bab.8a

567 Words
"Bapak serius kita satu kamar?" Tanya Icha. "Iyalah, masa saya bercanda sih cha." Jawab gerald. "Jangan bercanda pak, gak lucu saya aduin sama mama bapak nih!" Ancam Icha. Gerald tertawa, "Kamu ngaduan banget sih sama mamah saya, caper nih sama mertua, kamu curang ya nyuri start duluan." Ujar gerald. Icha melongo tak percaya setelah mendengar ucapan bosnya, semangkin lama berkerja semangkin lama Icha pusing dibuat gerald. Icha akhirnya memutuskan untuk tak memperpanjang obrolan tentang itu, bisa panjang persoalan nanti. "Bapak kapan rapatnya?" Tanya Icha sebari merapihkan isi tas yang berisikan pakaiannya dan Gerald. "Malam ini cha, besok nya kita jalan-jalan ya?" Tanya gerald. Icha mengangkat satu alisnya, "Bapak mau ajak saya jalan-jalan lagi?" Tanya Icha balik. "Yang ini spesial, saya mau ngenalin kamu sama calon tunangan saya." Ujar gerald, yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Icha. "Eh?"  Icha baru sadar isi dari perkataan bosnya barusan, Calon tunangan? Bagaimana bisa? Setahu Icha, bosnya tak pernah berkencan sebelumnya, tapi bukan itu yang terpenting selain hatinya yang saat ini tengah merasakan sakit entah kenapa, rasaya sakit sekali sampai tak bisa berbicara. "Cha, saya mandi duluan ya" ujar gerald sebari bersiap memasuki kamar mandi. "Jangan lupa siapkan baju saya untuk malam ini, sebelum itu tolong carikan saya kaos santai lebih dulu." Ujar gerald mengingatkan, lalu memasuki kamar mandi. Icha masih dalam diam nya, dirinya sedang mencoba mencairkan suasana hatinya. Ia juga tengah mengingatkan dirinya agar tidak boleh membawa perasaan pada bosnya, sebari menyiapkan baju yang diminta bosnya. Setelah rapih, Icha menaruh satu style baju milik gerald dikasur bosnya. 25 menit kemudian, gerald keluar dari kamar mandi lalu disusul Icha yang masuk tanpa mengucapkan satu patah kata. Gerald yang menganggap bahwa sekretarisnya memang seperti itu, ya tak ambil pusing. 20 menit berlalu, Icha keluar dari kamar mandi dan melihat bosnya sedang berbaring sambil memainkan hp dikasurnya. "Eh udah keluar kamu? Pesenin saya makan dong." Pinta Gerald. Tak lama, Icha segera membuka aplikasi food online dan memesan satu set makananan untuk bosnya, entah mengapa ia sedang tidak napsu makan. 15 menit kemudian, makanan nya datang, Icha segera beranjak dari kasurnya dan menyiapkan makanan nya untuk diberikan pada gerald. "Ini pak, sudah saya siapkan." Kata Icha dengan raut wajah yang tak terbaca, Gerald menyadari ada yang salah pada sekretarisnya, Bisanya nya Icha cerewet atau bahkan membuat kejahilan untuk nya. Tapi yang gerald lihat sekarang hanya Icha yang sedari tadi berdiam diri. Gerald memperhatikan Icha yang saat ini memilih terbaring dikasur milik wanita itu dengan posisi membelakanginya. "Cha, kamu gak makan?" Tanya gerald yang baru saja menyadari sekretarisnya yang banyak makan tak ikut memesan makanan. Tak ada jawaban dari Icha,  "Cha?" Panggil gerald. "Saya lagi gak nafsu pak, saya tidur duluan ya." Jawab Icha dengan nada bicara yang terdengar lemah. "Kamu sakit, ya?" Tanya gerald sebari menghampiri Icha. Ia tak mungkin salah dengar, jelas sekali bahwa gerald mendengar lirihan dari mulut Icha. Dan jangan tanya apapun lagi tentang Icha, gerald tahu sekali kebiasaan sekretarisnya yang tak bisa tidur dengan lampu yang masih menyala. Gerald menaiki kasur Icha, persetan dengan semua nya gerald butuh Icha, kangen sekretarisnya yang selalu mengerjainya. "Cha, kamu kenapa sih?  Kalau ada masalah cerita sama saya saja." Ujar gerald sebari merengkuh badan icha dari belakang. Tak lupa mengecup kecil punggung Icha, Biarlah ia dibilang modus saat ini. Gerald hanya merasa tidak suka ketika melihat sekretarisnya tengah menangis. Gerald tak terima siapapun yang berani membuat Icha menangis, ia akan beri perhitungan yang setimpal!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD