Dinginnya pagi membuat seorang Gadis yang mulai beranjak remaja, sedang begelung mesra dengan selimut enggan membuka mata. Padahal jarum jam sudah mulai merangkak naik. Tak pelak membuat sang ibu berteriak untuk membangunkan gadis tersebut.
"Renataaa.. banguuun.. udah siaang.. mau ke sekolah jam berapa kamu?" teriak Ibunya dari lantai bawah.
Kamar Renata terletak dilantai dua. Rumah Renata bukanlah rumah besar nan mewah, rumah Renata berupa rumah berlantai dua dengan gaya minimalis namun terlihat elit, rapi, bersih dan asri.
Karena lama tak kunjung menampakkan batang hidungnya, akhirnya sang ibu menyusulnya ke kamar. "Ree.. banguuun udah jam setengah delapan ini, kamu mau masuk sekolah jam berapaa haaah?" Geram sang ibu sambil berkacak pinggang di samping kasur.
Sontak mata Renata membola mendengar teriakan mama.
"Huaaa.. yg bener, Ma?"
Panik, Renata langsung menendang selimut.
"Mama kok ga bangunin Renata siih dari tadi, Renata kan jadi telat niih." teriaknya sambil berlari menuju kamar mandi yang ada didalam kamar.
Ibunya terkekeh memandang anak gadisnya yang berlari kedalam kamar mandi.
Sang ibu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri sulungnya, "Mama udah bangunin kamu dari tadi ya, kamunya aja yang gak denger." Jawab Mama seraya beranjak dari kamar anak sulungnya.
Dimeja makan..
"Maa.." Rengek Renata. Sang ibu hanya tersenyum geli ditempatnya.
"Mama kok tega sih sama Renata?" ucapnya dengan nada sedikit merajuk dan bibir mengerucut sambil menuruni anak tangga. Nampak sang ibu sedang menyiapkan sarapan dimeja makan yang terletak dekat dengan tangga.
Renata sudah berpakaian sekolah rapi lengkap dengan tas selempangnya. Renata sangat nyaman menggunakan tas selempang kalau pergi sekolah.
"Ya salah kamu sendiri susah banget bangunnya."
"Tapi kan ga bohongin Renata juga kali ma, ini baru jam tujuh mamaa." Sungut Renata manja.
Seketika sang ibu langsung tertawa terbahak-bahak. Ibunya sangat puas menjahili putrinya, ibunya membangunkan Renata tadi tepat di pukul setengah tujuh pagi.
"Renata kan semalam abis begadang, ma, ngerjain tugas, makanya ni mata susah banget meleknya." ucap Renata seraya mengambil nasi goreng buatan sang ibu.
"Ya udah maaf, tapi kamu jangan keseringan begadang loh, gak baik buat kesehatan."
"Iya mamaku sayaaang." jawab Renata dengan senyum mengembang.
By the way, kita belum kenalan ya?
Namaku Renata Kinanti Safaraz, biasa dipanggil Renata. Putri sulung dari dua bersaudara. Mamaku memiliki usaha toko kue yang sudah didirikan sejak Mama dan Papa menikah dimana Mama memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan kantorannya dan memilih membuka bisnis toko kue yang sekarang sudah memiliki beberapa cabang dan Papaku seorang Pegawai Negeri di sebuah Kementerian. Adikku masi duduk dibangku SD kelas dua. Usia kami terpaut 5 tahun. Saat ini aku masih kelas satu SMP. Aku sedang semangat-semangatnya sekolah. Ssttt... ini rahasia antara kita aja ya. Bukan apa-apa, aku semangat karena ada seseorang yang bikin aku selalu bersemangat saat hendak berangkat sekolah. Biasa anak ABG haha. Entah ini namanya cinta atau hanya sekedar mengagumi, yang jelas Dia selalu membuatku bersemangat kesekolah.
****
Di lain tempat..
"Kamu udah bangun? Nih Nenek udh siapin kamu sarapan." ucap sang Nenek sambil tersenyum.
"Iya Nek, terima kasih."
Dia Dimas, anak kedua dari tiga bersaudara, dia tinggal bersama sang Nenek, dia bukannya tidak punya orang tua, bukan pula anak yg terbuang, tinggal bersama neneknya karna ingin menemani sang Nenek yang tinggal sendirian semenjak ditinggal Kakek. Orang tuanya sejak lama sudah bekerja dan tinggal di Semarang.
Ketika Dimas lulus SD, Kakeknya meninggal. Dimas tak tega meninggalkan Neneknya hidup seorang diri di Jakarta, sedang sang Neneknya tak mau ikut tinggal bersama mereka di Semarang lagi karena ingin dekat dengan pusara Suami tercinta. Hingga, disinilah Dia berada. Melanjutkan Sekolah Menengah Pertamanya di kampung halaman sang Nenek di Jakarta dan jauh dari orang tua serta abang dan adiknya.
Tidak ada drama dipagi hari, Dimas anak yang mandiri dan disiplin, Dimas memiliki wajah yang tampan dan tubuhnya yang tinggi, bahkan masi SMP saja tubuhnya sudah nampak tinggi dibanding teman sekolahnya yang lain, dan juga Dimas dianugerahi otak yang pintar dan cerdas. Semenjak di sekolah dasar dia selalu mendapatkan rangking satu dikelasnya.
"Terimakasih Nek sarapannya, Dimas berangkat sekolah dulu ya, assalamualaikum.." ucap Dimas seraya mencium punggung tangan sang Nenek.
"Iya, walaikumsalam.."
***
Disekolah...
Seorang gadis remaja tampak clingak clinguk di depan pagar sekolah, namun bukan mencari sahabat geng nya, melainkan mencari asupan vitamin semangatnya dipagi hari. Dia menunggu pujaan nya hanya sekedar untuk melihat wajahnya sebagai vitamin semangat dipagi hari.
Lucunya ketika pujaannya sudah terlihat Dia malah memasang wajah cuek seolah tak peduli ketika sang pujaan semakin mendekat masuk kedalam pekarangan sekolah berjalan melewatinya. Dia masih berpura-pura clingak clinguk seolah sedang menunggu temannya, sungguh aneh tapi nyata.
____________
?New Revisi
haai selamat membaca yaa, semoga suka..
nantikan kisah selanjutnya.. terimakasih ?