bab.7a

573 Words
Drtt... drttt.... Suara hp Icha berbunyi. "Ehm, siapa sih yang nelfon pagi-pagi?" Tanya Icha pada dirinya sendiri. "Hallo, siapa ya?" Tanya Icha setelah menjawab panggilan di hpnya. "Kamu baru bangun? Dan kamu gak tahu siapa yang saat ini menelfon kamu? Masih mau nanya lagi saya siapa?" "Eh, pak gerald kenapa telfon saya?" Tanya Icha panik sebari membangunkan badan nya. "Jemput saya dong!" Pinta gerald. "Saya kan gak bisa bawa mobil, naik motor mau?" Tawar Icha. "Jangan bercanda dong cha. Jas mahal saya bisa kusut nanti." Protes gerald. "Emang pak bos mau kemana sih, pagi begini?" Tanya Icha curiga. "Temenin saya ke Bandung hari ini, biasalah orang sibuk ada banyak pertemuan." Ujar Gerald yang terdengar menyebalkan ditelinga Icha. Icha mengangguk malas, seraya melihat jam di samping nya. Jam menunjukan pukul 4pagi dini hari. "Iya pak. Tapi saya belum mandi nih, ini juga baru jam 4 subuh" rengek Icha. "Biar gak macet, kita harus berangkat subuh." Ujar gerald. "Yaudah, oiya pak! Kemarin bapak yang gendong saya ke kasur ya?" Tanya Icha pada bosnya. Percaya tak percaya sih sebenarnya kalau gerald yang melakukan nya. "Bukan, kamu aja yang gak sadar kalau saya sebenarnya geret kamu semalam." Kata gerald sebari terkekeh karena ledekan nya sendiri. Kalimat terakhir yang Icha dengar dari gerald, kenapa terdengar sangat nyata? Icha merasa ganjal dan menoleh pada sisi kamarnya tepat di pintu kamar nya. "Bapak!" Panggi Icha dengan kaget. "Shut, jangan teriak-teriak sekarang. Nanti malam saja sama saya diatas kasur." Goda gerald sebari mengeluarkan seringai mesumnya. "Idih, m***m nya kumat." Protes Icha. "Kenapa bapak bisa ada disini?" Tanya Icha memicing curiga. Gerald tersenyum jahil ketika mendengar pertanyaan Icha, "Saya kan tidur sama kamu cha tadi malam, lupa?" Goda gerald. "Astagfirullah, bapak jangan bercanda ya." Ancam Icha pada bosnya. "Kamu gak percaya? Padahal saya gak bohong loh." Ujar gerald pada Icha sebari menampilkan senyum bodoh nya. "Bapak kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Icha tak suka. "Saya mengingat kejadian tadi malam cha, saat kamu peluk-peluk saya dan-, udah ah jangan dibahas. Nanti kamu malu lagi. Sekarang kamu mending siap-siap!" "30 menit lagi kita berangkat, saya udah buat roti panggang untuk sarapan, dibawah." Ucap gerald panjang lebar. 20 menit kemudian. Icha sudah selesai mandi dan bersiap diri. "Kamu gak lupa siapin baju saya kan?" Tanya gerald yang berniat mengingatkan. "Udah pak, saya campur sama baju saya. Kemarin kan masih ada sisa jas sama kemeja kerja bapak dilemari saya." Jawab Icha. "Oke deh, ayo berangkat! Makanan nya dibawa ke mobil aja, biar makan disana." Ujar gerald sebari membawa sarapan Icha yang sejak tadi sudah ia bungkus untuk dimakan di mobil. Sesampainya dimobil, "Cha saya boleh nanya ke kamu?" Tanya gerald dengan random. "Ada apa pak?" Tanya Icha balik. "Itu tadi kamu bilang pakaian kita dicampur kan ya?" Tanya gerald lagi memastikan. "Iya, biar gak ribet dan berat bawanya. Bapak kan gak pernah mau bawa barang sendiri! Pasti saya yang selalu disuruh bawa." Ucap Icha yang mengeluh pada gerald. Gerald mengangguk, "Iya, tapi saya belom selesai nanya! Jangan dipotong! Gak baik kalau kamu suka memotong pembicaraan calon suami." Kata gerald meledek, tak lupa dengan kekehannya diakhir kalimatnya. Icha memutar bola matanya, dan berusaha untuk tetap bersabar menghadapi setiap tingkah laku bosnya yang tak ada habisnya, "Gak ada yang ditanyain lagi kan? Saya mau tidur." Ucap Icha yang berniat untuk mengakhiri. "Belum, satu lagi.  Itu berarti pakaian dalam kita juga ikut ke campur ya, cha?" Gak ada otaknya! Untuk apa menanyakan hal yang gak perlu? Dasar CEO otak m***m.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD