bc

Malam yang Tak Pernah Usai

book_age16+
337
FOLLOW
1K
READ
dark
reincarnation/transmigration
family
HE
time-travel
age gap
fated
opposites attract
friends to lovers
playboy
badboy
kickass heroine
single mother
heir/heiress
blue collar
drama
tragedy
sweet
bxg
lighthearted
serious
kicking
mystery
loser
campus
city
highschool
childhood crush
soul-swap
superpower
poor to rich
like
intro-logo
Blurb

Aurora punya segalanya. Tidak hanya cantik, pintar, kaya, dia juga berasal dari keluarga terpandang. Tapi siapa sangka, hidup sempurna itu cuma topeng belaka?Di balik senyum manisnya, ternyata Aurora tidaklah bahagia. Satu-satunya tempat di mana dia bisa merasa bahagia hanyalah dalam mimpinya.

Karena di sana, Aurora bebas menjadi siapa saja dan apa saja yang dia mau. Tidak ada yang bisa menghalanginya. Kini hidupnya penuh warna. Ditambah alam semesta membawanya bertemu dengan seorang lelaki yang berbeda dari siapapun yang pernah ia kenal. Bima yang hangat, perhatian, seolah diciptakan hanya untuk menyembuhkan lukanya.

Namun sosok Bima yang ia dambakan apakah nyata atau hanya mimpi semata? Jika mimpi, akankah Aurora memilih untuk tertidur selamanya?

chap-preview
Free preview
Bab 01 - Awal Dari Mimpi
"Mamah, Papah, aku berangkat ke kampus dulu ya," pamit Aurora. "Iya sayang. Kamu hati-hati ya. Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya," jawab Mamahnya. "Iyaa, Mahh." Dengan terburu-buru Aurora langsung pergi meninggalkan rumahnya begitu saja. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi dan Aurora ada kelas di kampusnya pagi ini. Di depan rumahnya sudah terparkir 3 mobil mewah di sana. Satu milik Papahnya, satu milik Mamahnya, dan yang satunya lagi milik Aurora. Aurora langsung masuk ke dalam mobil dan pergi ke kampus dengan menggunakan mobil miliknya yang diberikan oleh Papahnya. Setibanya di kampus, Aurora menjadi sorotan bagi teman-temannya. Bagaimana tidak, seorang mahasiswi baru sudah berani datang terlambat. Ditambah dengan mobil mewah yang dikendarainya membuat dia menjadi bahan pembicaraan pagi ini. "Itu kan Aurora. Anak baru jurusan hukum. Beraninya dia datang dengan santainya. Padahal sudah jam berapa ini. Tapi mobilnya mewah banget. Anak kampus sini ga ada yang punya sepertinya.” "Iya, beruntung banget dia." Semua orang pun saling membicarakan Aurora. Tetapi Aurora mengabaikannya begitu saja. Dia turun dari dalam mobilnya dan langsung menuju ke dalam kelasnya. Ketika Aurora hendak masuk ke dalam kelas, tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil namanya dari belakang. "Aurora.... Aurora..." Aurora tidak mendengarnya. Sehingga seseorang itu harus berteriak lebih keras lagi untuk memanggilnya. ”Aurora.. Bangun...” Ternyata lagi-lagi semua itu hanyalah mimpi. Semua tentang mobil mewah, kedua orangtua yang sayang dengannya, semuanya itu hanyalah mimpi. Aurora harus terbangun dari mimpinya yang indah ketika sang Nenek membangunkan dari tidurnya. "Astaga. Nenek bikin aku kaget aja." "Udah jam berapa ini. Bukannya kamu harus kuliah pagi ini?" "Iya, Nek. Ini aku langsung siap-siap." "Ya sudah kalau gitu. Nenek tunggu di ruang makan." "Iya, Nek." Aurora kini sudah terbangun dari tidurnya. Dia langsung terduduk di pinggir kasurnya. "Lagi-lagi itu semua cuma mimpi. Rumah mewah, mobil mewah, orangtua yang sayang sama gue. Kenapa semua itu terasa seperti nyata?” ucap Aurora sendirian. Setelah itu Aurora langsung pergi menuju ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke kampus pagi ini. Tetapi kenyataannya pagi ini Aurora pergi ke kampus tidak dengan menggunakan mobil mewah seperti yang ada di dalam mimpinya. Karena nyatanya Aurora hanyalah seorang wanita biasa yang hidup sangat sederhana bersama dengan sang Nenek. Pagi ini Aurora tidak akan terlambat datang ke kampus seperti yang ada di dalam mimpinya. Sehingga Aurora masih ada waktu untuk sarapan bersama dengan Nenek. Walaupun hanya dengan nasi sisa kemarin yang Neneknya masak dengan beberapa bumbu menjadi nasi goreng. Setelah itu Aurora berangkat menuju ke kampusnya dengan menggunakan mobil angkutan umum. "Ya ampun, udah panas, macet banget lagi," ucap Aurora di dalam hatinya. Aurora melihat ke arah sekitar angkutan umum itu. "Eh, stop pak, stop," teriak Aurora kepada sopir angkot itu dengan tiba-tiba. "Aduhh neng. Kalau mau turun jangan mendadak kaya gitu. Nanti saya yang diomelin karena berhenti mendadak." "Ya maaf Pak. Ini uangnya Pak." Aurora memberikan uang receh kepada sopir itu dan kemudian turun dari dalam angkutan umum. Suara klakson dibelakang angkutan umum saling bersautan. Karena ulah Aurora, sopir angkutan umum itu berhenti mendadak dan membuat kemacetan. Kini Aurora pun tiba di kampusnya. Kebetulan Aurora langsung bertemu dengan sahabat satu-satunya yang ia miliki, Gresa. Karena Aurora tidak mempunyai teman banyak di kampusnya. Alasannya karena Aurora dianggap orang yang aneh oleh semua teman-teman di kampusnya. Hanya Gresa yang mau berteman dengan Aurora dan bisa mengerti dirinya. Walaupun terkadang Aurora sering membuatnya kesal. "Gresa. Lu tahu ga?" teriak Aurora dengan sangat antusiasnya. "Apa?" "Gue akhirnya tahu siapa kedua orangtua gue." "Siapa?" "Mereka itu orang yang sangat sukses. Mereka juga sayang banget sama gue." "Hmm, mulai deh lu ngarangnya. Lu pasti habis nonton film kan kemarin makanya lu kebawa film?" "Engga. Gue ga habis nonton film sama sekali kemarin, Gres." "Udah lah ga usah kebanyakan halu lu. Yuk ah kita masuk aja ke kelas sekarang." "Ih siapa juga yang halu." Aurora memang sering menghubungkan mimpinya dengan kehidupan nyatanya. Contohnya seperti yang dia lakukan saat ini. Untung saja Gresa sudah tahu bagaimana sikap dan kepribadian Aurora yang dianggap aneh oleh banyak orang itu. Sehingga dia tidak ambil pusing dengan sikap dan ucapan Aurora kali ini. ****** Kegiatan belajar mengajar di kampus sudah di mulai. Tetapi Aurora justru lebih memilih untuk tidur di dalam kelas daripada memperhatikan mata kuliah yang sedang berlangsung. "Bosan banget kuliah kaya gini. Lebih baik gue tidur aja deh. Siapa tahu bisa lanjutin mimpi tadi pagi yang terhenti karena Nenek," ucap Aurora di dalam hatinya. Aurora mengambil posisi ternyamannya. Dia menaruh kepalanya di atas kedua tangannya yang di taruh di atas meja. Dengan alibi wajahnya ditutupi dengan buku miliknya seakan-akan dia sedang membaca buku tersebut. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Aurora pun tertidur. Baru saja Aurora tertidur, hebatnya dia bisa langsung mendapatkan mimpi yang dia inginkan. Apalagi sebelumnya Aurora sudah membayangkan kembali mimpi yang terpotong tadi. Mimpi itu pun kini dilanjutkan kembali olehnya. "Gresa," sapa Aurora. "Kenapa lagi??" "Biasa aja kali. Ga usah marah-marah gitu." "Yehh gua biasa aja ini. Gue mau ke kantin nih. Belum sempat sarapan soalnya. Tadi gue takut terlambat datang ke kampus." "Ohh yaudah yuk sama gue. Gue traktir deh." "Beneran lu?" "Ya beneran lah. Lu itu kan sahabat terbaik gue." "Okee kalau gitu ga akan gue tolak hahaha." "Hahaha. Yaudah, yuk." "Ayo." Sambil menunggu jam kuliah dimulai, Aurora dan Gresa memutuskan untuk pergi ke kantin yang berada di belakang kampus. Kali ini Aurora akan mentraktir Gresa sebagai sahabat terbaiknya. Gresa bebas memilih makanan dan minuman apapun yang dia mau. Aurora tidak khawatir untuk membayar semua itu. Karena uang milik Aurora tidak ber seri. Alias sangat banyak yang diberikan oleh Papah dan Mamahnya. Ketika Aurora dan Gresa sedang makan bersama di kantin, tidak lama kemudian teman Aurora yang lainnya menghampiri mereka berdua. Gresa memang adalah sahabat terbaik Aurora, tetapi Aurora masih mempunyai teman yang lainnya selain Gresa. Dan masih banyak lagi orang-orang diluaran sana yang ingin menjadi teman Aurora. "Haii," sapa salah satu teman Aurora yang baru saja tiba di kantin. "Hai. Dari mana aja kalian? Baru kelihatan," jawab Gresa. "Biasa. Baru sampai nih kita." "Ah emang udah kebiasaan kalian datang telat," sambung Aurora. "Hahaha. Nah itu lu tau." "Makan, makan. Kalian udah makan belum? Kalau belum pesan aja mau makan apa." "Lu mau traktir kita nih ceritanya apa gimana?" "Iyaa. Sesekali boleh lahh." "Asik banget. Oke kalau gitu gue pesan ya." "Iya pesan aja sepuasnya." Akhirnya semua teman Aurora memesan makanan dan minuman yang mereka mau. Aurora memang terkenal sebagai wanita yang cantik, pintar, kaya raya dan baik dengan sesama manusia. Terutama dengan teman-temannya. Tidak heran jika banyak orang yang menyukainya. Aurora, Gresa dan ketiga teman yang lainnya menikmati sarapan mereka bersama di kantin. Hingga akhirnya tidak lama kemudian datang seorang wanita yang tidak mereka kenal. Tiba-tiba saja orang itu memukul meja yang ada di hadapan mereka. "Aurora. Aurora!!" teriak orang itu. Hingga akhirnya Aurora pun tersadar dari tidurnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

30 Days to Freedom: Abandoned Luna is Secret Shadow King

read
315.0K
bc

Too Late for Regret

read
319.6K
bc

Just One Kiss, before divorcing me

read
1.7M
bc

Alpha's Regret: the Luna is Secret Heiress!

read
1.3M
bc

The Warrior's Broken Mate

read
145.1K
bc

The Lost Pack

read
438.5K
bc

Revenge, served in a black dress

read
153.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook