bc

Rayuan Kekasih Mama

book_age18+
703
FOLLOW
7.7K
READ
like
intro-logo
Blurb

Ibunya memiliki kekasih setelah sang ayah meninggal merupakan mimpi buruk bagi Bella. Terlebih sang mama mengatakan bahwa mereka akan segera menikah. Ia sangat tidak rela posisi ayah yang sangat dicintainya harus digantikan oleh orang lain.

Saat pertama kali berkenalan dengan kekasih sang mama, Bella menangkap keanehan pada sosok pria itu.

Tatapan mata nya begitu tajam seakan mengulitinya hidup-hidup. Pria itu justru mengacaukan hari-harinya dan dengan jelas menunjukkan ketertarikan padannya.

(Mohon maaf cerita ini mengalami revisi)

chap-preview
Free preview
Satu
"Apa?!!! Sampai kapanpun Bella nggak akan pernah setuju mama nikah lagi" Guratan kecewa nampak jelas di wajah Bella saat untuk ke tiga kalinya sang mama Meminta izin padanya untuk menikah lagi. "Bell, Mama uda terlalu lama sendiri. Mama juga butuh kasih sayang" Ucap Marina sang mama sendu. "Baru 2 tahun ma, papa pasti kecewa mama berpaling dari nya secepat ini" Air mata akhirnya luruh menyusuri pipi tirus milik Bella. Ia teramat kecewa, menganggap kesetiaan yang mamanya miliki pada papanya hanya setipis kulit bawang. "Tapi mama butuh sosok yang bisa menopang mama, ada sudut hati mama yang terasa hampa" Marina mengiba. "Apa keberadaan Bella tidak bisa mengisi kekosongan hati mama? tidak bisakah kita hidup berdua saja saling melengkapi ma?" Marina masih terbilang muda, usia nya kini baru memasuki 40 tahun. Ia menikah saat masih kuliah dan berusia 20 tahun. Marina masih terlihat sangat cantik meski sudah berkepala empat. Tak heran banyak lelaki yang menaruh hati pada janda satu anak itu. "Bella, kamu hidup mama. Tapi ada tempat yang tidak bisa kamu isi sayang. Maafkan mama" Bella terduduk lesu, nyatanya percuma untuk melarang tekad sang mama yang sudah bulat. "Kalau memang keputusan mama tidak berubah, Bella tidak akan melarang. Silahkan lakukan kalau itu bisa membuat mama bahagia" Ucap Bella putus asa. "Kalau boleh, mama juga berharap kamu bahagia dengan pernikahan mama" Marina menatap penuh harap pada Bella. "Anak mana yang akan bahagia melihat posisi papanya sudah digantikan oleh orang lain di hati mamanya sendiri. Kasihan papa. Ia mencintai mama hingga akhir hayatnya, namun mama tidak bisa melakukan hal yang sama" Bella berlalu menuju kamarnya. Otak dan hatinya terlalu lelah menerima keputusan sang mama. Marina menghembuskan nafasnya perlahan. Jika bisa memilih Ia jugabtidak ingin jatuh cinta lagi, namun siapa yang bisa menghindar saat cinta telah memaksa masuk ke hatinya? **** Bella membuka matanya saat merasakan cahaya yang mengganggu lelapnya. Bella lupa jam berapa ia tertidur tadi malam. Setelah puas menangisi keputusan mamanya akhirnya ia tertidur karena kelelahan. ketukan pelan terdengar di balik pintu kamarnya. Bella tidak peduli, Ia masih tak beranjak dari posisinya. "Sayang buka pintunya, sarapan dulu ya" Suara lembut sang mama tak berhasil meluluhkan hatinya yang masih terluka. Bella masih setia dengan kebungkaman nya, ia mengeratkan selimut yang menggelung tubuhnya, mencari kehangatan yang telah lama hilang semenjak kepergian sang papa, sementara sang mama terlalu sibuk memburu kebahagiaannya hingga mengabaikan buah hati yang sangat membutuhkan keberadaannya "Keberadaan ku tidak membuat mama bahagia" bisik Bella lirih Terdengar langkah kaki perlahan meninggalkan kamar Bella, gadis itu menghela nafas, Air mata kembali membasahi pipinya. Sejak kecil ia tidak terlalu dekat dengan wanita yang telah melahirkannya itu. Pusat dunianya adalah sang papa, namun ketika laki-laki yang menjadi penopangnya itu pergi Ia beralih menaruh harapan pada Marina sang mama sayang wanita itu tidak menyambut harapan gadis itu. Bella meraih ponselnya di nakas saat benda itu berdering. "Ya Zell" Ucap Bella Serak saat panggilan dari Azell sahabatnya sudah tersambung. "Baru bangun lu? Parah banget jadi cewek oh em jii" Seperti biasa gadis itu selalu saja heboh. Bella menghela nafas lelah "Kenapa pagi buta gini nelfonin gue buruan ngomong" "Ey santuy girl, kok ngegas" Azell terkekeh "Pertama ini uda jam 9 bukan pagi buta lagi, kedua gue pengen minta tolong sma elu temenin gue nyari kado buat Andre" "Bukannya baru bulan kemaren Andre ulang tahun?" "Bukan buat ulang tahun, tapi anniversary honey" Bella manggut-manggut, Azell sahabatnya sudah menjalin kasih dengan Andre selama 2 tahun. Ia kadang iri pada Azell, ingin memiliki kekasih yang bisa memperhatikannya. namun begitu banyak laki-laki yang coba mendekatinya belum ada satupun yang berhasil mengisi hatinya. "Tapi ada syaratnya" Bella menyeringai. "Lu sahabat gue bukan sich Bell, masa minta di temenin doang pake syarat segala" "Nggak berat kok syaratnya, cukup traktir gue nyalon aja. Gue pengen potong rambut buang sial" "Iya dech iya, 2 jam lagi gue jemput" tut! belum sempat Bella menjawab Telfon sudah di matikan "Azell nggak sopan brengs*k!!" Maki Bella pada ponselnya. (Maaf cerita ini ditulis ulang, dan ada revisi)

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Daddy Bumi, I Love You

read
36.0K
bc

Turun Ranjang

read
585.7K
bc

Saklawase (Selamanya)

read
69.7K
bc

My Sweet Enemy

read
49.1K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
168.2K
bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
204.5K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
77.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook