bab.16a

562 Words
"Kenapa ke apartemen bapak sih?" Tanya Icha sedikit risih. Kekhawatiran akan Gerald yang selalu mengerjainya kapanpun dan dimanapun membuat nya panik kembali. "Apa pak Gerald sudah berubah?" Gumam iche pada diri sendiri. "Ya kan status kamu sebelum jadi istri sah saya, masih menjadi sekretaris saya Icha." Jelas Gerald. Icha memanyunkan bibirnya tanda kesal, tak sangka bosnya masih semenyebalkan ini.  "Jangan manyun begitu ih, mau bibirnya saya bikin tambah manyun?" Goda Gerald dengan senyuman m***m nya. "Eh mau apa?!" Icha terkejut bukan main ketika Gerald melepas kemeja nya dihadapan dirinya dengan tampang polos. Sedangkan Gerald sedang menahan tawanya, ketika melihat calon istrinya begitu panik melihat tubuh nya. Padahal Icha sudah sering melihatnya, tapi masih tetap tidak terbiasa. "Kalau kamu semakin mundur, aku berani ramal kamu terjatuh dikasur. Dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya .." Ujar Gerald semakin menggoda Icha. Awalnya Gerald hanya ingin membasuh tubuhnya yang lengket karena bekerja seharian. Tapi melihat tontonan asik wanitanya membuatnya sedikit b*******h untuk mengerjai Icha lagi dan lagi. Gerald mendekatkan diri pada Icha, sengaja memancing wanita itu sampai dilihatnya icha yang memejamkan matanya. Seulas senyuman Gerald keluarkan saat melihat itu, sampai terpikir olehnya apa bayangan yang saat ini ada diotak Icha. Gerald segera menghindar dari tubuh Icha, lalu masuk dengan tenang kekamar mandi. Icha mengintip sedikit lewat matanya yang mulai terbuka, lalu memukul mulutnya yang memonyongkan bibir sedari tadi setelah melihat Gerald yang masuk kedalam kamar mandi dengan santainya. "Astaga, apa aku terlihat ingin dicium olehnya?!" Ujar Icha dengan rasa malu. "Icha...!" Teriak Gerald dari dalam kamar mandi. "Apa pak?" Tanya Icha dari luar. "Saya ketinggalan handuk, tolong ambilkan." Pinta Gerald pada Icha. Icha segera mengambil handuk yang ada diatas meja. Lalu memberikan nya pada tangan Gerald yang sudah keluar dari pintu kamar mandi. Ingat! Hanya tangan nya saja. Fokus Icha! Belum sempat memberikan handuk pada Gerald tangan Icha ditarik masuk kedalam kamar mandi oleh Gerald. "Eh bapak mau apa?! Jangan macam-macam! Saya lapor polisi loh!" Ancam Icha yang sebenarnya tidak akan berefek apa-apa baginya. "Kenapa pejamin mata?" Ledek Gerald. Icha membuka matanya dan mengalikan pandangan nya. "Ba-bapak kan gak pake baju. Gimana saya melihat?" Ujar Icha tergugup. Gerald menahan tawanya.  "Mangkanya lihat dulu, aku masih pakai celana tahu." Bisik Gerald telat didepan telinga Icha. Icha melirik sebentar kebagian bawah Gerald. "Sekarang Bantuin saya keramas." Pinta Gerald pada sang sekretaris. "A-apa?! Keramas?" Tanya Icha mengulang lagi perintah Gerald. "Saya gak mau ulang dua kali." Ucap Gerald sebari menarik Icha untuk mengikutinya kedalam bath up. "Kalau kamu menolak keramasin saya, gak ada pilihan lain. Kamu harus mandi bareng saya." Goda Gerald untuk kesekian kalinya. Icha tak mau melawan Gerald, Karena ia tahu bosnya. Semakin dilawan semakin berani. "Iya saya keramasin, lagian bos kan bisa keramas sendiri." Ujar Icha yang masih menganggap calon nya ini hanya sekedar bosnya. "Kamu gak lihat tangan saya?" Tanya Gerald sebari memberi lihat tangan nya dengan tampang yang menyedihkan. "Eh ini kenapa? Kok gak bilang ke saya?" Tanya Icha beruntun karena panik melihat tangan Gerald yang seperti tergores cutter. "Aku baru aja bilang ke kamu." Ujar Gerald dengan manja sekarang. "Kalau gitu setelah keramas, saya bantu bersihkan lukanya." Ujar Icha. "Ish, aku- kamu cha... panggilan yang sweet dong biar romantis. Sayang..." Goda Gerald dengan tingkat kemanjaan yang semakin menjadi. "Iya terserah kamu." Ucap Icha dengan cuek, tapi begitu bermakna bagi Gerald. Cup! Gerald mencium bibir Icha sekilas."Masih manis." Ujarnya dengan kekehan diakhir kata.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD