bc

The Lost Cool

book_age16+
587
FOLLOW
1.9K
READ
possessive
mate
powerful
brave
confident
comedy
sweet
no-couple
humorous
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Menurut Angga Wiragaㅡ bisnis, keluarga, dan kehidupannya adalah yang terbaik. Tidak ada yang bisa merubah itu semua. Sebab Angga mencintai pekerjaannya, keluarga dan kehidupannya melebihi apapun. Tidak ada yang boleh mengusik ketiganya. Bagaimanapun caranya, ketiga hal itu adalah pedoman hidupnya. Karena menurut orang lain, Angga bagai sosok singa nyata dalam wujud manusia.

Tapi bagaimana jadinya jika ketiga itu malah menjadi hal yang terburuk? Fresya Friciana, gadis vietnam yang menjadi salah satu model di perusahaaan Angga berhasil membuat ketiganya menjadi hal paling terburuk. Gadis cantik dengan gayanya yang agresif benar-benar membangunkan sosok yang ada dalam diri Angga. Tapi bukan sosok singa seperti yang digadang-gadangkan kebanyakan orang. Melainkan sesosok kucing kecil yang penurut.

Bagaimana itu bisa terjadi?!

chap-preview
Free preview
Prolog
"Angga! Tôi mến bạn!" (Angga! Aku cinta kamu!) "Sinting!" Ujar seorang lelaki dengan jas hitamnya itu ketika wanita asal vietnam menyatakan cinta padanya dengan gamblang. "Angga, Ý tôi là nó!!" (Angga, aku sungguh-sungguh!!) Teriak gadis itu semakin menjadi. Angga berdecak, lelaki itu tak kuasa menahan rasa geramnya. Dengan modal sabar, Angga berjalan menjauh. Membiarkan gadis itu terus berbicara dengan bahasa daerahnya. Angga Wiraga, siapa yang tak mengenal lelaki dua puluh tiga tahun itu? Lelaki dengan kesuksesan yang menjulang tinggi. Tubuh jangkung yang disertai otot terjaga, semakin membuatnya terkenal dikalangan kaum hawa. Sosok yang selalu digadang-gadangkan menjadi 'the cool man' tahun ini. Berbeda dengan para artis papan atas atau boyband negara ginseng, Angga memiliki penggemar yang nyaris semuanya adalah ibu-ibu. Bukan berarti karena Angga suka dengan yang lebih tua, a.k.a menjadi sugar baby dari mommy. Akh! Menjijikan. Angga disukai para ibu karena dirinya yang cocok menjadi kandidat menantu idaman. Kaya, tampan, berbadan bagus dan pintar tentu saja menjadi incaran. Belum lagi tahun ini lelaki itu resmi menjadi penerus perusahaan Papanya. Perusahaan yang bergerak dalam bidang properti dan travel. Memang bukan perusahaan yang sangat besar, namun bisa menurunkan kekayaannya sampai tujuh turunan. Lantas, siapa yang enggan setelah mendengarnya bukan? Tapi anehnya baru kali ini Angga merasakan yang namanya risih. Merasa tak suka dikejar-kejar namun menikmatinya. Merasa sungkan didekati, tapi senang saat diperhatikan. Merasa tidak enak saat dikirimi banyak makanan, tapi tetap dimakan. Angga benar-benar tidak tahu apa yang ia alami saat ini. Tapi itu cukup mengganggu untuk hidupnya. Sebab, sosoknya yang 'tertutup cangkang' mungkin akan terlihat sebentar lagi. Dan pelakunya tak lain adalah gadis tadi. Nguyen An Giang. Atau nama panggungnya adalah Fresya Friciana. Gadis asal Vietnam yang lahir dua tahun lebih muda dari Angga itu tidak pernah berhenti mengejarnya. Entah apa sebabnya Fresya sampai mengikutinya segigih ini. Padahal dirinya sudah mengatakan apapun yang ia bisa agar Fresya tidak lagi mengikutinya. "Angga! Tunggu!" Jerit Fresya lagi. Satu hal yang pasti, Fresya adalah gadis yang aneh. Benar-benar aneh. Apa sih yang sebenarnya Fresya cari dari sosoknya?! "Bisa diem, gak?!" Sentak Angga tak tahan. Sudah beratus-ratus cara Angga lakukan agar bisa terpisah dari gadis aneh ini, tapi semuanya seperti tidak mempan. Gadis ini masih gigih mencarinya dan mengganggunya. "Gak bisa. Angga ganteng, Fresya suka," jawab gadis itu polos. Tuhan, bantu Angga agar terlepas dari gadis ini!! *** "Lo abis ketemu Fresya?" Angga menggumam kecil. Tangannya terulur mengambil satu kotak rokok yang tersimpan di atas meja. Membukanya dan mengambil satu batang dari sana. Tak lupa pematiknya ia keluarkan dari kantung jas guna menyalakan rokok yang berada di antara kedua bibirnya saat ini. "Tapi Fresya ganteng, Bang." "Cantik, pinter!!" Ralat Angga kesal. "Ciee.. ngaku kalau Kak Fresya cantik." "Apaan pake Kakak?! Sejak kapan jadi Kakak lo, huh?!" Marah Angga seraya menunjuk salah satu adiknya yang kini tengah tertawa santai. "Panggil namanya aja kan bisa!" "Susah, Bang namanya." "Orang namanya Fresya doang," jawab Angga kesal. Lelaki itu menghirup asap nikotin secara perlahan. Tak lupa ia mengeluarkan asap itu lewat mulutnya. Beberapa kali juga ia keluarkan lewat hidung. "Bang, kalau dipikir-pikir, kasian juga kalau nanti Kak Fresya dapet Abang." Angga sontak mengangkat kepalanya. Ia menatap salah satu adiknya dengan kesal. "Apa maksudnya? Harusnya lo kasiannya sama gua, dong!" "Otak lo kan bagusnya cuman di kantor aja. Di rumah mah kagak ada bener-benernya. Iya kan, Pa?" Pria paruh baya yang baru saja datang dan melepas jasnya itu mengangguk semangat. Setuju dengan apa yang baru saja anaknya katakan. "Iya. Kan cebong Papa yang satu ini emang harus rukyah kalau di rumah," jawab pria itu santai. "Gini-gini juga Papa bangga, kan? Secara cebong pertama Papa gak gagal. Iya, kan? Gak kaya dua anak itu. Bener, kan?" Ujar Angga penuh rasa percaya diri. Farhan Rajendra. Pria berumur 40 tahun itu adalah ayah dari sosok Angga Wiraga itu mengangguk semangat. "Iya. Kamu cebong Papa paling tokcer. Lumayanlah.. usahannya juga paling semangat," jawab Farhan. Tangannya merangkul bahu istrinya yang baru saja duduk di sebelahnya. Ikut menimbrung dengan obrolan tak jelas keluarga kecil mereka. Kedua gadis yang tengah mengunyah kacang sontak mendengkus sebal. Cara mereka membuat Angga berubah pikiran dan merasa tertekan gagal sudah. "Oh iya! Pasti! Liat aja bentukannya. Paling sempurna!" Ujar Angga bangga. Farhan mengangguk sekali. "Sayangnya isi otaknya tidak sempurna," ujar pria itu santai. Yang dihadiahi tawa kencang anak-anaknya. Angga mematikkan rokoknya dengan menekan ujung rokok tersebut pada asbak. Merasa dicurangi dengan kasar. "Baru dibawa ke atas langit, udah dijatohin aja." Delana Wiraga. Wanita berumur 40-an itu ikut tertawa. Ibu dari 4 anak yang kini tengah duduk bersama diakuinya itu hanya bisa menggeleng tak percaya. "Bang, tau gak?" "Nggak, Ma," jawab Angga cepat. "Ish! Mama belum ngomong!" "Itu udah. Tadi juga ngomong 'Bang, tau gak?' Gitu.." jawab Angga lagi. Kali ini dengan nada tengilnya. Dela-- sang mama langsung menghadiahi cubitan super pedas pada anaknya. Angga hanya meringis kecil sebelum kembali tersenyum. Ia menikmati acara seperti ini. Walaupun nanti ia banyak dicubit atau kena tampar di paha oleh Papanya, yang terpenting mereka semua merasa bahagia karenanya. Karena keluarga adalah salah satu hal yang paling Angga perlukan dalam hidupnya. Tanpa keluarga, Angga tidak bisa berada di posisi sekarang. Tanpa dukungan mereka, Angga tidak bisa mencapai kesuksesaan seperti saat ini. Tanpa kehadiran mereka, sudah pasti Angga tidak akan ada di dunia. Momen kecil yang menurut orang tidak penting, justru itu adalah hal yang menjadi energi untuk Angga. Entah dari dulu ataupun saat ini. "Kemarin Mama dapet laporan dari Om Cahya! Kamu inget Om Cahya, kan?" Ujar Dela memulai kembali cerita yang sempat ia akan bicarakan tadi. "Tau. Yang botak, kan? Yang cling banget itu?" Tebak Angga dengan santai. Dela menepuk paha anaknya sekali. "Hus! Kalau ngomong itu! Dijaga!" "Ya kan emang gitu kenyataanya, Ma. Lagian itu juga bagian spesifiknya, kan?" Angga tertawa pelan melihat sang papa yang malah mengangguk setuju seraya menunjukkan ibu jarinya semangat. "Iya, iya. Dia bilang gini sama Mama. Masa anak kamu kaya orang gak punya perasaan di luar, tapi pas di dalem rumah udah kaya rumah gubuk. Humornya reot banget. Bener kamu kaya gitu?" Tanya Dela tak percaya. Matanya menyipit menatap intens ke arah Angga. "Ng-nggak. Angga mah kaya gini. No hoax-hoax!" "Boong, Ma! Marsha liat sendiri waktu Abang sok cool. Pake mata tajem gitu, Ma. Sok-sokan kaya orang di drama korea gitu," sela adik pertama Angga. Marsha Ainisya Wiraga. "Kayanya kalau ada cewek nyantol, liatnya dari gaya Abang di luar. Kalau tahu di dalemnya kaya gini mana mau!" Benar. Seharusnya begitu. Dan itu juga alasan Angga berperilaku demikian. Agar tidak banyak perempuan yang mengetahui identitas dirinya. Tapi kenapa Fresya masih mengejarnya?! Sekalipun gadis itu tahu kalau ia sudah sebobrok gubuk reot sejak kecil?! Kenapa bisa gadis itu masih merasa suka padanya padahal tahu sosok Angga yang tidak biasa?! Bagaimana Angga harus menghadapinya?!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.2K
bc

My Secret Little Wife

read
97.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook