Renata terengah - engah mengatur nafasnya yang tak beraturan. Renata berhasil melancarkan aksi langkah seribu. Namun tak berhasil menghidari ketiga sahabatnya. Bagaimana tidak, meski sudah berusaha menghidar tapi dia tidak bisa berbuat apa - apa lagi karena sudah dikepung oleh ketiga sahabatnya.
"kenapa lo lari Renataah?" tanya Bella dengan badan sedikit membungkuk sambil memegang d**a serta nafas yang tersengal sengal.
Renata pun dengan posisi yang sama tengah membungkuk mengatur nafas yang tersengal sengal. "Lah... kalian... kenapa... ngejar... ngejar... gue?!" tanyanya dengan suara terputus - putus.
Untuk beberapa saat mereka terdiam sejenak mengatur nafas yang saling memburu. Setelah dirasa nafas mereka sudah aman. Barulah mereka memulai percakapan kembali.
"Oke. Oke." tangan Flo terayun kedepan. "Jadi, silahkan, lo, cerita ke kita," lanjutnya.
"Cerita apaan sih guys?"
"Dih... Ampun, ya, ni anak, pura pura b**o lagi!" Ujar Bella gemas menjurus sebal.
"Ih... siapa yang b**o sih?"
"Eluu" jawab Bella, Flo dan Karin kompak. yang dibalas dengusan Renata.
Selama berteman, mereka empat sekawan para remaja ABG alias Anak Baru Gede itu, sangat jarang bahkan hampir tidak pernah membahas tentang cowok setiap kali berkumpul. Selalu nya yang menjadi bahasan mereka adalah tentang sekolah dan pelajaran. Meski mereka berempat selalu bersama tapi mereka masih berteman juga dengan teman sekolah yang lain namun tidak seakrab itu dengan teman cowok sampai saling sapa seperti yang dilakukan Dimas dan Renata. Tentu saja hal ini menjadi pertanyaan ketiga teman Renata. Bagaimana bisa Renata terlihat begitu akrab sedang selama berteman belum pernah sekalipun diantara mereka yg terlihat begitu akrab dengan teman cowok.
"Eng.. Maksud kalian tentang Dimas tadi?" tanya Renata dengan memasang wajah polos.
"Ya iya lah, kok bisa gitu? Maksud gue, sejak kapan kalian bisa akrab begitu?" Tukas Karin.
"Eng.. ituh, mungkin sejak kemarin?" jawab Renata ambigu.
"Kok mungkin? kenapa jawaban lo ngambang gitu?" Tanya Flo menggebu.
Akhirnya Renata pun memutuskan untuk menjawab rasa penasaran para sahabatnya. "Jadi kemarin sore gue nemenin nyokap belanja bulanan di supermarket-" Renata belum selesai bicara langsung dipotong oleh Bella, "Lah nyambungnya kemana antara belanja bulanan sama Dimas?"
"Gue belum selesai ogeb, denger dulu napa?" Berang Renata.
"Hehe... iya iya, gue mingkem deh, lanjut."
"Jadi, gak sengaja ketemu disana, nyokap Dimas sama nyokap gue saling kenal, dan saat itu Dimas juga lagi nemenin nyokap nya belanja, trus kita dikenalin deh sama nyokap kita."
"Dimas, nemenin nyokapnya belaja?" Tanya Bella takjub.
"Ya." jawabnya malas.
"Kok bisa? Maksud gue, dia kan cowok, mau banget gitu nemenin nyokapnya?" Lagi - lagi Bella merasa aneh ada anak cowok seusia mereka mau menemani ibunya belanja.
"Iya, dia itu disini tinggal sama neneknya, jadi dia lagi dijenguk sama nyokapnya, ah.. udah lah gue mau pulang, lagian kalian heboh banget sih cuma nyapa gitu doang juga." sungut Renata.
"hmmm... ya udah deh yuk lah pulang," kata Flo.
akhirnya empat sekawan itu pulang kerumah masing masing.
***
Dirumah Renata..
Renata tengah duduk di ruang keluarga sambil menonton. Tidak ada acara yang menarik untuk Renata tonton. Tak lama, ibunya pun ikut bergabung bersama Renata. Dari kejauhan, Diah sudah melihat tingkah anak gadisnya yang terlihat tengah bosan.
"Kamu kenapa nak? Mama perhatiin dari tadi lesu amat?" Sapa sang Ibu. Sontak Renata pun menoleh pada ibunya.
"Adek pulang nya kapan sih, Ma? Udah seminggu loh ini, apa gak apa - apa izin sekolah selama itu?" Adik Renata bernama Leonard memang sejak akhir minggu lalu ikut Kakek Nenek dari ayahnya pulang ke kampung halaman mereka di Riau untuk meninjau perkebunan sawit mereka disana. Rencana yang hanya 2 hari malah menjadi selama ini, sudah terhitung enam hari adik Renata serta Kakek dan Nenek nya berada di Riau karena ada permasalahan mendadak yang mengharuskan sang kakek turun langsung menyelesaikannya. Akhirnya diputuskan untuk stay sementara di Riau. Jadilah adik Renata bernama Leonard itu sudah seminggu lamanya berpisah darinya. Mereka sangat dekat, makanya Renata merasa sangat kesepian karena ditinggal adik kesayangannya itu.
"Mama udah izin kesekolah Leon kok Re, pihak sekolah juga sudah mengizinkan, mama yang datang langsung kesekolah Leon". Renata tampak mengangguk. "Kenapa? kamu kangen Leon ya?" tanya Diah menggoda.
Renata nyengir, "Iya dong, kangen jahilin dia." Diah tersenyum dan geleng - geleng seraya beranjak hendak kembali ke dapur, Ia berucap. "Giliran adek dirumah, kalian kayak tom and jerry. Jauh - jauhan gini malah dikangenin." Yang dibalas tawa meledek dari Renata.
drrt..drrt.. drrt..drrt..
Hp Renata berbunyi, Renata memandangi hp nya yang terletak diatas meja, ada nama Bella disana. Renata pun langsung mengangkat panggilan telepon dari Bella.
"Hal-" Belum sempat menyelesaikan, ucapannya sudah diserobot duluan oleh Bella.
"Ree, jjs bentar yuuk, ke Mall deket rumah lo deh, gue sekarang udah dijalan dari kantor bokap. Gue suntuk dirumah gak ada orang, yuuk jjs bentar yuuk, yah... yah... Masa gue ke Mall sama pak Pardi, kan gak lucu!" Serobot Bella mengoceh panjang lebar disana. Pak pardi adalah supir pribadi Bella yang mengatar dan menjemput Bella kemana pun.
"Sekarang banget nih?"
"Lah kalo entaran mah bakal jadi jjm kita, mumpung belum sore banget, Re, masi jam empat juga, masi keburu buat jalan jalan sore sebentar di Mall deket rumah lo, udah yuuk suntuk ni gue."
"Gue ijin nyokap dulu ya?"
"Iyah, pasti diijinin deh lo, kan bareng gue."
Bella memang sering menjemput Renata kerumah untuk jalan-jalan atau hangout bareng, Diah mengijinkan karena sedikit banyak sudah kenal keluarga Bella, dan Bella kemanapun pasti diantar supirnya. Jadi, Diah, ibu Renata, selalu tak keberatan jika anaknya diajak pergi Bella karena percaya mereka pasti tidak akan melakukan hal yang aneh - aneh.
Setengah jam kemudian mereka sudah tiba di Mall terdekat dari rumah Renata, tujuan mereka sebenarnya hanya menghabiskan waktu sore saja, karena memang mereka masih belum mengantongi jam malam oleh para orang tua mengingat usia mereka baru beranjak remaja.
Renata mengenakan kaos polos lengan pendek kesayangannya berwarna merah muda, dipadu dengan celana jeans panjang biru muda, sendal bertali berwarna hitam dan tak lupa tas selempang kecil sekedar tempat meletakkan Handphone nya dan beberapa lembar uang cash. Rambut hitam yang dikuncir ekor kuda menambah kadar kecantikan Renata yang memang sudah cantik, jangan lupa kulit putih mulus nya, membuat orang yang lewat akan melirik dua kali. Pun demikian dengan Bella, yang notabenenya memang berwajah western menurun dari sang ibu.
Tak pelak ketika mereka berdua berjalan banyak mata yang melirik. Tak terkecuali oleh trio anak muda remaja yang juga sedang menghabiskan waktu di sebuah Cafè didalam mall tersebut.
~Sang cinta mendekatlah..
malam menyanggupi jadi saksi...
hati kecil ku berkata..
i'm falling in love.. i'm falling in love..~
Lantunan merdu lagu Melly Goeslaw berjudul i'm falling in love menggema indah dipenjuru cafè bernuansa Cozy. Tiga anak remaja sedang duduk disana sambil mengecap minuman dan makanan yang telah mereka pesan.
"Eh.. itu Renata sama Bella bukan sih?" celetuk Dion dengan mata mengarah pada dua gadis cantik yag berjalan nun jauh disana.
"Iya tuh kayak nya." Balas Raka.
Sedang Dimas hanya memandang jauh kesana dengan salah satu tangannya bertumpu pada dagu.
*****
Renata berjalan santai didalam toko buku sambil melihat - lihat buku buku menarik yang ada di etalase. Renata tengah menunggu Bella yang tiba tiba ingat hendak membeli buku yang katanya sudah ia incar dari minggu lalu namun belum sempat membelinya.
"Re, kenapa kamu sendirian?"
Tubuh Renata menegang untuk beberapa saat, Renata tahu itu suara siapa. Jantung.. jantung.. tolong dikondisikan. Sontak Renata menoleh kebelakang.
Sekuat tenaga Renata mengatur ekspresinya agar tidak terlihat gugup dan salah tingkah. Namun Renata juga sedikit bingung dengan pertanyaan yang agak rancu. Renata sedikit memiringkan kepalanya seolah bertanya 'maksudnya?'
"Eh, tadi, aku liat kamu sama Bella."
Renata tersenyum "Ooh.. iya, Bella sedang nyari buku disana -seraya menujuk kebelakang- yaudah kita mencar deh." Jawab Renata berusaha sesantai mungkin. "kamu lagi nyari buku apa? Sendirian?" tanya Renata.
"Iya, ada buku yang mau aku cari, aku sama temen-temen aku."
"Trus temen kamu mana? kok sekarang sendirian?"
"Tem-" jawaban nya terpotong karena Bella datang menghampiri mereka. Mereka berdua sontak menoleh ke kanan.
"Loh.. Dimas? Disini juga?"
"Eh.. Iya" jawab Dimas kikuk. "Ya-Ya udah aku mau cari bukunya dulu". Dimas pun pergi meninggalkan Renata dan Bella.
"Aciiee.. ketemu Dimas!" ucap Bella seraya mencolek pinggang Renata dengan telunjuknya.
"Apaan sih Bel, udah ah, lo udah ketemu buku nya? pulang yuk?" Ucap Renata sambil menyeret Bella dari sana.
*Flashback
"Gue mau ketoko buku, lo pada mau ikut atau tunggu disini?" Ujar Dimas.
"Disini aja gue, mo ngadem."
"Gue juga."
"Ya udah gue tinggal sebentar"
Sebenarnya Dimas tidak benar - benar ingin ke toko buku, dia pun bingung kenapa ingin keluar dari cafè.
Sesampainya ditoko buku...
'Renata... kok sendirian? Kebetulan banget ketemu disini. Apa ini yang dinamakan takdir?' Batin Dimas.
Dimas berjalan masuk ke dalam toko buku dengan tatapan masih menuju pada Renata. Sudut bibir Dimas terangakat. 'Cantik' batin Dimas.
Ketika jarak mereka semakin dekat, "Re, kenapa kamu sendirian?"
Ingin rasanya Dimas memukul mulutnya yang keceplosan, Dimas sadar pertanyaannya ambigu banget! Membingungkan! Kalau begini bisa - bisa Renata bakal ngira Dimas sedang menguntit.
Renata tampak kaget lantas memiringkan kepalanya.
'Aduh tuh kan ketahuan' Batin Dimas. Dimas buru buru meluruskan ucapannya "Eh, tadi aku liat kamu sama Bella!"
"Ooh.. iya, Bella sedang nyari buku disana, yaudah kita mencar deh, kamu lagi nyari buku apa? Sendirian?".
'aku juga bingung, Re, kenapa ke toko buku' tentu ucapan itu hanya ada dalam batin Dimas saja. "Iya, ada buku yang mau ku cari, aku sama temen - temen aku."
Renata tampak melihat sekeliling..
"Trus temen kamu mana? kok sekarang sendirian?"
"Tem-" Omongannya terpotong oleh suara Bella.
"Loh Dimas? Disini juga?"
"Eh, iyah." Entah mengapa Dimas merasa semakin gugup. Dia merasa seperti orang yang sedang ketahuan ngumpet dari seseorang. Padahal kan enggak. "Y-Ya udah aku mau cari bukunya dulu". Dimas merutuki mulutnya yang tergagap sambil berlalu pergi.
Dari kejauhan Dimas dapat melihat Renata meninggalkan toko buku bersama Bella. Dimas membekap d**a kirinya dengan tangan kanan. "Gue kenapa?".
____________
Terima kasih yang sudah membaca, maaf yaa slow update
see you next episode
Jangan lupa vote dan coment nya guys.. ✌❤