- Semua yang remuk redam -

1868 Words

"Maaf, maaf...," Pak Marcel terus bergumam. Aku masih tidak menghiraukan. Terus saja memperbaiki selimut yang sedikit terbuka, karena gerakan kegelisahan. Terpaan angin di saat demam tentu terasa sangat menyiksa, bukan? Setelah dirasa cukup, aku hendak beranjak. Melanjutkan langkah menuju tujuan awal untuk mengganti pakaian di kamar. Dalam racauan, Pak Marcel mencekal lenganku dengan keras. Menariknya entah sadar atau tidak sadar. Tapi cukup membuatku terkejut setengah terlempar. Setengah mati kutahan badan agar tidak jatuh menimpa tubuh yang terbaring di tempat tidur. Genggaman tangan itu memang terasa lebih panas dari suhu tubuh normal. Mungkin obat yang dikonsumsi beberapa saat lalu belum bereaksi sepenuhnya. "Jangan pergi, maaf, Neng, maaf, tapi jangan pergi." Tubuhku bergetar h

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD