jangan manyun gitu ah bibirnya, pingin aku makan aja rasanya." Bisik Gerald sebari mencuri satu kecupan di bibir Icha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD